6 Tips Mengelola Keuangan Keluarga dengan Baik

0
178

Jakarta, CNN Indonesia — Hampir semua orang, cepat atau lambat, akan sampai pada kesadaran bagaimana ideal circumstances keuangannya. Apalagi dengan semakin kompleksnya transaksi keuangan yang dilakukan, misalnya saat sudah mulai bekerja, berbisnis atau berumah tangga.

Saya tidak akan menggurui apalagi menghakimi, dan saya juga bukan financial planner. Jadi melalui artikel ini saya ingin berbagi pengalaman 6 tahun rumah tangga saya, yang sampai sekarang pun, masih banyak yang harus diperbaiki dari sisi keuangan.

Saya bukan orang yang rajin menabung, demikian pula suami. Kesadaran keuangan kami bisa dibilang terlambat. Awal kami menikah pada akhir 2011, kami dihadapkan dengan long distance marriage (LDM) yang cukup menghabiskan saldo rekening.

Penghasilan waktu itu belum banyak, tiket pesawat masih mahal. Kami juga belum kenal baik dengan investasi. Better late than never. Saat menantikan anak pertamalah kami bertekad memperbaiki struktur keuangan rumah tangga.

Beberapa hal yang umumnya dapat diterapkan pada rumah tangga baru:

1. Catat pengeluaran

Pengeluaran kami tak terkontrol pada awalnya. Ada pemasukan, kami hura-hura. Tidak ada pemasukan, tetap hura-hura. Maka dari itu kami mulai mencari alat bantu untuk mencatat transaksi. Dulu, dulu sekali saat saya jadi mahasiswa baru tahun 2007, saya membuat buku ledger dengan struk-struk ditempel lengkap menjadi satu dalam buku itu. Butuh ketelatenan untuk membuatnya.

Lama kelamaan karena kesibukan kuliah, buku itu terbengkalai. Untunglah tahun 2012 teknologi sudah lebih maju, kami mencoba-coba aplikasi yang membantu mengelola keuangan pribadi, dan pilihan jatuh pada home budget. Aplikasi ini free sampai jumlah transaksi tertentu, dan untuk melanjutkan pencatatan transaksi berikutnya, user harus membeli.

Sampai sekarang kami masih mencatat pengeluaran dan pemasukan dengan aplikasi ini. Mudah sekali untuk monitor dan evaluasi keuangan bulanan. Kita jadi tahu kemana larinya uang yang dibelanjakan berdasarkan kategori. Mana pos pengeluaran yang over and outside budget. Juga melihat tren dan rata-rata pemasukan-pengeluaran per periode. Walaupun suami tidak mewajibkan, catatan ini adalah wujud pertanggungjawaban saya ke suami.

2. ‎Tabungan logam mulia
Saran saya, jangan beli kredit. Menabunglah sampai cukup 1 atau 2 gram, baru beli. Investasi emas ini diperuntukkan untuk jangka panjang, karena margin harga jual dan beli emas yang cukup tinggi. Kami punya trik dalam hal investasi ini. Setiap kami terima uang Rp20 ribu, kami akan menyisihkannya. Kenapa Rp20 ribu? Karena nominal Rp20ribu adalah yg paling jarang muncul dalam transaksi. Tabungan Rp20ribu ini juga adalah tabungan darurat untuk kondisi tak terduga.

3. Investasi dalam hal yang mudah
Dont put eggs in one basket, pasti sudah kerap dengar kan? Investasi tidak harus besar, yang penting setiap bulan ada yang disisihkan. Bagi kami reksadana adalah yang paling mudah. Saran kami, ambil reksadana yang murni tanpa tambahan benefit. Kami punya reksadana yang digabung dengan asuransi kesehatan dan ternyata manfaatnya tidak terlalu besar. Agak kecewa sebenarnya, tapi kalau ditutup dalam jangka waktu dekat jatuhnya rugi, jadi terpaksa diteruskan. Kami pernah punya deposito, tapi dengan bunga 6 persen inflasi dan pajak +- 5%, tingkat pengembalian kita sebenarnya hanya 1 persen. Dan seiring dengan kemajuan teknologi, kita sekarang bisa membeli reksadana di situs marketplace dengan sedikit modal, mudah sekali bukan?

4. Investasi rasional
Yang harus diingat pada saat kita memutuskan untuk berinvestasi adalah, ekspektasi yang rasional. Saya punya cerita dari teman dan saudara dekat yang ditawari investasi bisnis dengan penghasilan bunga mingguan, dan pengembalian hingga 15 persen, yang ternyata adalah skema piramida. Dan modus penipuan investasi macam ini masih ada loh sampai sekarang. Pelakunya juga orang-orang dekat. Bukannya suuzon, tapi kalau urusan duit sama saudara kan memang kita jadi kurang objektif ya. Jadi kami menghindarinya sedari awal, untuk menjaga silahturahmi juga.

5. Kartu kredit bukan riba
Tolong digarisbawahi: jika dan hanya jika dibayar lunas dan tepat waktu. Sehingga bank tak punya kesempatan membebankan bunga pada transaksi kita. Banyak promo dan diskon hanya ditujukan bagi pemegang kartu kredit.

Kendalikan hawa nafsu, pilih sesuai kebutuhan dan pastikan kita punya cukup pemasukan untuk membayar lunas semua tagihan bulan berikutnya. Kami terutama memanfaatkan kartu kredit untuk membayar tagihan rutin bulanan agar tak repot mengingat-ingat kapan harus membayar apa, misalnya telepon pascabayar dan internet-tv berlangganan. Juga yang sangat membantu adalah program cicilan 0% 12 bulan untuk produk-produk home appliance, program ini bermanfaat untuk menjaga arus kas bulanan keluarga.

6. Sedekah jumat
Sebenarnya sedekah sih kapan saja. Ini anggaplah sebagai program tambahan agar lebih konsisten berbagi. Setiap rupiah yang dikeluarkan di hari kamis adalah nominal yang disedekahkan di hari jumat berikutnya. Utamakan keluarga dekat, tetangga, dan sekitar.

Itu sebagian pengalaman saya, semoga bermanfaat. Bagaimana dengan kamu?(ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20171229094328-436-265427/6-tips-mengelola-keuangan-keluarga-dengan-baik

LEAVE A REPLY