Seorang pasien demam dengue tidur di dalam kelambu, di Luque, Paraguay, 5 Februari 2016.
LONDON —
Perusahaan farmasi Sanofi mengatakan, berdasarkan data baru, vaksin demam dengue buatan perusahaannya dan yang pertama di dunia, seharusnya hanya boleh diberikan untuk pasien yang sebelumnya sudah pernah menderita demam dengue.
Dalam sebuah pernyataan, Sanofi menyatakan pihaknya baru-baru ini meneliti data pasien selama enam tahun. Menurut kesimpulan para peneliti, vaksin demam berdarah memang melindungi penderita dari infeksi lebih lanjut, jika mereka sudah pernah terinfeksi demam berdarah. Namun hal itu tidak berlaku untuk penderita yang baru pertama kali terinfeksi demam berdarah.
“Untuk pasien yang belum pernah terinfeksi virus demam dengue..hasil analisis menemukan dalam jangka panjang, bisa mengalami kasus-kasus penyakit itu yang lebih parah setelah menerima vaksinasi,” kata Sanofi. “Penemuan ini menyoroti kompleksitas infeksi demam berdarah.”
Orang-orang yang pernah menderita demam dengue lebih dari satu kali bisa berisiko menderita demam berdarah dengue (DBD). Nyamuk dengue ditemukan di wilayah-wilayah beriklim tropis dan sub-tropis di seluruh dunia. Gejala-gejalanya seperti sakit flu, antara lain, nyeri sendi, mual, muntah, dan ruam-ruam pada kulit. Dalam kasus-kasus yang parah, demam dengue bisa menyebabkan masalah pernafasan, pendarahan dan gagal organ.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sekitar setengah dari populasi dunia berisiko terjangkiti demam dengue dan diperkirakan 96 juta orang jatuh sakit akibat infeksi virus itu setiap tahunnya.
Sanofi mengusulkan otoritas nasional membarui informasi peresepan. Sanofi juga mengatakan para dokter harus menilai kemungkinan infeksi demam dengue sebelumnya pada pasien, sebelum memutuskan apakah mereka harus divaksinasi.
“Vaksinasi (dengue) tidak direkomendasikan untuk mereka yang belum pernah terinfeksi virus demam dengue,” kata Sanofi. Pada saat ini, vaksinasi dengue direkomendasikan di negara-negara paling endemi dengue dan diberikan untuk orang di atas usia sembilan tahun.
Perusahaan memperkirakan kerugian 100 juta euro (118 juta dolar) akibat pemberitaan ini.
Tidak ada pengobatan khusus untuk demam dengue dan tidak ada vaksin berlisensi lainnya yang tersedia di pasaran. [fw/au]
Sumber:https://www.voaindonesia.com/a/vaksin-demam-dengue-tidak-diberikan-untuk-penderita-baru/4144767.html