Saat ditanya mengenai batasan konsumsi keong sawah, Jansen berkata bahwa sejauh ini belum ada pembatasan untuk konsumsi keong sawah. (Thinkstock/HoaiPT)
Jakarta, CNN Indonesia — Meski tak sepopuler daging sapi, tapi ahli gizi Jansen Ongko menganggap, keong sawah bisa dijadikan alternatif sumber protein.
“(Keong sawah) Bisa saja dijadikan sebagai alternatif karena tergolong sumber protein hewani,” kata Jansen melalui surat elektronik pada CNNIndonesia.com, Kamis (7/12).
Keong sawah, lanjut Jansen, juga seperti sumber protein hewani lain termasuk daging. Ia mengandung protein dengan komposisi asam amino lengkap yakni asam amino esensial dan non-esensial.
Ia berkata, untuk jumlah asupan keong sawah yang diperlukan untuk menggantikan daging sapi ditentukan oleh kebutuhan asupan protein seseorang. Menurutnya, orang perlu mengetahui kebutuhan protein hariannya.
“Berdasarkan studi, kebutuhan protein harian minimal adalah 0,8g dikali berat badan (kilogram) seseorang. Sebagai contoh, seseorang dengan berat badan 50 kilogram membutuhkan setidaknya 40 gram protein setiap harinya,” jelas Jansen.
Dalam 100 gram daging sapi mengandung sekitar 19 gram protein, sedangkan keong sawah sekitar 12 gram protein. Jika kebutuhan seseorang sebanyak 40 gram protein, maka ia perlu mengonsumsi sebanyak 350 gram keong sawah.
Saat ditanya mengenai batasan konsumsi keong sawah, Jansen berkata bahwa sejauh ini belum ada pembatasan untuk konsumsi keong sawah. Hanya saja, konsumen perlu memperhatikan proses pengolahan keong sawah agar aman dan sehat dikonsumsi.
Untuk menghilangkan bakteri maupun kuman pada makanan mentah seperti daging termasuk keong sawah, hewan bertubuh lunak ini harus dimasak dengan tepat.
“Baik itu sekedar ditumis, panggang maupun dimasak berkuah, selama melibatkan tahap pemanasan maka sudah aman untuk segera dikonsumsi,” ujarnya. (chs/chs)
Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171207103634-255-260745/anjuran-ahli-gizi-saat-makan-keong-sawah-untuk-sumber-protein