Para ilmuwan mengungkapkan bahwa tak ada jumlah olahraga yang terlalu banyak jika menyangkut masalah kesehatan jantung. (Istockphoto/ Drazen Zigic)
CNN Indonesia | Minggu, 17/01/2021 19:32 WIB
Jakarta, CNN Indonesia —
Berapa lama durasi dan jumlah olahraga yang terlalu banyak? Para ilmuwan mengungkapkan bahwa tak ada jumlah olahraga yang terlalu banyak jika menyangkut masalah kesehatan jantung.
Hal ini diungkapkan pada Selasa dalam penelitian yang menghilangkan mitos bahwa aktivitas fisik tingkat tinggi mungkin tidak selalu bermanfaat.
Penelitian menemukan “setiap gerakan penting” untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular, kata para ilmuwan, dengan risiko terendah untuk penyakit jantung terlihat pada orang yang paling banyak berolahraga.
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor satu di dunia – membunuh hampir 18 juta orang setahun secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mengutip Reuters, penelitian ini, yang melibatkan lebih dari 90.000 orang yang diteliti selama periode lima tahun, menemukan bahwa mereka yang berada di 25 persen teratas dari orang-orang yang terlibat dalam aktivitas intensitas tinggi memiliki rata-rata penurunan risiko penyakit jantung antara 54 persen dan 63 persen.
Bagi mereka yang berada di kuartal teratas dari semua jenis olahraga – yang mencakup aktivitas dari sedang hingga berat – pengurangan risiko penyakit jantung rata-rata adalah antara 48 persen hingga 57 persen.
“Ini menghilangkan mitos bahwa ada batas maksimal di mana Anda seharusnya tidak melakukan lebih banyak olahraga,” kata Rema Ramakrishnan, seorang ahli biostatistik dan ahli epidemiologi di Universitas Oxford yang ikut memimpin penelitian.
“Tidak ada batasan untuk apa yang dapat Anda lakukan dalam hal aktivitas fisik (untuk meningkatkan kesehatan jantung).”
Aiden Doherty, seorang profesor Oxford yang bekerja dengan Ramakrishnan, mengatakan hasil studi tersebut merupakan dukungan yang kuat untuk saran WHO bahwa orang harus berusaha untuk melakukan setidaknya 150 hingga 300 menit latihan aerobik sedang hingga berat dalam seminggu.
“Ini adalah studi terbesar yang pernah dilakukan tentang aktivitas fisik yang diukur dengan alat dan penyakit kardiovaskular,” katanya. Ini menunjukkan bahwa “aktivitas fisik mungkin lebih penting daripada yang kita duga sebelumnya.”
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine, menggunakan perangkat pelacak aktivitas yang dikenakan di pergelangan tangan yang dikenal sebagai akselerometer untuk secara akurat merekam aktivitas lebih dari 90.000 peserta.
Para peneliti mengatakan hasilnya serupa untuk pria dan wanita, meskipun manfaat olahraga berat tampaknya sangat kuat bagi wanita.
Dan sementara orang yang berolahraga lebih banyak juga lebih cenderung tidak merokok, memiliki berat badan yang sehat dan asupan alkohol yang moderat, para peneliti mengatakan mereka menyesuaikan faktor-faktor ini dan masih menemukan hubungan yang kuat antara tingkat olahraga yang lebih tinggi dan tingkat penyakit jantung yang lebih rendah.
sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210115093343-255-594041/tak-ada-kebanyakan-olahraga-untuk-jantung-sehat