Beda blockchain dan bitcoin (dok. REUTERS/Benoit Tessier)
Jakarta, CNN Indonesia — Beberapa waktu terakhir, Bitcoin yang merupakan salah satu mata uang digital atau biasa disebut cryptocurrency dinyatakan dilarang digunakan di Indonesia. Larangan ini dikeluarkan langsung oleh Bank Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menyatakan bahwa bitcoin bisa menciptakan black economy karena asal muasal atau penerbit uang tersebut tidak jelas. Namun, dia tidak menolak kehadiran teknologi blockchain yang menjadi teknologi dasar beroperasinya bitcoin dan cryptocurrency lainnya.
Co founder Block Tech Steven Suhadi menerangkan bahwa blockchain tak ubahnya seperti system Android di mana aplikasi berjalan dengan system tersebut. Bitcoin bisa dibilang hanya satu aplikasi dari system blockchain.
“Bitcoin adalah aplikasi di atas blockchain. […] Blockchain memiliki aplikasi yang jauh lebih baik dari sekedar bitcoin,” kata dia.
Di masa depan, Steven memprediksi bahwa teknologi ini akan menjadi penganggu dari teknologi yang sekarang mendisrupsi teknologi lama. Sebab, teknologi ini menjanjikan efisiensi dan dampak positif.
“Blockchain membawa dampak yang positif untuk Indonesia berkat transparansi dan efisiensi yang disebabkannya. Saya kira banyak fragmentasi di Indonesia yang bisa diatasi dengan blockchain,” katanya.
Lebih lanjut, Steven juga mengatakan blockchain sama seperti teknologi internet di mana dia bisa mendisrupsi hampir semua sector. Namun yang paling akan terdisrupsi kata dia adalah bidang keuangan, asset, kesehatan, asuransi hingga industry media.
Cara kerja blockchain
Steven menjelaskan bahwa blockchain menggunakan system terdesentralisasi yang memungkinkan efisiensi. Ketika seseorang membeli coin bitcoin, sistem computer yang terhubung jaringan blockchain akan mencatat dan memberikan validitas secara otomatis. Sehingga, minim kesalahan, cepat, lebih murah dan mudah.
“Kalau di bitcoin, misalnya ada satu koin bitcoin. Saya akan memberikan satu bitcoin ini pada orang A. Komputer saya akan memberitahukan ke seluruh jaringan bitcoin untuk mencatat bahwa coin itu sekarang milik A jadi ketika coin itu diklaim orang lain, maka akan ketahuan itu bohong. Karena, pemiliknya adalah A,” kata dia.
Blockchain memanfaatkan konsensus, kondisi yang tercapai ketika semua peserta dalam jaringan menyetujui validitas sebuah transaksi dengan mencatat apa yang tercatat oleh computer dalam data besar cocok satu sama lain.
Bitcoin sendiri adalah mata uang pertama yang berjalan dalam jaringan tersebut tanpa memerlukan perantara atau penerbit yang terpusat berkat sifat blockchain yang terdesentralisasi. Hal inilah yang membuat Bank Indonesia tak merestui mata uang ini digunakan di Indonesia. (eks/eks)
Sumber:https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171206103025-185-260438/mengenal-blockchain-dan-bedanya-dengan-bitcoin