Jallikattu atau olahraga tradisional mengalahkan banteng liar, di Palamedu, India (foto: ilustrasi).
Puluhan ribu warga India hari Minggu (22/1) menuntut agar olahraga tradisional mengalahkan banteng liar diperbolehkan diadakan kembali di negara itu.
Meskipun dilarang oleh mahkamah agung India, olahraga tradisional mengalahkan banteng liar hari Minggu (22/1) tetap dilangsungkan di beberapa daerah di bagian selatan negara itu. Bahkan puluhan ribu orang menuntut agar olahraga itu diperbolehkan diadakan kembali.
Pemerintah negara bagian Tamil Nadu hari Sabtu (21/1) telah mengeluarkan perintah eksekutif untuk mengizinkan dilangsungkannya kontes Jallikattu hari Minggu.
Perintah eksekutif itu mengabaikan perintah Mahkamah Agung tahun 2014 yang melarang “olahraga” itu karena merupakan tindakan kejam terhadap hewan. Perintah itu hanya akan berlaku enam bulan dan kelompok-kelompok aktivis perlindungan hewan bisa mengajukan banding lagi ke pengadilan.
“Olahraga” – yang diadakan pada festival panen musim dingin atau “Pongal” dan berlangsung empat hari – sangat terkenal di Tamil Nadu, dan sejumlah besar warga sejak hari Selasa (17/1) telah menggelar protes di pantai Chennai menuntut diijinkannya penyelenggaraan olahraga itu.
Jallikattu dimulai dengan melepaskan seekor banteng ke arah kerumunan massa yang berupaya menangkap dan menaikinya. Aktivis-aktivis perlindungan hewan mengatakan olahraga itu sangat kejam karena massa yang berusaha menaiki banteng itu seringkali menggosokkan merica ke mata banteng dan menarik ekor banteng hingga putus.
Larangan itu telah membangkitkan emosi, terlebih setelah beberapa aktor dan bintang olahraga Tamil ikut menuntut supaya olahraga itu diijinkan dilangsungkan lagi sebagai simbol kebudayaan Tamil. [em/ii]
Sumber:http://www.voaindonesia.com/a/ma-india-didesak-izinkan-olahraga-kalahkan-banteng-/3687611.html