Blog Page 71

Sakit, Pria India Ternyata ‘Punya’ 263 Koin dan Besi di Perut

0

Seorang pria India memiliki koin, kuku, pisau berkarat, sampai batu. (Thinkstock/Walencienne)

Jakarta, CNN Indonesia — Perut manusia ternyata tak cuma berisi makanan dan cairan. Gilanya, perut manusia juga seringkali berisi berbagai macam benda yang tak lazim, misalnya gunting, perban, sampai ribuan koin.

Hal ini pun dialami oleh pria berusia 35 tahun Maksud Khan. Pria India ini mengakui bahwa dia masuk rumah sakit karena dicurigai mengalami keracunan makanan.

Namun kenyataannya, setelah tiga bulan mengalami sakit perut berkepanjangan, diketahui bahwa ada tujuh kilo benda aneh di dalam perutnya, termasuk 263 buah koin.

Dokter yang merawat Khan pun kaget karena proses endoskopi mengungkapkan bahwa sakit perut Khan tak ada hubungannya dengan keracunan makanan.

Khan pun harus menjalani operasi di Satna’s Sanjay Gandhi Hospital di kota Madhya Pradesh. Dia pun berhasil mengeluarkan sekitar 263 koin, 100 buah kuku, sepotong besi berkarat, pecahan gelas, pisau cukur, dan batu dari dalam perutnya.

“Pasien mengeluh sakit perut, jadi kami pikir untuk melakukan endoskopi. Kami kaget karena menemukan koin, kuku, dan benda lainnya dalam perut. Ini pertama kalinya kami menemukan kasus seperti ini selama berkarier,” kata pemimpin operasi, dokter Priyank Sharma, dikutip dari Oddity Central.

“Pria ini terlihat memiliki mental yang tak stabil karena orang waras tak akan melakukan hal semacam ini.”

Berdasarkan dokter yang terlibat dalam operasi, ada beberapa kuku yang menusuk dinding perut serta menyebabkan pendarahan dan mengakibatkan kehilangan hemoglobin.

Khan yang berprofesi sebagai penarik rickshaw ini diperkirakan mengalami masalah mental. Berdasarkan kerabatnya, dia diduga memiliki kebiasaan menelan benda metal setelah mengalami masalah depresi. Seorang keluarganya mengungkapkan bahwa Khan sering mencuci koin dengan air kapanpun dia ingin menelannya.

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171128124215-260-258576/sakit-pria-india-ternyata-punya-263-koin-dan-besi-di-perut/

Studi: Menggoreng Makanan Bisa Sebabkan Perubahan Cuaca

0

Peneliti percaya bahwa menggoreng makanan memberikan dampak yang signifikan pada pembentukan awan dan hujan karena 10 persen partikel yang ada di udara berasal dari lemak hasil gorengan(Foto: ashishacoway/Pixabay)

Jakarta, CNN Indonesia — Sulit rasanya menolak renyahnya aneka makanan goreng. Kerenyahan dan sensasi garingnya sudah menjadi pelengkap menu sehari-hari. Namun, sekalipun enak disantap, aneka makanan yang digoreng ternyata bisa memengaruhi kesehatan dan juga perubahan cuaca.

Ahli kimia asal University of Reading dan University of Bath menyebutkan bahwa ketika partikel lemak hasil gorengan bercampur dengan atmosfer, maka akan tercipta struktur kompleks pada kelembapan yang membentuk awan.

Partikel lemak tersebut mengendap ke atmosfer melalui jendela atau lubang yang terbuka ketika memasak.

Peneliti percaya bahwa menggoreng makanan memberikan dampak yang signifikan pada pembentukan awan dan hujan karena 10 persen partikel yang ada di udara berasal dari lemak hasil gorengan. Dampak skala besar lainnya berpengaruh pada pendinginan bumi yang diduga berpotensi memperlambat pemanasan global.

