Konsumsi Susu Dapat Kurangi Risiko Diabetes

0
175

Selain memenuhi kebutuhan kalsium dan baik untuk kepadatan tulang, susu ternyata juga dapat cegah penyakit tak menular, termasuk diabetes melitus. (Foto: Daria-Yakovleva/Pixabay)

Jakarta, CNN Indonesia — Selama ini, manfaat susu hanya diketahui sebatas memenuhi kebutuhan kalsium dan protein tubuh, serta baik untuk kepadatan tulang. Rupanya, berdasarkan studi, susu juga berguna untuk menurunkan risiko terkena penyakit tidak menular atau PTM, di antaranya diabetes melitus.

Hal tersebut disampaikan Marudut, ahli gizi sekaligus anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan Gizi, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi). Berdasarkan penelitian pada orang dewasa multi etnik kohort di Amerika Serikat diketahui semakin tingginya sirkulasi asam trans palmitoleat menjadi biomarker akan risiko diabetes yang lebih rendah.

Asam lemak trans palmitoleat merupakan salah satu jenis asam lemak trans yang terkandung dalam susu sapi. Selain penurunan risiko diabetes, studi kohort selama 7 tahun di Amerika Serikat ini juga menemukan terdapat penurunan trigliserida sebanyak 19 persen, penurunan insulin puasa sebanyak 9,1 persen dan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 2,4 mm Hg.

“Studi ini juga diperkuat metanalisis yang dipublikasikan pada 2015. Meta analisis me-review 50 penelitian dan hasilnya asam lemak trans khususnya asam lemak trans palmitoleat dapat menurunkan insiden diabetes melitus,” ujar pria yang juga dosen di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II ini, dalam Diskusi Cerdas Frisian Flag Seri 3 di Morissey Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (5/12).

Lebih jauh ia menjelaskan, susu murni mengandung 3-4 persen lemak, yang terdiri dari asam lemak jenuh sekitar 90 persen, serta sekitar 3,7 persen asam lemak trans dan 5,3 persen asam lemak tak jenuh. Menurut Marudut, asam lemak dalam susu tersusun atas rantai karbon ganjil yang jarang ditemukan pada bahan pangan lainnya.

“Asam lemak dalam susu ini unik dan kompleks sehingga membawa manfaat kesehatan bagi orang yang mengonsumsinya,” kata dia.

Asam lemak trans dalam susu dihasilkan melalui proses biohidrogenasi. Proses ini berlangsung alami dalam tubuh sapi di mana saat pakan dicerna, terdapat enzim pencernaan sehingga susu yang dihasilkan sapi mengandung asam lemak trans.

Proses ini akan berbeda dengan hidrogenasi. Proses hidrogenasi adalah proses penambahan atom hidrogen misalnya pada produk margarin. Proses yang berbeda, efek ke tubuh pun akan berbeda.

Manfaat tak tergantikan

Kandungan ‘unik’ susu sapi rupanya tak akan ditemukan dalam produk pangan lain. Asam lemak trans yang dihasilkan secara alami melalui proses biohidrogenasi hanya bisa didapat dari susu sapi.

Mereka yang tidak suka susu sapi atau alergi susu sapi tak akan memperoleh manfaat ini. Namun, Marudut menuturkan, ada bahan pangan yang punya kandungan mirip dengan susu sapi.

“(Susu sapi ini) enggak ada subtitusinya. Hanya yang mirip-mirip itu biasanya susu almond,” tambahnya.

Marudut mengatakan, manfaat susu tak hanya sebatas itu. Rupanya dalam meta analisis pada 2016 yang diterbitkan pada American Journal Clinic of Nutrition, menemukan bahwa konsumsi 2 – > 4 porsi susu akan menurunkan risiko CVD atau Cardiovascular Disease. Meta analisis melibatkan 10 penelitian kohort dengan partisipan sebanyak 46ribu lebih orang.

Ia berkata, kadang orang takut mengonsumsi susu karena kandungan asam lemaknya. Padahal, asam lemak dalam susu ini unik dan punya banyak manfaat kesehatan. Saking takutnya, orang memilih mengonsumsi susu rendah lemak atau low fat.

“Susu low fat itu diambil sebagian kandungan lemaknya jadi tersisa sekitar 1 persen saja, jadinya agak berkurang manfaatnya,” katanya. (rah/rah)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171205203851-255-260363/konsumsi-susu-dapat-kurangi-risiko-diabetes

LEAVE A REPLY