Mencegah Aksi Bunuh Diri di Objek Wisata Ketinggian

0
270

Jembatan Golden Gate di San Francisco, Amerika Serikat. (Thinkstock/Dynamic Graphics)

Jakarta, CNN Indonesia — Ketika karirnya sedang menanjak, personel SHINee Jonghyun memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri pada Senin (18/12). Hingga saat ini, belum diketahui lebih lanjut mengenai alasannya melakukan hal tersebut.

Tak hanya di Korea Selatan, fenomena bunuh diri juga menjadi isu kesehatan mental yang serius di banyak negara. Keprihatinan pemerintah ditunjukkan dengan membuat badan penanggulangan bunuh diri. Satu langkahnya ialah dengan melakukan patroli di sejumlah objek wisata dengan ketinggian yang curam, seperti jembatan atau tebing.

Jembatan Golden Gate di San Francisco, Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu lokasi favorit bunuh diri di dunia. Sejak dibangun pada tahun 1937, sebanyak 1.600 orang telah mengakhiri nyawanya di sana.

Selain Jembatan Golden Gate, sejumlah objek wisata ketinggian di negara lain juga menjadi lokasi favorit untuk bunuh diri, antara lain Tebing Lawyers Head di Dunedin (Selandia Baru), Jembatan Clifton di Bristol (Inggris), dan Jembatan Gateway Bridge di Brisbane (Australia).

Demi mengantisipasinya, pemerintah di sana kini membangun jaring pengaman dan menempatkan papan pengumuman larangan mendekati ketinggian, yang juga disertai boks telepon badan penanggulangan bunuh diri.

Sayangnya, Jembatan Golden Gate belum memiliki fasilitas penanggulangan bunuh diri seperti yang dilakukan negara-negara tersebut.

“Setelah adanya fasilitas tersebut, jumlah orang yang bunuh diri di sana memang menurun, walau kasusnya masih tetap terjadi. Pemerintah setempat perlu membuat fasilitas yang lebih menyeluruh,” kata Dr. Eric D. Caine dari Universitas Rochester Medical Center.

Caine menyarankan, akses menuju area berbahaya di objek wisata ketinggian seharusnya ditutup. Jika masih ingin dibuka, sebaiknya ada petugas patroli yang berjaga 24 jam.

Ia memberi contoh dengan penutupan area berbahaya di Beachy Head, tebing tinggi yang berpemandangan laut di Inggris.

Setiap tahunnya ada 16 kasus bunuh diri yang terjadi di sana. Namun, sejak jalanan menuju tebing ditutup pada tahun 2001, jumlahnya jadi berkurang.

“Kesulitan mengakses media atau lokasi untuk bunuh diri akan membuat orang menjadi berpikir dua kali dengan keputusan hidupnya, karena bunuh diri akan lebih mudah dilakukan jika media atau lokasi yang digunakan didapat dengan mudah,” kata Steven Vannoy dari Universitas Massachusetts Boston.

Fasilitas penanggulangan bunuh diri memang bisa dengan mudah dibangun. Tapi, Vannoy tetap menganjurkan agar orang-orang dapat membekali diri untuk mengetahui tanda-tanda seseorang yang ingin bunuh diri.

“Jika melihat seseorang yang terdiam dengan tatapan kosong terlalu lama di area berbahaya, sebaiknya segera datangi dan tanyakan keadaannya. Kalau jawabannya terasa aneh, jangan tinggalkan dia seorang diri. Pantau dari jauh atau langsung hubungi petugas keamanan,” kata Vannoy.

“Orang yang ingin bunuh diri biasanya mendatangi area berbahaya saat sepi. Kehadiran petugas patroli atau orang lain akan membuat konsentrasi mereka pecah dan jadi berpikir dua kali untuk mengakhiri hidupnya, pungkasnya.

(ard)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171219125700-269-263426/mencegah-aksi-bunuh-diri-di-objek-wisata-ketinggian

LEAVE A REPLY