konsumsi buah leci yang berlebihan dan tak adanya asupan makan malam menyebabkan anak di India terkena radang otak.(aleksandra85foto/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia — Siapa sangka buah leci yang memiliki rasa manis ternyata menyebabkan penyakit otak yang mematikan.
Para peneliti dari US Centers for Disease Control and Prevention and India’s National Centre untuk pengendalian penyakit menemukan, buah leci menjadi dalang di balik meninggalnya ratusan anak di India dalam dua dekade belakangan.
Setiap tahun sejak 1995 ratusan anak-anak di Kota Muzaffarpur, India meninggal dunia akibat penyakit otak yang mematikan. Pada bulan Mei dan Juni anak-anak di kota tersebut akan menunjukan gejala demam tinggi yang disusul dengan kejang, pingsan, hingga berakhir di rumah sakit.
Melansir CNN, pada 2014, penyakit yang dijuluki Chamki ki bimari atau penyakit radang ini bahkan telah menewaskan 122 anak dari total 390 orang.
Untuk membuktikan kebenaran dugaan tersebut, dalam laporan yang baru dipublikasikan dalam The Lancet Global Health medical journal, para peneliti melihat perilaku terakhir yang ditunjukan korban meninggal dan membandingkannya dengan anak-anak lain yang tidak terkena penyakit tersebut.
Peneliti menemukan, rata-rata korban diketahui pergi ke kebun leci 24 jam sebelum kematian. Menurut penelitian, setiap musim panen leci, anak-anak akan pergi ‘berpesta’ di kebun dan pulang larut malam. Sesampainya di rumah setelah melahap banyak leci, mereka cenderung melewatkan makan malam dan langsung tertidur.
Setelah malam itulah, anak-anak akan menunjukan gejala mirip penyakit ensefalitis atau peradangan pada jaringan otak.
Analisis yang dilakukan setelah mengambil sampel darah dan cairan tulang belakang tidak menunjukan adanya infeksi atau paparan bahan kimia dan insektisida yang mungkin menempel pada buah.
Selanjutnya, peneliti menyimpulkan kadar gula rendah, akibat melewatkan makan malam menjadi penyebabnya. Kadar gula rendah dalam tubuh akan memicu metabolisme asam lemak untuk menghasilkan glukosa. Namun proses tersebut terganggu oleh racun hypoglycin dan methylenecyclopropyl glisin dalam biji leci yang mengakibatkan kadar gula darah semakin rendah hingga akhirnya anak-anak itu terserang radang otak.
Hal itu dibuktikan dengan hasil urin dua per tiga anak-anak sakit yang menunjukan bukti terpapar racun dari buah leci. Diketahui, racun dalam biji buah leci memiliki kandungan tinggi saat buah dalam kondisi mentah.
“Kombinasi mematikan leci dan makan malam menjawab teka-teki selama ini. Tidak hanya itu, hal lain seperti status gizi yang buruk, konsumsi leci paling banyak serta faktor genetik lain mungkin diperlukan untuk menyebabkan penyakit ini,” ujar studi tersebut.
Hasil penelitian ini mungkin akhirnya dapat digunakan untuk membantu daerah budidaya leci lain seperti Bangladesh dan Vietnam yang dilaporkan juga terkena wabah.
Di sisi lain, setelah hasil studi ini keluar, para peneliti menyarankan orang tua untuk mengawasi konsumsi leci pada anak-anak, serta memastikan mereka tidak melewatkan makan malam.
(okt/chs)