Sebuah studi kesehatan terbaru yang melibatkan pasien sindrom patah hati menemukan bahwa dampaknya bersifat permanen seperti serangan jantung. (Foto: frankis_shen/pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia — Patah hati tak hanya soal putus cinta atau merasa disakiti pasangan. Kehilangan orang terkasih pun bisa mengakibatkan patah hati. baru-baru ini sebuah studi mengungkap bahwa efek patah hati sama seperti kerusakan jangka panjang akibat serangan jantung.
Dilansir dari The Independent, setidaknya 3.000 orang Inggris terkena efek Takotsubo cardiomyopathy atau sindrom patah hati. Hal ini dipicu oleh kejadian yang menyisakan trauma.
Awalnya, para peneliti memperkirakan efek sindrom hanya berlangsung temporer. Namun, peneliti dari Universitas Aberdeen baru-baru ini menemukan bahwa efeknya bisa permanen seperti serangan jantung.
Saat terjadi serangan jantung, otot jantung melemah hingga ke titik di mana ia tak dapat berfungsi lagi secara efektif.
Dalam studi yang diprakarsai oleh British Heart Foundation (BHF), tim dokter memeriksa 37 pasien Takotsubo yang sudah mengalami 2 tahun penggunaan ultrasound dan pemeriksaan MRI.
Riset menemukan bahwa pasien mengalami kerusakan jaringan otot jantung yang tidak bisa disembuhkan. Akibatnya, elastisitas otot berkurang sehingga kontraksi tak bisa maksimal dalam tiap detakan.
Menurut studi lain yang diinisiasi oleh Harvard Medical School, lebih dari 90 persen kasus Takutsubo dialami oleh perempuan usia 58 – 75 tahun.
“Takotsubo adalah penyakit yang dasyat dan dapat tiba-tiba membunuh jika tidak mengganggu kesehatan,” kata Profesor Jeremy Pearson, rekanan direktur medis BHF dikutp dari laman resmi BHF (12/11).
“Awalnya kita pikir efeknya temporer, tapi kini kita dapat melihat mereka dapat berlanjut mempengaruhi orang sepanjang hidupnya.”
Ia menambahkan, hingga kini belum ada terapi jangka panjang untuk pasien. Petugas medis sebelumnya sudah memikirkan semua penderita sindrom akan sepenuhnya sembuh.
“Riset baru ini menunjukkan ada efek jangka panjang pada kesehatan jantung dan menyarankan kami sebaiknya merawat pasien dengan cara yang sama dengan mereka yang terkena serangan jantung,” tutupnya. (rah)
Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171117095709-255-256278/studi-patah-hati-berefek-permanen-seperti-serangan-jantung/