Ilustrasi. Kelebihan konsumsi karbohidrat membawa dampak negatif buat tubuh. (condesign/Pixabay)
CNN Indonesia | Senin, 14/12/2020 06:05 WIB
Jakarta, CNN Indonesia —
Diet harian seharusnya mencukupi kebutuhan nutrisi Anda termasuk karbohidrat. Makronutrien satu ini setidaknya mesti memenuhi 45-65 persen dari total kalori harian.
Karena kebutuhan yang banyak, orang kerap terjebak dengan mengonsumsi karbohidrat berlebihan. Situasi ini pun ditambah dengan sumber-sumber karbohidrat yang sangat menggiurkan seperti, pasta, mi goreng, juga roti.
Kelebihan konsumsi karbohidrat membawa dampak negatif buat tubuh. Anda mesti mengenali sinyal yang diberikan tubuh akibat konsumsi karbohidrat berlebihan.
Apa saja tanda tubuh kelebihan karbohidrat?
1. Tubuh lemas dan lelah
Setelah menghabiskan semangkuk pasta dan melahap roti isi cokelat, Anda pasti langsung merasa siap menghadapi pekerjaan. Namun kondisi ini tidak akan berlangsung lama.
Berdasarkan American Heart Association, saat tubuh mencerna karbohidrat sederhana, glukosa dilepaskan ke aliran darah dalam dosis besar. Energi timbul seperti ledakan dan berlangsung singkat.
Setelah itu, Anda bakal merasa tidak berenergi.
“Jika Anda merasa lemas dan lelah setelah makan, itu berarti Anda mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat, khususnya yang gampang dicerna,” jelas ahli gizi asal New Jersey, Erin Palinski-Wade, dikutip dari Eat This, Not That!.
2. Sering kembung
Biasanya karbohidrat yang banyak dikonsumsi merupakan karbohidrat sederhana. Artinya, tubuh kekurangan serat yang biasa terdapat dalam karbohidrat kompleks.
Kekurangan serat berarti mendatangkan masalah pencernaan termasuk kembung.
Menurut Palinski-Wade, karbohidrat cenderung menahan air. Kalau yang dikonsumsi karbohidrat sehat biasanya tidak akan menghasilkan retensi air berlebihan.
“Namun konsumsi tepung putih dan gula sederhana dalam jumlah besar terutama di malam hari dapat mengakibatkan peningkatan kembung dan retensi air keesokan harinya,” katanya.
3. Berat badan naik
Ahli diet dan profesor klinis, Keith Thomas Ayoob, menyebut bahwa kelebihan konsumsi karbohidrat bisa diterjemahkan sebagai kelebihan asupan kalori karena makanan tinggi karbohidrat kerap dibarengi dengan tinggi lemak.
“Makanan manis seperti, cake, pie, kukis mengandung gula, tapi setidaknya setengah kandungan kalori mereka berasal dari lemak. Kalori ini rendah nutrisi sehingga dianggap sebagai kalori kosong,” kata Ayoob mengutip dari Livestrong.
4. Tidur bermasalah
Ada banyak faktor yang membuat Anda menemukan masalah saat tidur. Jika Anda suka ngemil saat malam, ini termasuk sumber masalah.
Konsumsi camilan terutama tinggi karbohidrat bisa memaksa tubuh untuk mencerna gula. Ini sama saja meminta tubuh untuk bekerja daripada istirahat. Tidak heran Anda jadi susah tidur.
5. Timbul jerawat
Jerawat biasanya banyak timbul di usia remaja. Namun tidak jarang orang dewasa berusia 30-an atau 40-an masih berjerawat karena genetik atau hormon.
Hanya saja, jerawat bisa timbul akibat kelebihan konsumsi karbohidrat.
Gula dari karbohidrat meningkatkan produksi kelompok hormon androgen yang berhubungan dengan jerawat hormonal.
Sebagian orang akan berjerawat saat kelebihan konsumsi karbohidrat.Breakout biasanya timbul di area mulut dan rahang.
6. Susah konsentrasi
Susah konsentrasi? Susah mengingat bahkan susah berpikir jernih? Cek lagi menu sarapan atau makan siang Anda. Bisa jadi itu karena menu makanan Anda mengandung karbohidrat terlalu banyak.
Sebaiknya tiap porsi makan mengandung nutrisi seimbang agar performa kerja tidak terganggu karena kemampuan kognitif menurun.
7. Adiksi makanan manis
Konsumsi gula membuat tubuh melepas dopamin atau hormon yang bisa menimbulkan perasaan senang plus ketagihan. Makin banyak gula yang dikonsumsi, makin banyak dopamin dilepas.
Karbohidrat sederhana terurai dengan cepat menjadi glukosa. Makan roti putih sama seperti mengonsumsi gula.
Makin banyak konsumsi roti putih, misal, maka Anda makin mendamba makanan manis lain.
sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201204115042-255-577938/7-tanda-tubuh-terlalu-banyak-asupan-karbohidrat