“Saya berpikir bahwa partikel hasil gorengan memiliki dampak pada pembentukan awan. Kemungkinan besar struktur tersebut memberikan dampak besar pada tetesan air yang ada di atmosfer, meningkatkan daya tahan molekul reaktif dan secara umum memperlambat transportasi tetesan air yang dampak lebih lanjutannya masih belum diketahui,” ujar dosen kimia fisik dan atmosfer dari University of Reading, Christian Pfrang dilansir dari Independent.

Meskipun begitu Pfrang mengklaim bahwa hal tersebut bukanlah cara halus atau imbauan untuk selalu makan makanan sehat dan menghindari gorengan. Lewat penelitian ini dia hanya ingin mengungkapkan bahwa lemak berpengaruh pada pembentukan awan.

Hasil penelitian oleh University of Bath yang dipublikasikan Nature Communications menemukan bahwa molekul dari tetesan air garam dan asam oleat, asam lemak hasil memasak, membentuk kristal yang menyerap air seperti spons. Struktuk kompleks tersebut juga bertahan lama di atmosfer sehingga lebih mudah untuk membentuk awan.

“Kami tahu bahwa struktur kompleks yang terbentuk serupa dengan molekul asam lemak pada sabun di air,” ujar dosen biofisika University of Bath, Adam Squires.

Lebih lanjut Squires mengungkapkan bahwa apapun bentuk dari struktur kompleks tersebut, baik transparan, cair, maupun padat, akan terus memengaruhi berapa banyak kelembapan yang bisa diserap.

Ia percaya proses tersebut juga terjadi di atmosfer dan menjadi tantangan bagi para peneliti untuk terus menguak dampak lain yang bisa ditimbulkan oleh partikel lemak hasil menggoreng. (tab)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171127005959-267-258228/studi-menggoreng-makanan-bisa-sebabkan-perubahan-cuaca/

Belajar Menangani Jenazah saat Darurat

0

Mencari korban tanah longsor. (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Jakarta, CNN Indonesia — Sebuah pesawat jatuh menimpa pemukiman warga di Jatinangor, Sumedang. Banyak korban meninggal dunia. Tim dari Palang Merah Indonesia pun segera meluncur ke lokasi untuk melakukan identifikasi para korban.

Tapi jangan buru-buru cemas. Itu hanya simulasi yang dilakukan oleh sejumlah anggota PMI saat mengikuti pelatihan  manajemen jenazah dalam situasi darurat, yang berlangsung di Pusdiklat PMI Pusat Jatinangor, Kabupaten Sumedang, beberapa waktu lalu.

Serangkaian praktik dilakukan dalam simulasi. Peserta mensimulasikan dengan penuh keseriusan dan mendapatkan observasi langsung oleh pemateri dari PMI, ICRC, dan Tim DVI Mabes Polri.

“Ini salah satu rangkaian dari kegiatan lokalatih manajemen jenazah dalam situasi darurat yang digelar, untuk memberikan gambaran kondisi sebenarnya kepada peserta dalam penanganan di lapangan ketika diminta bantuan dalam menangani situasi korban bencana masal saat darurat,” kata Istianasari, Kepala Subdivisi Kesehatan Darurat PMI Pusat.

Pada saat pelatihan, para peserta dibagi empat kelompok besar, yaitu tim logistik yang bertugas menyiapkan seluruh kebutuhan dan peralatan seluruh anggota tim, seperti Alat Pelindung Diri (APD), kantung jenazah, serta peralatan pendukung lainnya.

Lalu tim asesmen, untuk melakukan penilaian keadaan tempat kejadian musibah serta memastikan keamanan. Selanjutnya, yang bertugas cukup berat yaitu, tim pemulihan yang bertugas untuk melakukan pemulihan terhadap korban meninggal, yang terdiri dari pelabelan korban, dokumentasi serta evakuasi jenazah dengan berkoordinasi dengan DVI.

Sedangkan tim yang keempat adalah tim dukungan keluarga yang terdiri dari layanan Pemulihan Hubungan Keluarga dan Dukungan Psikososial, yang bertugas menerima pelaporan untuk masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya dan memberikan dukungan kepada keluarga yang mencari informasi anggota keluarganya yang kemungkinan menjadi korban.

