Peneliti percaya bahwa menggoreng makanan memberikan dampak yang signifikan pada pembentukan awan dan hujan karena 10 persen partikel yang ada di udara berasal dari lemak hasil gorengan(Foto: ashishacoway/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia — Sulit rasanya menolak renyahnya aneka makanan goreng. Kerenyahan dan sensasi garingnya sudah menjadi pelengkap menu sehari-hari. Namun, sekalipun enak disantap, aneka makanan yang digoreng ternyata bisa memengaruhi kesehatan dan juga perubahan cuaca.
Ahli kimia asal University of Reading dan University of Bath menyebutkan bahwa ketika partikel lemak hasil gorengan bercampur dengan atmosfer, maka akan tercipta struktur kompleks pada kelembapan yang membentuk awan.
Partikel lemak tersebut mengendap ke atmosfer melalui jendela atau lubang yang terbuka ketika memasak.
Peneliti percaya bahwa menggoreng makanan memberikan dampak yang signifikan pada pembentukan awan dan hujan karena 10 persen partikel yang ada di udara berasal dari lemak hasil gorengan. Dampak skala besar lainnya berpengaruh pada pendinginan bumi yang diduga berpotensi memperlambat pemanasan global.
“Saya berpikir bahwa partikel hasil gorengan memiliki dampak pada pembentukan awan. Kemungkinan besar struktur tersebut memberikan dampak besar pada tetesan air yang ada di atmosfer, meningkatkan daya tahan molekul reaktif dan secara umum memperlambat transportasi tetesan air yang dampak lebih lanjutannya masih belum diketahui,” ujar dosen kimia fisik dan atmosfer dari University of Reading, Christian Pfrang dilansir dari Independent.
Meskipun begitu Pfrang mengklaim bahwa hal tersebut bukanlah cara halus atau imbauan untuk selalu makan makanan sehat dan menghindari gorengan. Lewat penelitian ini dia hanya ingin mengungkapkan bahwa lemak berpengaruh pada pembentukan awan.
Hasil penelitian oleh University of Bath yang dipublikasikan Nature Communications menemukan bahwa molekul dari tetesan air garam dan asam oleat, asam lemak hasil memasak, membentuk kristal yang menyerap air seperti spons. Struktuk kompleks tersebut juga bertahan lama di atmosfer sehingga lebih mudah untuk membentuk awan.
“Kami tahu bahwa struktur kompleks yang terbentuk serupa dengan molekul asam lemak pada sabun di air,” ujar dosen biofisika University of Bath, Adam Squires.
Lebih lanjut Squires mengungkapkan bahwa apapun bentuk dari struktur kompleks tersebut, baik transparan, cair, maupun padat, akan terus memengaruhi berapa banyak kelembapan yang bisa diserap.
Ia percaya proses tersebut juga terjadi di atmosfer dan menjadi tantangan bagi para peneliti untuk terus menguak dampak lain yang bisa ditimbulkan oleh partikel lemak hasil menggoreng. (tab)
Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171127005959-267-258228/studi-menggoreng-makanan-bisa-sebabkan-perubahan-cuaca/