Ilustrasi (Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim)
Jakarta, CNN Indonesia — Tak main-main, 89 tahun silam, atau tepatnya 28 Oktober 1928, sekumpulan pemuda merumuskan sebuah ikrar yang kini dikenal dengan Sumpah Pemuda. Sebuah ikrar yang dirintis pada sebuah era saat proses penyampaian ide dan solusi masih terbatas karena belum didukung dengan kemajuan teknologi dan informasi. Namun bagaimanapun, rumusan tersebut telah menjadi pengingat, bahwa bersatunya pemuda membangun negeri ini adalah sebuah janji yang tetap bernilai sama walau waktu silih berganti.
Jika dibandingkan dengan kini, kesempatan pemuda untuk berpartisipasi dalam setiap kesempatan cenderung lebih mudah. Faktor yang turut membuka akses transparansi ini adalah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, seyogyanya para pemuda dapat memberikan kontribusi lebih kepada negeri.
Melihat ruang gerak pemuda yang semakin terbuka lebar, Kantor Staf Presiden RI menginisiasi sebuah komunitas bernama Indonesia Civic Youth (ICY). Gerakan ini diharapkan mampu memfasilitasi akses generasi muda untuk memberikan kontribusi kepada Indonesia khususnya pada ranah pemerintahan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo di swa.co.id: “2020, RI akan Jadi Negara dengan Ekonomi Digital Terbesar di ASEAN.”. Bahwa Indonesia saat ini juga didukung oleh populasi pemuda yang sangat progresif.
Ditambah lagi, dengan melihat pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini, kesempatan pemuda untuk menjadi enterpreneur yang memiliki fokus di berbagai bidang sangatlah besar dan semakin mudah. Namun demikian, tercatat hingga Maret 2016, baru sekitar 1,65% dari total penduduk Indonesia yang berkiprah sebagai pengusaha. Sehingga, perlu adanya sebuah upaya agar generasi muda dapat termotivasi untuk berkarya sebagai enterpreneur.
Komunitas ICY memiliki empat program pengembangan untuk generasi muda antara lain ICY Academy, ICY Madrasa, ICY Institute, dan ICY Fellowship. Adapun taget sasaran dari program ini adalah pemuda berusia 16-30 tahun dengan spesifikasi pengembangan dan program yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Berangkat dari segala motivasi di atas, ICY kemudian berkolaborasi dengan Indo at Loyola Marrymount University (ILMU), atau komunitas mahasiswa Indonesia di LMU, Los Angeles, untuk menggelar kegiatan “Indonesia 2.0: Creating Indonesia`s New Ecosystem” pada Sabtu (7/10) lalu.
Pertemuan tersebut mencoba merumuskan secara maksimal berbagai bidang potensial yang dimiliki Indonesia yang biasanya kurang mendapat perhatian dari pemerintah atau disebut dengan ‘The Untapped Area’. Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan dari Code for Indonesia, KIBAR, Kantor Staf Presiden, Go-Jek, Google dan Ruangguru.
Adapun narasumber yang hadir pada kegiatan tersebut adalah:
1. Joshua Yawry – President ILMU (Opening Speech)
2. James Karnadi – Code for Indonesia
3. Putri Tanjung- Creative Entreprenuer
4. Jessica Tanoesoedibjo – Social Entrepreneur
Joshua Yawry sebagai President ILMU, dalam sesi Opening Speech, menyatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ia sangat berharap tujuan kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari WNI yang berdomisili di Los Angeles. Adapun The Untapped Area tersebut meliputi lima bidang yang dipandang sebagai sebuah ekosistem baru yang masih dapat dikembangkan secara maksimal di kemudian hari. Kelima bidang tersebut antara lain bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan logistik.
Lebih lanjut, ketiga narasumber lainnya menyampaikan benang merah yang sama yakni mengajak pemuda Indonesia untuk berkontribusi kepada negeri dalam ranah pemerintahan. Salah satu caranya adalah menjadi seorang enterpreneur yang fokus kerjanya adalah mencari solusi akan permasalahan yang terjadi. Ditambah lagi, media digital adalah salah satu kerabat yang dapat dijadikan sahabat untuk membantu mencari solusi permasalahan tersebut.
Jessica menyebutkan bahwa sejatinya perlu adanya sebuah langkah yang dapat membawa pengaruh sosial dan dapat membantu mencari solusi dari masalah sosial.
Hal tersebut diamini oleh Putri Tanjung. Ia menambahkan, “Kita yang berkesempatan untuk mengenyam pendidikan di luar, sudah saatnya memberikan feedback yang baik untuk kemajuan Indonesia,” ujarnya. Ia memaparkan bahwasanya ada sebuah pekerjaan rumah besar yang juga harus dilakukan yakni upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia Indonesia. Harapannya, di kemudian hari, akan semakin banyak individu yang bisa melihat sebuah permasalahan lebih mendalam dan berinovasi menciptakan sebuah karya yang bisa menjadi solusi yang baik untuk memecahkan masalah yang terjadi di Indonesia.
Adapun beberapa program yang telah dilaksanakan sebagai perwujudan dari misi kegiatan ini adalah magang di beberapa instansi swasta dan pemerintahan seperti Go-jek Indonesia, Kantor Staf Presiden, Kominfo, Kementerian Keuangan, Kibar, dan Ruangguru.
“Para internee yang bergabung dalam institusi tersebut tak hanya melakukan hal supporting pekerjaan teknis dan menjadi asisten. Namun akan ditempatkan pada sebuah posisi yang disesuaikan dengan major dan interest dari yang bersangkutan. Dengan demikian, diharapkan buah pikir dan keterlibatan mereka akan lebih membawa dampak positif bagi institusi,” demikian ungkap James Karnadi, dari Code for Indonesia.
Arman Masagung, seorang petinggi ICY, mengatakan seorang enterpreneur yang memiliki fokus di bidang yang termasuk pada The Untapped Area, memiliki potensi yang baik yang baik di masa depan. Lima bidang tersebut dapat itemukan masalah yang dipandang sebagai skala prioritas yang kemudian akan diusahakan solusinya. Solusi tersebut hendaknya menjadi bagian dari business process pada bidang atau usaha yang akan ditekuni.
Ke depan, ICY akan mengagendakan acara serupa dengan merangkul lebih banyak target audiens. James menambahkan bahwa ICY juga akan membuat komunitas di LA sendiri dan juga Indonesia. Dirinya berharap dengan adanya komunitas, semangat generasi muda dalam berkarya akan lebih terjaga. Tak hanya kegiatan pemberdayaan bagi mahasiswa saja, ICY juga berupaya untuk mengedukasi dan meningkatkan kemampuan para pemuda khususnya pelajar yang notabene masih duduk di bangku SMA, SMK. “Salah satu pilot project kegiatannya berhasil dilaksanakan di Bandung beberapa waktu lalu,” pungkasnya. (ded/ded)
Sumber:https://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20171027164143-454-251655/menciptakan-ekosistem-baru-bagi-anak-anak-muda/