Manager Forensik ICRC Asia Fasifik, Jacqueline R. Fernandez yang melakukan obervasi pada saat simulasi salut dengan komitmen anggota PMI yang melaksanakan simulasi. Dia mengakui, pelayanan manajemen jenazah dalam darurat ini tidak bisa semua orang melakukannya.

“Ini sebagai awal pembuka meningkatkan hubungan baik antara ICRC, PMI dan DVI dalam memperkuat manajemen jenazah saat darurat,” kata Jacqueline.(ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171127144256-445-258373/belajar-menangani-jenazah-saat-darurat/

Hari AIDS Sedunia: 70 Persen Infeksi HIV Akibat Seks Berisiko

0

Kemenkes mencatat hingga Juni 2017 terdapat 255 ribu kasus HIV di Indonesia. Sebanyak 72,4 persennya disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak terproteksi. (Foto: Thinkstock/IPGGutenbergUKLtd)

Jakarta, CNN Indonesia — Penyakit AIDS akibat infeksi virus HIV tak dimungkiri jadi sorotan dunia, dan setiap 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia.

Secara global, diperkirakan ada sekitar 36,7 juta orang yang hidup dengan HIV hingga 2016. Jumlah ini ditengarai meningkat tiap tahunnya.

Menurut Wiendra Waworuntu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, hingga Juni 2017 dilaporkan ada lebih dari 255 ribu kasus kejadian HIV di Indonesia. Sebanyak 72,4 persen kejadian HIV di Indonesia disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak terproteksi.

“Di Indonesia, ada 255.527 kasus HIV. Kalau melihat laporan dari tiap provinsi di Indonesia, ada sekitar 100 ribu kasus per hari. Ini kebanyakan karena seks berisiko secara heterogen maupun homogen,” ujar Wiendra dalam perayaan Hari AIDS Sedunia di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/11).

Wiendra prihatin karena kasus kebanyakan terjadi pada mereka yang berusia produktif antara 21-29 tahun. Upaya pemerintah, lanjutnya, dirasa cukup optimal melalui promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Namun, semua tak akan berarti tanpa adanya keterlibatan masyarakat.

Harapannya, pada 2030 mendatang, Indonesia mencapai 3Zero yakni tidak ada lagi kasus kejadian HIV, tidak ada yang meninggal akibat AIDS, dan tidak ada stigma buruk maupun diskriminasi terhadap ODHA atau orang dengan HIV/AIDS. Hal ini juga perlu didukung unit-unit pelayanan kesehatan demi akses kesehatan yang lebih baik.

Di sisi lain, kini stigma buruk terkait HIV/AIDS semakin luntur. Wiendra berkata, orang kini lebih terbuka sehingga harapannya, tidak akan ada lagi stigma buruk bagi ODHA. ODHA biasanya merasa didiskriminasi masyarakat karena pandangan buruk masyarakat akan HIV/AIDS. Padahal, lanjut Wiendra, HIV/AIDS merupakan penyakit kronis dan selayaknya ODHA diperlakukan sama dengan mereka yang memiliki penyakit kronis lain.

“Penyakit kronis itu seperti hipertensi, diabetes, cuma bedanya penyakit-penyakit tadi obatnya lebih mudah didapat di pasaran,” tambah Wiendra.

Mengutip data dari Laporan Perkembangan HIV/AIDS Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Triwulan 2 2017, jumlah orang yang terinfeksi HIV ada sebanyak 23.204. Jumlah ini mencakup 14.970 orang laki-laki dan 8.234 orang perempuan. Apabila dibandingkan dengan total orang yang terinfeksi pada 2016, jumlah ini lebih rendah. Tahun lalu, total 41.250 orang dilaporkan terinfeksi HIV.

