Jargon Empat Sehat Lima Sempurna, Riwayatmu Kini

0
653

Jakarta, CNN Indonesia — Gizi adalah salah satu faktor penting bagi kesehatan tubuh, sebab dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan teratur, tubuh kita akan menjadi lebih sehat, dan hidup sehat merupakan impian bagi semua orang.

Indonesia adalah negara yang beruntung, sebab sejak tahun 1950-an, telah dikembangkan sebuah pedoman untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, dengan slogan “Empat Sehat Lima Sempurna”. Siapa yang tidak mengenal slogan ini?

Sejak di bangku sekolah dasar, sebagian besar masyarakat Indonesia pasti telah diajarkan tentang pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan dengan pola ini.

Kini, slogan yang begitu akrab di telinga kita telah berubah kisahnya, sebab tak ada lagi Empat Sehat Lima Sempurna, melainkan berganti menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

Slogan empat sehat lima sempurna diciptakan oleh seorang ahli gizi Indonesia bernama Poorwo Soedarmono. Ia merupakan lulusan sekolah kedokteran STOVIA. Setelah lulus tahun 1927, ia kemudian melanjutkan studinya terkait bidang ilmu gizi di London, Manila, dan Harvard.

Ia disebut sebagai Bapak Gizi Indonesia dan telah diresmikan oleh Persatuan Gizi Indonesia (PERSAGI) pada 1969, karena sepak terjang dan dedikasinya dalam dunia ilmu gizi. Konsep Empat Sehat Lima Sempurna yang diusungnya adalah sebuah pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, serta ditambah dengan minum susu.

Masalah gizi di Indonesia adalah sebuah fenomena yang unik, di mana terjadi kekurangan dan kelebihan gizi secara bersamaan. Sesungguhnya, setiap orang memiliki kebutuhan konsumsi gizi yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, usia, dan aktivitas fisiknya. Hal ini belum diterapkan dalam konsep Empat Sehat Lima Sempurna, di mana hanya menekankan pada konsumsi makanan yang sehat dan bergizi ditambah dengan minum susu bagi semua orang.

Masalah fenomena gizi di atas membuat konsep Empat Sehat Lima Sempurna dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang.

Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Doddy Izwardi, dalam sosialisasi tentang Pedoman Gizi Seimbang (PGS) di Jakarta menjelaskan, bahwa ada empat perbedaan utama antara konsep empat sehat lima sempurna dan PGS.

Pertama, konsep empat sehat lima sempurna lebih menekankan makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu dalam satu paket makanan. Sedangkan PGS lebih menekankan pada struktur makanan yang bergizi, namun disesuaikan dengan kondisi fisik dan kebutuhan.

Kedua, dalam konsep empat sehat lima sempurna, susu merupakan kelompok makanan yang disebut sebagai penyempurna. Namun dalam PGS, susu dikategorikan dalam lauk-pauk atau buah-buahan, di mana perannya dapat diganti dengan jenis lain yang memiliki manfaat serupa.

Kemudian, ketiga, konsep empat sehat lima sempurna tidak menjelaskan porsi makanan setiap harinya yang harus dikonsumsi. Sedangkan PGS menjelaskan tentang porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap harinya.

Lalu yang keempat, konsep empat sehat lima sempurna tidak menjelaskan pentingnya minur air mineral yang cukup. Berbeda dengan PGS yang menjelaskan tentang pentingnya minum air mineral minimal dua liter per hari. PGS juga menjelaskan bahwa setiap orang perlu melakukan olahraga dan memantau berat badan ideal untuk mewujudkan hidup yang sehat.

Ditinjau dari segi sejarah, pada masa kebudayaan Indis, sebenarnya penyajian makanan atau disebut dengan rijsttafel pada umumnya telah bervariasi, seperti nasi, lauk-pauk, dan sayur-mayur (Rahman, 2011:57).

Hanya saja tambahan susu belum popular pada masa ini. Variasi hidangan makanan mulai popular pada 1930-an, di mana ibu-ibu rumah tangga mulai mempelajari dan membuat aneka masakan dari resep-resep yang ada di majalah Pedoman Istri, seperti sup ayam, daging sapi panggang, dan frikadel (Rahman, 2011:83-84).

Sudah menjadi suatu keharusan apabila Indonesia tetap menjaga kualitas makanan serta konsep pedoman gizinya, sebab dalam catatan sejarah, Indonesia bukanlah negara yang asing dengan variasi menu makanan, apalagi makanan yang biasa-biasa saja.

Empat Sehat Lima Sempurna kini telah disempurnakan menjadi PGS, dengan harapan dapat menjadi pedoman gizi bagi masyarakat Indonesia. Penyempurnaan konsep ini menjadi sebuah hal positif dan juga sebagai bentuk penghargaan kepada Poorwo Soedarmono yang telah mengembangkan ilmu gizi di Indonesia.

Selain dari berbagai macam pedoman yang ada, kesehatan tubuh terletak pada kemauan diri sendiri untuk mau menerapkan pola hidup sehat, sebab untuk menjadi negara yang kuat, diperlukan rakyat yang sehat. (ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20171018160949-436-249254/jargon-empat-sehat-lima-sempurna-riwayatmu-kini/

LEAVE A REPLY