Ilustrasi: Berkemah menurut penelitian dapat memperbaiki jam tidur manusia. (Pixabay/bhossfeld)
Jakarta, CNN Indonesia — Sebuah studi menunjukkan bahwa menemukan bahwa kegiatan berkemah mampu memperbaiki masalah tidur yang dialami oleh sebagian orang. Hal ini berkaitan dengan upaya meninggalkan sejenak cahaya dari lingkungan.
Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology, orang yang menjauhi cahaya dalam kehidupan modern ternyata jauh lebih mudah tertidur dibandingkan orang normal.
Melansir Live Science, para ahli menjabarkan bahwa jam biologis seseorang bergantung pada paparan sinar yang diterima seseorang. Namun dalam kehidupan modern, jam biologis manusia kerap kacau karena terpapar cahaya di luar sinar matahari alami.
“Hasil temuan menunjukkan berkemah di kala akhir pekan dapat mengatur kembali jam biologis dengan cepat,” kata Kenneth Wright, penulis sekaligus profesor Departemen Kinesiologi dan Fisiologi Terapan University of Colorado.
Dengan kata lain, menjauhi kehidupan modern yang penuh gemerlap lampu dapat menyesuaikan kembali jam biologis seseroang dengan ritme alam baik siang maupun malam.
Dalam menjalankan penelitian ini, para ahli membagi dalam dua musim yaitu musim dingin dan panas.
Para peneliti mengirim lima orang berkemah pada musim dingin dan melarang mereka membawa senter serta alat elektronik lain.
Sebelum pergi, peserta diukur kadar melatonin atau hormon tidur selama 24 jam terakhir. Hormon ini akan lebih bereaksi saat suasana gelap.
Setelah enam hari, kadar melatonin peserta muncul 2,6 jam lebih awal dibanding kondisi sebelum kemah. Diketahui selama berkemah, mereka dapat tidur 2,5 jam lebih awal dibanding kehidupan sehari-hari dan 2,3 jam lebih lama dari biasanya.
Percobaan selanjutnya, peneliti mengirim 14 orang berkemah saat musim panas dan kali ini diizinkan membawa senter.
Namun karena paparan sinar matahari empat kali lebih banyak dibanding saat musim dingin, hasil percobaan ini tidak menunjukkan temuan lebih baik dibanding saat musim dingin.
Para peneliti menduga karena musim panas hari memiliki jam penyinaran lebih lama, maka manusia cenderung beraktivitas lebih panjang dibanding saat musim dingin.
Temuan juga menemukan bahwa mereka yang berkemah saat musim panas memiliki jam tidur terlalu beda dengan saat di rumah. Namun, kadar melatonin diketahui lebih cepat muncul 1,5 jam lebih awal dibandingkan saat ada di rumah.
“Bila Anda enggan berkemah untuk memperbaiki jam tidur, cara satu-satunya yang dapat dilakukan adalah mengurangi paparan cahaya dari perangkat elektronik di malam hari.” kata Wright. (okt/les)