Mencegah Kehamilan di Luar Nikah

0
2015

Jakarta, CNN Indonesia — Tangan halus dan lucu
Tlah mengangkat diri ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Sepenggal lagu dari Melly Goeslaw yang berjudul Bunda ini mengingatkan akan perjuangan seorang ibu. Sejak kecil, ibu yang berperan besar mengenai tumbuh kembang anaknya. Mulai dari masa kehamilan, melahirkan, hingga membesarkan. Ibu yang mengurus, sedangkan ayah hanya berurusan dengan urusan luar.

Bagaimana dengan ibu yang tidak menginginkan kehadiran bayinya? Kemungkinan terjadi aborsi sangat besar. Pada tahun 2010 hingga 2014, ada 56 juta wanita di dunia yang menggugurkan bayinya. Hal tersebut biasanya diakibatkan hamil di luar nikah.

Hamil di luar nikah biasanya diakibatkan oleh kurangnya pengawasan orangtua terhadap anaknya. Namun tidak seratus persen akibat kurangnya pengawasan orangtua. Biasanya juga justru karena pengawasan yang terlalu ketat, anak jadi penasaran dan membangkang, sehingga melakukan hal-hal yang dilarang.

Dilansir dari Rappler.com, data dari Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada menyebutkan bahwa 58 persen remaja perempuan yang hamil di luar nikah, berusaha menggugurkan kandungannya dengan cara aborsi. Para remaja mengaku tidak mengetahui informasi yang cukup mengenai kesehatan reproduksi dan seksual. Keterbatasan informasi tersebutlah yang menyebabkan terjadinya kasus hamil di luar nikah kerap menimpa remaja perempuan.

Remaja perempuan biasanya memiliki jarak terhadap orangtuanya mengenai masalah kesehatan reproduksi. Pembicaraan mengenai kesehatan reproduksi masih menjadi hal yang tabu. Anak akan dihakimi jika menanyakan hal tersebut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya keterbukaan informasi mengenai seks sejak dini.

Remaja perempuan tidak memiliki tempat untuk menjadi penampung cerita, untuk menceritakan hal-hal pribadi kepada orang lain. Mereka terkadang terbuai dengan omongan laki-laki yang begitu manis. Ketika sudah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, hanya sebagian kecil dari laki-laki tersebut bertanggung jawab. Saat laki-laki sudah pergi menjadi tidak bertanggung jawab, remaja perempuan tersebut akan mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya.

Kementerian Kesehatan pada 2003 sudah mempunyai program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) untuk melayani kesehatan remaja. Layanan yang disediakan PKPR adalah konseling secara privat, aman, dan nyaman. Pemeriksaan bagi remaja yang hamil juga disediakan, kasus HIV/AIDS, juga penyakit menular.

Layanan dari pemerintah tersebut sudah baik. Namun, seharusnya keterbukaan informasi mengenai seks sudah diberikan oleh segala pihak. Seperti sex education, seharusnya diberikan sejak Sekolah Menengah Atas (SMA), umur remaja SMA sudah memasuki umur yang siap memahami masalah seks.

Keterbukaan informasi mengenai seks sudah harus diberikan sejak dini, agar tidak terjadi kesalahan dalam berpikir atau logical fallacy terhadap apa yang akan dilakukan. Rasa penasaran remaja juga biasanya menjadi penyebab terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan tersebut.

Calon ibu, jika sudah melakukan aborsi, mental dari remaja perempuan tersebut akan berbeda dengan mental remaja perempuan lain yang belum melakukan aborsi. Maka, tingkat aborsi di Indonesia harus mendapatkan penanganan yang serius. Tidak hanya dengan jalur hukum saja, namun pihak-pihak lainnya juga harus ikut terlibat. Orangtua dalam kasus ini berperan penting untuk keterbukaan informasi mengenai seks. Biar bagaimanapun juga, remaja perempuan tersebut merupakan calon ibu.

Orangtua harus menjadi orang pertama yang tahu saat remaja perempuan mengalami hal ini. Orangtua juga seharusnya tidak menghakimi saat sudah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Orangtua juga harus memberikan saran atau keputusan yang hanya memikirkan pembicaraan orang lain tanpa memikirkan kesehatan dari anak perempuannya.

Remaja perempuan tersebut juga harus bisa menjaga dirinya sendiri. Jangan mudah terbuai dengan omongan manis laki-laki. Lalu, jadikan orang tua sebagai tujuan utama saat hal-hal buruk terjadi, jangan gegabah mengambil keputusan. Biar bagaimanapun juga remaja perempuan akan menjadi ibu di kemudian hari.(ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20171212135510-454-261827/mencegah-kehamilan-di-luar-nikah

LEAVE A REPLY