Jakarta, CNN Indonesia — Penampilan menjadi salah satu hal terpenting bagi kebanyakan kaum wanita. Semua orang berlomba-lomba agar mempunyai bentuk tubuh yang indah, salah satu caranya adalah dengan mencoba dan melakukan berbagai jenis diet.
Dimulai dari cara diet yang baik maupun diet yang terdengar ekstrem. Diet sudah menjadi tren bagi kita dan seperti mengikuti perkembangan zaman, tren diet pun terus berubah. Diam-diam sudah banyak orang yang mencoba program diet ini untuk mendapatkan tubuh yang ideal dengan diet ketogenik.
Diet ketogenik adalah diet yang menerapkan pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Dalam melakukan diet ketogenik ini, kamu diharuskan mengkonsumsi lemak sebesar 60-70 persen, di mana hal ini melebihi batas lemak normal yang dikonsumsi orang biasanya.
Mungkin beberapa dari kalian masih bertanya-tanya apakah diet ketogenik boleh dilakukan? Apakah diet ini aman dan ada efek samping? Begini penjelasan singkat dari Dr. Lukman Halim, Ms, Sp.Gk yang membuka praktek di RS Pluit, Jakarta Utara.
Dr. Lukman Halim, Ms, Sp.Gk , adalah seorang dokter ahli gizi dengan pengalaman selama 25 tahun. Selain bekerja di Rumah Sakit Pluit, Jakarta Utara. Beliau juga seorang dosen di perguruan tinggi Universitas Trisakti, grogol.
Ketogenik berasal dari kata “keto” dan “gen”. Keto adalah keton, gen itu pembentukan keton. Sebenarnya itu bukan diet yang banyak menghasilkan keton dalam badan, namun diet yang hasil akhirnya banyak menghasilkan keton. Tetapi, masih banyak orang yang salah pengertian.
Dr. Lukman Halim tidak setuju terhadap jenis diet ini. Ahli gizi ini mengatakan diet ini adalah diet yang tidak benar untuk dilakukan.
Beliau menjelaskan dalam melakukan diet ketogenik, kamu harus terlebih dulu memeriksakan fungsi ginjal dan paru-parumu. Baik orang muda dan tua, apabila fungsi keduanya masih baik, mereka boleh melakukan diet ketogenik ini.
Jika seseorang melakukan diet ketogenik murni (hanya mengkonsumsi lemak) dan tidak mengkonsumsi protein, dalam waktu 4-7 hari mereka akan terkena gangguan metabolisme. Hal-hal lain yang harus diperhatikan yaitu efek samping yang bisa terjadi.
Sebenarnya, manusia membutuhkan energi dan karbohidrat untuk beraktivitas. Tapi, kebanyakan orang yang sedang melakukan diet, mereka mengurangi konsumsi karbohidrat atau bahkan ada yang tidak menyentuh karbohidrat sama sekali.
Hal tersebut sebenarnya sama dengan diet ketogenik, para peserta diet tidak mengkonsumsi makanan karbohidrat dan langsung mengonsumsi lemak. Mereka beranggapan yang mereka makan adalah lemak, dan lemak tersebut langsung dibakar oleh badan yang hasil akhirnya akan timbul zat keton.
Efek samping yang bisa terjadi setelah melakukan diet kategonik ada banyak karena keton itu sebenarnya racun untuk tubuh, bisa dibuang melalui saluran kencing atau napas. Jika pembakaran lemak banyak, keton yang terbentuk juga banyak, belum tentu ginjal dan paru-paru kita bisa membuang semua keton tersebut.
Timbullah sakit kepala dan mual sering kali terjadi jika masih banyak keton di dalam tubuh. Bahkan lebih parahnya bisa menimbulkan koma kalau pemecahan lemak begitu hebat, keton tidak bisa dibuang, dan ginjal dan paru-paru bekerja sangat berat.
Diet seperti itu tidak efektif dalam menurunkan berat badan, karena sewajarnya menurunkan berat badan itu makan sedikit, agar lemak dibakar. Namun sering terjadi salah pengertian bahwa makan banyak boleh, tapi lemak, dan lemak dibakar. Itu sangat tidak logis. Karena di badan kita terdapat banyak lemak. Masakan makan lemak lagi? Seharusnya lemak dibakar, bukan semakin banyak dikonsumsi.
“Bagi orang yang sedang melakukan diet ketogenik lebih baik berhenti melakukan diet ini. Menurut saya lebih baik melakukan diet mayo. Diet yang dilakukan selama 13 hari ini tidak memberikan dampak buruk bagi kesehatan, seperti sakit kepala dan mual. Hanya lemas karena makanan yang kita konusmsi tidak mengandung gula dan garam. Sebenarnya diet mayo menekankan dan membuat para pelaku diet menjadi disiplin, disini mereka diajarkan untuk makan secukupnya tidak berlebihan,” ujar dr. Lukman Halim, Ms, Sp.Gk.
Yang lebih baik lagi jika seseorang dapat melakukan diet seimbang, konsumsi makanan 4 sehat dan 5 semprna. Barangkali ada yang belum tau, nasi dan kentang sebenarnya memiliki kalori yang sama, hanya bentuk yang membedakan, kentang lebih padat, dan nasi memiliki tekstur lunak. Sebenarnya, mengonsumsi nasi bisa membuat kalian merasa cepat kenyang karena teksturnya yang lunak, dibandingkan kentang yang padat.
Sebaiknya, lakukan diet seimbang. Perlahan tapi sehat. Karena jika berat badan seseorang turun secara cepat, pada akhirnya kenaikan berat badan bisa terjadi dengan cepat juga. Normalnya, menurunkan 1 kg bobot badan selama dua minggu, atau ½ kilo per minggu.
Tentu saja, melakukan kegiatan olahraga itu sangat diperlukan untuk mendukung progam penurunan berat badan. Dengan waktu minimum 150 menit dalam seminggu kita sudah bisa mendapatkan tubuh yang sehat dan memberi manfaat baik untuk jantung.
Mungkin jika dilihat, 150 menit adalah waktu yang lama. Tapi jika dihitung dalam sehari hanya dibutuhkan waktu 20 menit untuk berolahraga. (ded/ded)
Sumber:https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20171221135805-436-264005/ternyata-ini-adalah-efek-samping-dari-diet-ketogenik