Sebuah survei terhadap sejumlah ibu yang sedang menyusui mengungkapkan adanya keengganan ibu meminta bantuan, meski mereka sangat berharap dibantu suami. (Foto: PublicDomainPictures/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia — Tak bisa dipungkiri, masa kehamilan dan menyusui menjadi momen menantang bagi ibu, baik fisik maupun psikologis. Mau tak mau, ibu membutuhkan peran suami dan juga keluarga, yang kemudian disebut juga sebagai sistem pendukung.
Hanya saja, ternyata para ibu cenderung enggan mengungkapkan dirinya butuh bantuan, karena tidak mau merepotkan. Mereka dalam diam berharap suami dan anggota keluarga lainnya lebih proaktif.
Temuan itu menjadi satu poin yang diperoleh dari studi yang dilakukan PT Fonterra Brands Indonesia dan Anmum baru-baru ini. Laporan studi tersebut mengungkapkan dalam masa hamil dan menyusui, para ibu mengalami tantangan secara fisik maupun psikologis.
Di antaranya, perubahan fisik ibu seperti kelelahan dan morning sickness. Belum lagi masalah kesehatan mental seperti kecemasan, stres, baby blues, dan perubahan mood terutama pasca persalinan atau selama menyusui.
“Fakta pertama, mereka menyatakan butuh dukungan atau support system, di mana suami diharapkan memberikan dukungan serta lebih proaktif,” ungkap Andriani Ganeswari, CCM Fonterra Brands Indonesia, di sela-sela peringatan Pekan ASI Sedunia, di Jakarta Selatan (1/8).
Studi dilakukan dengan metode focus group discussion yang melibatkan sembilan kelompok. Kelompok-kelompok ini terdiri dari ibu baru, dan ibu berpengalaman yang sedang menjalani masa kehamilan dan menyusui.
Temuan dalam studi ini pula menyebutkan bahwa para ibu enggan mengungkapkan harapan mereka tentang dukungan yang mereka perlukan.
“Para ibu itu enggan, misalnya, tidak enak kalau mau minta bantuan suami karena suami pulang kerja, kasihan, kelelahan. Atau mau minta bantuan ibu, tapi karena sudah tua jadi berpikir ulang,” tambah Andriani.
Dari studi ini, mereka mengharapkan suami dan anggota keluarga lebih proaktif dalam mencari informasi kehamilan dan menyusui. Pengetahuan yang memadai membuat ibu mampu menghadapai tantangan dan perubahan selama hamil dan menyusui.
Sementara itu Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASI), Ali Sungkar mengatakan para ibu memerlukan dukungan dari lingkungan sosial dan nutrisi yang tepat. Hal ini mempengaruhi kesehatan ibu, supaya nantinya dapat merawat anak dan keluarganya.
“Stabilitas sosial dan partisipasi sosial dapat memberikan dukungan emosional yang berperan untuk mengurangi dampak stres kehidupan dan tantangan sehari-hari para ibu,” kata Ali. (rah)
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170801152454-255-231713/studi-ungkap-ibu-menyusui-harapkan-suami-lebih-proaktif/