Studi kesehatan terbaru Inggris mengungkapkan menikah dapat mengurangi risiko demensia. Mereka yang jomlo berisiko 42 persen lebih tinggi kena demensia. (Foto: Thinkstock/Monkey business Images)
Jakarta, CNN Indonesia — Studi kesehatan terbaru yang diterbitkan Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry mengungkapkan pernikahan ternyata dapat mengurangi risiko demensia.
Tak hanya itu, laporan tersebut juga menyebutkan mereka yang single selama hidupnya akan berisiko 42 persen lebih tinggi menderita demensia daripada mereka yang menikah. Risiko yang besar juga dialami oleh mereka yang berstatus janda atau duda.
Peneliti dari University College London memeriksa temuan dari 15 studi terpisah. Semua studi ini benang merahnya mengarah pada korelasi antara demensia dan status seseorang. Dengan mengombinasikan 15 studi ini, periset menganalisis data lebih dari 800 ribu orang.
Menurut Laura Phipps dari Alzheimer’s Research UK, ada banyak alasan mengapa menikah bisa bermanfaat dari segi kesehatan.
“Orang yang menikah cenderung lebih baik dalam hal keuangan, sebuah faktor yang berkaitan dengan banyak aspek kesehatan. Pasangan juga dapat mendorong kebiasaan sehat, menjaga kesehatan partner mereka dan memberikan dukungan sosial yang penting,” katanya seperti dikutip dari The Independent, pada Selasa (28/11).
Sementara itu, Andrew Sommerland, salah satu peneliti dalam studi menjelaskan bagaimana gaya hidup sehat dapat membawa efek langsung pada kesehatan mental.
“Satu hal yang terjadi saat seseorang terkena demensia ialah terjadi akumulasi kerusakan pada otak,” kata periset sekaligus psikiater di UCL ini.
Menurut Sommerland, hal ini bisa diatasi dengan mengatur kesehatan tubuh secara umum dengan mengikuti diet sehat, berolahraga dan mengobati masalah kesehatan seperti diabetes. Suatu hal yang memungkinkan untuk meningkatkan kapasitas otak.
“Ini disebut cadangan kognitif, untuk membuat tubuh bertahan dari kerusakan otak dalam jangka waktu lama. Anda mungkin dapat melakukannya dengan punya pendidikan yang lebih tinggi, serta mengatur kehidupan sosial dan mental yang aktif,” tambahnya.
Pernikahan membuat seseorang punya teman dalam menjalani hidupnya. Tak hanya itu, bahwa ada partner hidup yang peduli satu sama lain berkontribusi sebagai faktor yang mengurangi risiko gangguan mental di kehidupan mendatang. (rah)
Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171130213038-255-259380/studi-menikah-dapat-kurangi-risiko-demensia/