Menelusuri Jejak Enam Dekade Produsen Jamu

0
255

Perusahaan keluarga Sido Muncul bertahan hampir selama enam dekade dengan Tolak Angin sebagai andalannya. Bagaimana perjalanan mereka bertahan hingga sekarang? (Foto: Thinkstock/yee_yanne)

Semarang, CNN Indonesia — Bertahan dalam bisnis perusahaan keluarga bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi produknya jamu di tengah gempuran perkembangan zaman yang serba modern.

Namun, PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul bertahan melewatinya selama hampir 66 tahun di tengah kondisi masyarakat yang belum dapat sepenuhnya menerima jamu sebagai obat herbal yang aman untuk kesehatan.

Didirikan sejak 1940, perusahaan yang dibangun Rachmat Sulistyo ini disebutkan berawal dari industri rumah tangga di Yogyakarta. Saat itu, jamu tolak angin serbuk menjadi produk andalan yang paling banyak diminati masyarakat. Selang beberapa tahun, mereka lalu mendirikan perusahan di Semarang pada 1951.

Dalam perjalanannya, pengelolaan Sido Muncul kemudian diturunkan kepada generasi kedua dan ketiga dengan tumbuh besar sebagai perusahaan jamu yang kini keuntungannya mencapai hampir Rp500 miliar.

“Kita ini perusahaan keluarga, kunci ini bisa jalan ya saling rukun dengan saudara dan keluarga. Kalau sudah rukun terus, untuk kreativitas itu mudah. Sudah itu saja yang harus dijaga untuk perusahaan keluarga”, ujar Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat saat memperingati ulang tahun Sido Muncul ke-66 di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Selasa (14/11).

Empat tahun silam, kata dia, Sido Muncul memutuskan untuk Go Public dimana sahamnya dijual secara terbuka kepada masyarakat dan masuk dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pengelolaan manajemen perusahaan Sido Muncul kerap menorehkan prestasi dengan mendapat sejumlah penghargaan. Terakhir, Sido Muncul menjadi salah satu dari 20 perusahaan terbaik versi Forbes.

“Saya datang sendiri meninjau pabriknya ini. Memang pengelolaannya bagus, dari bahan mentah sampai packing. Di BEI, keuangan Sido Muncul juga bagus, jadi penilaian Forbes itu benar”, kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistyo usai kunjungan di pabrik Sido Muncul.

Selain populer dengan Tolak Angin, Sido Muncul juga mengeluarkan produk lainnya, seperti Kuku Bima, Tolak Angin Anak, Alang-Alang, Kopi Jahe dan Kunyit Asam.

Sementara, di luar produk jamu, Sido Muncul juga merambah bisnis lainnya seperti properti, perhotelan, resto dan perbankan. (rah)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171115183544-262-255858/menelusuri-jejak-enam-dekade-produsen-jamu/

LEAVE A REPLY