“Selain seks berisiko, perhatian lebih juga perlu ditujukan pada penyakit menular seksual. Mereka yang terkena penyakit menular seksual, punya risiko 3 – 5 kali lipat lebih besar terkena AIDS,” ucapnya. (rah)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171004090958-255-245980/hari-aids-sedunia-70-persen-infeksi-hiv-akibat-seks-berisiko/

Ke Gunung, ke Pantai, Banyak Manfaatnya Buatmu

0

Foto: CNN Indonesia/Gilang Fauzi

Jakarta, CNN Indonesia — Sudah sejak abad ke-20 lalu ilmuwan menyadari pentingnya kita ini dekat ke alam demi kebaikan. Keberadaan alam, macam gunung, hutan, pantai, ternyata sangat mempengaruhi keberadaan fisik manusia.

Pekan ini, kembali sejumlah penelitian membuktikan hal tersebut. Ada riset yang mengatakan otak kaum lansia yang awalnya tinggal di perkotaan, akan berubah makin sehat saat mereka tinggal dekat hutan.

Riset lain mendapati dampak positif ruang terbuka hijau di perumahan terhadap jangkauan perhatian anak-anak. Ada riset juga yang mendapati terpapar sedikit saja pada sesuatu yang alami, misalnya setangkai bunga kecil, akan menaikkan mood seseorang.

Sebuah riset juga mendapati bahwa luar ruangan, macam pedesaan dan kawasan pantai, akan membuat orang lebih gembira ketimbang mereka yang melihat kebun di rumah perkotaan atau areal parkir.

Semua riset itu mengirimkan pesan bahwa alam berperan dalam kesehatan manusia. Sekaligus juga menggarisbawahi pentingnya kita menjaga kelestarian alam.

“Saat ini kita makin terpisah dari alam di sekitar kita, kita adalah bagian yang menyatu dengan alam yang kita warisi ini, seharusnya tidak terpisah,” tutur Holli-Anne Passmore, seorang mahasiswa doktoral di Universitas British Columbia, seperti dikutip Popular Science. (ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171123160130-445-257625/ke-gunung-ke-pantai-banyak-manfaatnya-buatmu/

9 Jenis Diet yang Populer Sepanjang 2017

0

Dari diet ketogenik hingga vegetarian, sejumlah pakar membuat daftar sembilan jenis diet yang populer dalam menurunkan berat badan di sepanjang 2017. (Foto: JESHOOTS/Pixabay)

Jakarta, CNN Indonesia — Memiliki berat badan yang ideal menjadi dambaan bagi setiap orang. Selain alasan kesehatan, memiliki berat badan ideal juga dianggap akan menunjang penampilan.

Orang yang mengalami kelebihan berat badan akan melakukan diet untuk mendapatkan tubuh yang ideal. Ada juga yang sebaliknya. Di samping itu, ada berbagai metode dalam diet, entah itu dengan cara mengubah pola makan, atau dari jenis makanan yang dikonsumsi.

Bukan hanya untuk menurunkan berat badan, diet juga kadang dilakukan untuk menurunkan kolestrol, mencegah penyakit, untuk hidup yang lebih sehat, dan alasan lainnya. Dilansir dari Medical News Today, ada sembilan diet yang paling populer sepanjang 2017;

1. Diet Atkins

Sering disebut juga pendekatan nutrisi Atkins, diet ini memberi fokus pada kontrol level insulin dalam tubuh melalui diet makanan rendah karbohidrat. Orang yang jalani diet Atkins akan menghindari makanan karbohidrat, tapi makan sebanyak mungkin protein dan lemak. Meski sempat populer beberapa waktu lalu, diet ini mengusung risiko tertentu, oleh karenanya dianjurkan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

2. Diet Zona

Diet ini bertujuan untuk untuk menyeimbangkan gizi. Dimana setiap makanan yang akan dimakan mengandung 40 persen karbohidrat, 30 persen lemak dan 30 persen protein. Sama seperti dengan diet atkins, diet ini juga mengatur kadar insulin pada tubuh. Diet ini juga menyarankan mengkonsumsi karbohidrat yang berkualitas tinggi, seperti minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan.

