Ilustrasi (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia — Cuaca akhir-akhir ini mulai tidak menentu. Kadang panas terik, kadang pula hujan. Cuaca buruk ini mudah memicu munculnya flu pada si kecil. Untuk menjaga kesehatan tubuh si kecil, kita perlu menyeimbangkan pola makan keluarga sehat dengan buah-buah segar.
Buah apa saja yang ada di lemari es kamu? Yuk cek sama-sama!
Umumnya kita sering mendengar orang berkata bahwa untuk menjaga kesegaran, buah perlu diletakkan dalam lemari pendingin. Beberapa buah menjadi segar dan nikmat dikonsumsi, namun terkadang ada buah yang justru menjadi memar, berkeriput, kecoklatan, gagal matang hingga busuk.
Kamu mungkin berpikir mungkin saja hal itu ada kaitannya dengan masa simpan buah tersebut yang memang tidak panjang. Padahal bukan itu saja penyebabnya.
Buah dibedakan berdasarkan empat aspek, yakni struktur bunga, lokasi tumbuh, musim dan pola respirasi. Kami akan membahas soal buah berdasarkan lokasi tempat tumbuh dan pola respirasi.
Lokasi tumbuhnya buah itu berbeda-beda. Lihat saja buah kelapa yang tidak tumbuh di negara-negara Eropa dan buah persik yang tumbuh pada iklim sedang. Lokasi tumbuhnya buah dibedakan atas tiga jenis, yakni zona beriklim sedang, sub-tropis dan tropis.
Ada buah-buah yang tumbuh pada iklim sedang misalnya apel, pir, aprikot, nektarin, persik, plum, ceri, anggur dan beri-beri lainnya. Lalu ada buah yang tumbuh pada iklim sub tropis yaitu jeruk-jerukan, grapefruit, kiwi, delima dan srikaya. Hingga buah yang tumbuh pada iklim tropis seperti pisang, mangga, pepaya, nanas, belimbing, jambu, lengkeng, leci, manggis dan markisa.
Jadi apakah buah-buahan di atas hanya dapat tumbuh pada iklim tersebut? Tidak juga. Contohnya seperti yang kita lihat, di Indonesia yang notabene adalah negara beriklim tropis, kita tetap dapat menemukan buah yang seharusnya tumbuh pada iklim sedang maupun sub-tropis, bahkan ada yang memang khas Indonesia, seperti apel malang dan juga ada jeruk pontianak. Buah-buah lain juga dapat tumbuh di Indonesia, tetapi ukuran, bentuk, warna, aroma dan rasanya sedikit berbeda dari yang seharusnya.
Selain lokasi tumbuhnya, buah juga dibedakan atas pola respirasinya. Apa sih pola respirasi itu? Respirasi sendiri merupakan nama lain dari bernafas. Pola respirasi berarti pola pernafasan. Seperti manusia yang bernafas, tumbuhan juga bernafas.
Pada manusia, bernafas berarti menghirup udara kemudian mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Sedangkan pada tumbuhan, bernafas berarti menghirup udara dan mengeluarkan berbagai zat yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut.
Pada tumbuhan buah sendiri, selain karbon dioksida, gas etilen juga dihasilkan untuk membuat buah semakin matang. Pada beberapa tanaman, buahnya akan tetap menghasilkan gas etilen walaupun telah dipetik dari pohon. Gas ini memungkinkan buah terus mengalami pematangan walaupun telah dipetik.
Pola respirasi seperti ini dinamakan klimaterik, seperti yang terjadi pada mangga dan pisang yang dapat matang lebih cepat bila diletakkan tertutup. Saat diletakkan pada wadah tertutup, gas etilen yang dihasilkan buah akan terperangkap sehingga dapat mempercepat pematangan. Namun bila wadah benar-benar tidak ada sirkulasi, buah dengan mudah menjadi busuk karena terlalu matang.
Ada juga beberapa buah yang tidak dapat bertambah matang bila telah dipetik. Kematangannya akan tetap sama seperti saat dipetik dari pohon, seperti pepaya dan nanas. Gas etilen buah-buah ini tidak diproduksi lagi setelah lepas dari tangkainya. Buah-buah ini disebut buah non-klimaterik.
Jadi, buah jenis apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam lemari pendingin?
Lemari pendingin memanfaatkan prinsip pendinginan pada suhu sekitar 5-20 derajat Celsius untuk mendinginkan bagian dalam lemari dengan menguapkan suatu zat pendingin. Zat pendingin akan mengambil panas dari dalam lemari untuk menguap sehingga dapat mengeluarkan panas ke luar lemari pendingin.
Penyimpanan dengan suhu rendah ini dapat menurunkan laju respirasi, menghambat perubahan tekstur dan hilangnya vitamin C, mengurangi laju pertumbuhan kuman, serta mencegah pertumbuhan jamur. Di samping itu, pendinginan juga memiliki kelemahan, yaitu terjadinya chilling injury pada buah tertentu.
Buah tropis yang yang terbiasa hidup pada suhu tinggi sangat sensitif terhadap suhu rendah sehingga pada saat disimpan pada suhu rendah dapat mengalami chilling injury, yakni kerusakan berupa memar, berkeriput, kecoklatan, gagal matang hingga busuk karena rusaknya jaringan buah sehingga tidak layak lagi untuk dimakan.
Pada buah klimaterik, kematangannya dapat diperlambat jika diletakkan pada suhu rendah. Namun buah jenis ini yang terbiasa suhu hangat harus dikenalkan perlahan-lahan dengan kondisi dingin. Misalnya pada mangga gedong yang ingin disimpan pada suhu 10 derajat Celsius selama 4 minggu memerlukan adaptasi penyimpanan pada suhu 15 derajat Celsius selama sehari.
Dua jenis buah di atas sangat berbeda dengan buah sub-tropis, buah iklim sedang dan buah non-klimaterik yang memang cocok disimpan pada suhu rendah.
Setelah mengetahui fakta-fakta diatas, siapkah kamu menikmati segarnya buah-buahan dari lemari pendingin kamu?
(ded/ded)
Sumber:https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20171026105007-436-251207/tips-menjaga-kesegaran-buah-buahan-kita/