Anak-anak berolahrada dalam kamp musim panas untuk menurunkan berat badan di Shenyang, Provinsi Liaoning, China, 3 Agustus 2009. (Foto:Dok)
Dokter Amerika Serikat memperingatkan bahwa mempermalukan anak-anak yang mengalami obesitas, tidak akan membantu mereka mengurangi kelebihan berat badan.
Sebaliknya, hal ini sering kali menimbulkan efek yang berlawanan dan berkontribusi pada perilaku seperti tidak berhenti makan, tidak akfit, mengisolasi dari pergaulan sosial, dan menghindari pemeriksaan kesehatan rutin, kata American Academy of Pediatrics and the Obesity Society dalam sebuah pernyataan gabungan.
“Tetap bersikap positif. Kami tahu bahwa membuat perubahan itu sulit, dan pada awalnya pasien mungkin akan mengalami masalah untuk memenuhi beberapa tujuan mereka, tapi kita dapat belajar dari tantangan ini dan mulai dari sana,” kata Dr. Stephen Pont, penulis utama pernyataan tersebut dan ketua pendiri Bagian AAP tentang Komite Eksekutif Obesitas.
“Kita juga tahu bahwa anak-anak dengan obesitas lebih cenderung merasa kurang percaya diri, depresi, dan kegelisahan. Sehingga kita ingin lebih berhati-hati untuk pada penguatan positif dan bukan penguatan negatif saat mendorong perubahan perilaku,” Pont, dari Dell Medical School di University of Texas di Austin, melalui email.
Sebuah studi terpisah mengenai isu kesehatan anak yang sama, menjaga anak-anak dari merasa dicela mungkin juga berarti menjelaskan kepada mereka tentang apa yang mereka lihat di film dan di televisi. Penulis penelitian menganalisis film anak-anak dan menemukan bahwa sebagian besar film menstigmakan berat badan.
Obesitas adalah masalah kesehatan kronis yang paling umum terjadi di antara anak-anak Amerika, para dokter mencatat dalam pernyataan kebijakan tersebut. Satu dari tiga anak berusia antara 2 dan 19 tahun kelebihan berat badan atau obesitas.
Stigma dan diskriminasi dapat menambah masalah untuk kesehatan dan membahayakan kualitas hidup mereka, membuat mereka merasa terisolasi, malu dan sedih. Kelebihan berat badan saja bisa menjadi perkiraan untuk menjadi sasaran korban dan perisakan.
Dokter harus mengambil peran utama dalam mendidik anak-anak dan keluarga tentang bagaimana membantu anak-anak mencapai berat badan yang sehat, tanpa membuat anak-anak merasa mengalami stigma untuk ukuran mereka, kata para dokter dalam pernyataan tersebut.
Anak-anak yang merasa mengalami stigma sering kali menjadi korban penggodaan, perisakan dan pelecehan di sekolah. Banyak anak yang pergi ke dokter untuk berkonsultasi mengenai berat badan, melaporkan mereka mengalami perisakan dalam satu tahun terakhir, dan tidak jarang anak-anak melaporkan hal initelah berlangsung selama lebih dari lima tahun.
Ada beberapa cara dokter anak dapat berbicara kepada orang tua dan anak-anak tentang berat badan, yang mendukung dan memberi semangat, bukannya secara tidak sengaja terdengar menghakimi, kata Puhl melalui email.
Sebagai permulaan, mereka bisa berbicara tentang “anak-anak dengan obesitas” dan bukan “anak-anak obesitas” untuk menekankan bahwa ini adalah kondisi medis. Menggunakan istilah netral seperti “berat” dan bukan istilah negatif seperti “gemuk” atau “obesitas” juga bisa membantu, kata Puhl.
Berlaku untuk Orang Tua
Ini juga untuk orang tua.
“Orang tua perlu berpikir masak-masak sebelum berbicara tentang berat badan,” tambah Puhl. “Sebisa mungkin, orang tua harus memfokuskan komentar mereka pada perilaku kesehatan dan kesehatan, mengidentifikasi cara agar anak-anak dan anak-anak mereka dapat menerapkan perilaku yang lebih sehat bersama-sama sebagai sebuah keluarga.”
Untuk mempelajari bagaimana berat badan diperlakukan dalam film anak-anak, periset menganalisis 31 film yang diluncurkan 2006 sampai 2010. Setiap film menunjukkan perilaku mempromosikan obesitas, seperti karakter dengan makanan yang tidak sehat, porsi besar, minuman manis dan banyak waktu menonton.
Sebagian besar film juga menstigmakan berat badan, dengan hinaan verbal tentang ukuran tubuh, misalnya.
Adegan ini mungkin sulit dihindari, namun orang tua dapat menggunakannya sebagai momen yang bisa diajarkan, kata penulis studi senior Dr. Eliana Perrin, yang melakukan studi di University of North Carolina di Chapel Hill dan sekarang menjadi direktur Center for Childhood Obesity Research di Duke University di Durham, North Carolina.
Ketika orang tua menonton dengan anak-anak, mereka mungkin mengatakan sesuatu seperti, “Kami semua tertawa saat begitu-dan-begitu diolok-olok, tapi saya pikir itu tidak lucu baginya, bukan?” Perrin menyarankan.
“Di keluarga kami, saya ingin kami berteman dengan dan baik hati kepada orang-orang, tidak peduli berapa ukuran mereka,” Perrin menambahkan. “Anak-anak dengan obesitas itu adalah anak-anak cerdas, menyenangkan, atletis dan pekerja keras.” [aa/fw]
Sumber:https://www.voaindonesia.com/a/bantu-anak-anak-obesitas-hindari-stigna-berat-badan/4127969.html