3. Diet Ketogenik

Diet Ketogenik ini sering digunakan untuk pengobatan epilepsi. Diet ini dilakukan dengan mengurangi asupan karbohidrat dan menambahkan asupan lemak. Asupan lemak ini akan membuat tubuh menggunakan lemak yang ada di dalam tubuh sebagai energi. Lemak yang dikonsumsi merupakan jenis lemak sehat seperti lemak yang terdapat dalam alpukat, kelapa, kacang Brazil, biji-bijian, dan minyak zaitun.

4. Diet Vegetarian

Jenis diet ini sering digunakan, karena kedengaran lebih masuk akal dari pada diet yang lainnya. Diet vegetarian ini memiliki berbagai jenis: lacto-vegetarian, fruitarian vegetarian, lacto-ovo vegetarian, living food diet vegetarian, ovo-vegetarian, pesco-vegetarian, dan semi vegetarian. Dari semua jenis vegetarian tersebut yang sering digunakan adalah lacto-ovo vegetarians. Vegetarian jenis ini tidak mengkonsumsi makanan berbasis hewani kecuali susu, madu, telur. Berdasarkan hasil riset, orang yang vegetarian memiliki berat badan yang normal dan jarang terserang penyakit.

5. Diet Vegan

Vegan ini lebih dianggap sebagai pola hidup, bukan cara diet. Orang yang memiliki pola hidup vegan tidak mengkonsumsi makanan dari bahan hewani dan juga tidak mengkonsumsi susu, madu, telur. Pola makan ini bukan digunakan untuk alasan kesehatan, tetapi juga untuk alasan lingkungan. Bagi vegan, pola hidup seperti ini akan lebih baik bagi kelangsungan hidup terutama bagi hewan. Orang yang melakukan diet vegan akan lebih sehat secara fisik dan mental.

6. Diet ‘Weight Watchers’

Diet jenis memberi fokus pada penurunan berat badan melalui diet, berolahraga, dan lingkungan komunitas yang mendukung. Pada awalnya, diet ini ditengarai berawal dari seorang ibu rumah tangga yang berhasil menurunkan berat badan dan menaruh perhatian khusus agar tidak naik lagi. Ia membentuk Weight Watchers Inc pada 1960-an bersama teman-temannya. Weight Watchers kemudian menjadi perusahaan besar dengan banyak cabang di seluruh dunia. Para pelaku diet dapat bergabung langsung atau menghadiri pertemuan rutin, dan juga pertemuan secara online. Di setiap pertemuan, baik off maupun online ini, ada banyak dukungan dan pengetahuan seputar diet diberikan.

7. Diet ‘South Beach’

Diet ini bertujuan untuk mengatur kadar insulin dalam tubuh. Awalnya diet ini ditujukan kepada orang untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Diet ini dikenalkan oleh dokter ahli jantung, dr. Agatston dan seorang ahli gizi Marie Almon. Diet ini menganjurkan untuk menghindari karbohidrat tertentu berdasarkan indeks glikemik.

8. Diet Makanan Mentah

Diet ini dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak atau diolah. Biasanya dilakukan dengan langsung mengkonsumsi tanaman yang diolah secara organik. Ahli makanan mentah percaya bahwa makanan yang dikonsumsi seseorang tiga seperempatnya harus terdiri dari makanan mentah.

9. Diet Mediterania

Diet ini dikhususkan pada orang-orang di Kreta, Yunani dan Italia Selatan. Diet ini dilakukan dengan mengkonsumsi makanan nabati, mengkonsumsi buah sebagai makanan penutup. Mengkonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun sebagai sumber utama lemak. Makanan utama yang bisa dikonsumsi dalam melakukan diet ini adalah keju dan yoghurt. (cel)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171122195157-255-257461/9-jenis-diet-yang-populer-sepanjang-2017/

Belajar Manajemen Jenazah dalam Situasi Darurat

0

Pelatihan manajemen jenazah. (Foto: UGC CNN Student/Atep Maulana)

Bandung, CNN Indonesia — Korban meninggal dalam sebuah bencana yang terjadi membutuhkan penanganan khusus. Untuk mempelajari hal itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat didukung Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menggelar lokalatih manajemen jenazah dalam situasi darurat di Pusdiklat PMI Pusat Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Dalam kegiatan yang dimulai pada Selasa (21/11) sampai Kamis (23/11) ini, PMI bekerjasama dengan tim dari Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Pelatihan ini memang dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dasar anggota PMI dalam penanganan korban meninggal dan mendukung proses identifikasi korban oleh pihak DVI.

“Ini merupakan hasil tindak lanjut dari sensitisasi manajemen jenazah saat darurat tahun sebelumnya antara PMI dengan ICRC untuk mengetahui bagaimana pengenalan standar dan metode standar manajemen jenazah dalam berbagai skenario darurat,” kata Istianasari, Kepala Subdivisi Kesehatan Darurat PMI Pusat.

Pelatihan ini adalah model percontohan untuk menyusun standar baku kurikulum mengenai manajemen jenazah saat darurat. Ini untuk memastikan jenazah diperlakukan secara bermartabat, dikelola secara baik, dan diketahui identitasnya sampai kembali kepada keluarga dan masyarakat.

Sementara itu, Asisten Forensik ICRC Indonesia, Ita Perwira mengatakan, manajemen jenazah merupakan hal penting yang seringkali dilupakan dalam  bidang tanggap bencana. Padahal, bencana alam umumnya menimbulkan korban tewas dalam jumlah besar.

“Korban meninggal ini juga berhak untuk mendapatkan pelayanan yang layak, diidentifikasi sehingga keluarga yang kehilangan sanak famili juga mengetahui nasib keluarganya yang hilang,” ujar Ita. (ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171122112418-445-257301/belajar-manajemen-jenazah-dalam-situasi-darurat/

Rokok Bikin Ratusan Triliun Hangus untuk Biaya Kesehatan

0

Selain berdampak buruk pada kesehatan, Kemenkes menghitung kerugian untuk biaya kesehatan akibat rokok mencapai ratusan triliun rupiah. (Foto: REUTERS/Srdjan Zivulovic)

Jakarta, CNN Indonesia — Rokok kerap dikaitkan sebagai biang atas munculnya berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit jantung, kanker, stroke hingga gangguan kesuburan pada wanita. Dalam hal ini, kerugian tersebut diderita dari segi kesehatan. Namun, sebenarnya berapa biaya kesehatan yang keluar akibat rokok?

Beranjak dari pemikiran itu, Kementerian Kesehatan melakukan sebuah penelitian. Selama ini pengobatan untuk sekian penyakit akibat rokok dapat dikatakan cukup tinggi.

“Jika ditotal, kerugian ekonomi pada 2015 untuk biaya kesehatan sebesar Rp596,61 triliun,” ungkap Soewarta Kosen dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI saat presentasi riset mengenai ‘Nilai ekonomi dan kesehatan tembakau di Indonesia’, di Aula Siwabessy, Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (22/11).

Soewarta menghitung besaran biaya ini berasal dari komponen biaya belanja rokok, Disability Adjusted Life Years (DALYs) atau Hilangnya Tahun Produktif, dan total belanja karena penyakit yang timbul akibat tembakau. Total belanja di sini hanya dihitung dari biaya layanan kesehatan langsung. Soewarta berkata, hitungan ini belum termasuk data mengenai biaya layanan kesehatan tak langsung sehingga data belum dapat digabungkan.

“Beban ekonomi sebenarnya lebih rendah dari riil karena belum memperhitungkan biaya tidak langsung selama pengobatan misalnya biaya transportasi dan waktu produktif keluarga,” tambahnya.

Dalam laporan penelitian yang dilansir Kemenkes, pada 2015, konsumsi rokok rata-rata orang per hari adalah 12,3 batang atau 369 per bulan. Bila rata-rata harga rokok per batang ialah Rp700, maka belanja rokok per kapita per bulan sebesar Rp258.500 atau setahun sebesar Rp3.099.600. Perkiraan total belanja rokok pada perokok aktif sebesar 36,3 persen dari total jumlah perokok aktif dikali Rp3.099.600 ialah Rp208,8 triliun.

Sedangkan komponen DALYs pada 2015 menunjukkan terdapat 8.558.601 DALYs, kehilangan tahun produktif karena morbiditas, disabilitas dan kematian dini yang disebabkan oleh tembakau. Total terdapat 33 penyakit yang timbul akibat tembakau termasuk aneka kanker, TBC, diabetes dan asma.

Menurut IMF, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar US$3,362 atau Rp43.706.000. Jadi jika dihitung maka kerugian makroekonomi sebesar US$28,7 miliar atau Rp374,06 triliun.

Soewarto melanjutkan, untuk biaya kesehatan (rawat inap), ia mengambil dari data Asuransi Kesehatan Nasional pada RS kelas B pada 2015 sebesar Rp13,6 triliun. Sedangkan untuk biaya rawat jalan dengan asumsi satu kunjungan per kasus sebesar Rp53,4 miliar.

Perlu ada penajaman

Jumlah yang cukup fantastis ini mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk Profesor Ascobat Gani dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Ia mengkritik formula yang digunakan Soewarta dalam menghitung total kerugian ekonomi akibat tembakau atau rokok.

Ia menjelaskan, PDB terdiri dari beberapa komponen yakni Consumption (pengeluaran rumah tangga), Government (pengeluaran pemerintah), Investment (pengeluaran investasi), Export (ekspor) dan Import (import). Pada riset Soewarto, ia menggunakan total PDB sebesar US$3,362, padahal dalam angka ini mencakup seluruh komponen PDB.

“Padahal kita hanya ingin menghitung Consumption-nya, pengeluaran rumah tangganya. Dan kalau dilihat juga menurut data dari Kementerian Keuangan kita, kira-kira belanja rumah tangga itu sebesar 73,9 persen dari total PDB,” jelas Profesor Ascobat pada CNNIndonesia.com usai peluncuran buku “Health and Economics Costs of Tobacco in Indonesia” di Aula Siwabessy, gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (22/11).

Apabila dihitung, 73,9 persen dari US$3.362 ialah US$2.484. Kemudian angka ini dikalikan DALYs sehingga kerugian makroekonomi sebesar Rp276 trilyun.

“Ada selisih cukup besar, tapi memang bukan berarti kita anggap angka pengeluarannya jadi kecil. Namun hal ini perlu jadi perhatian,” ucapnya.

Di sisi lain, menurut Profesor Ascobat, merokok merupakan keputusan individu. Segala jurus memang sudah dilakukan pemerintah demi mengurangi jumlah perokok, tapi tetap saja, merokok atau tidak jadi keputusan masing-masing. Ia berkata, perlu ada riset dengan pendekatan sosiologis, psikologis dan kultural.

Apa yang menyebabkan orang merokok? Hal ini perlu dilihat dari sosiologis, apakah merokok karena kebutuhan di suatu komunitas atau seseorang diterima dalam kelompok saat dirinya merokok, atau bisa juga lingkungan yang memang mayoritas perokok.

Sementara, dilihat dari sisi psikologis, ada orang yang merasa dirinya lebih produktif saat merokok atau menemukan ketenangan bersama asap rokok. Sedangkan yang ketiga, sisi kultural. Ia menjelaskan, ada cultural bound di mana merokok adalah bagian dari budaya. Tidak merokok sama saja bukan bagian dari komunitas budaya tersebut.

“Jika kita menemukan hal-hal yang membuat orang memutuskan untuk merokok maupun hal-hal yang membuat orang berhenti merokok maka barulah bisa diformulasikan intervensi apa yang baiknya dilakukan,” tutupnya. (rah)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171122180558-255-257441/rokok-bikin-ratusan-triliun-hangus-untuk-biaya-kesehatan/

- Advertisement -