Jakarta, CNN Indonesia — Salah satu bentuk istirahat yang paling efektif adalah dengan tidur. Tidur merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia karena di dalam tidur terjadi proses pemulihan dan proses ini sangat bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula.
Proses pemulihan pada tubuh kita terhambat, maka organ tubuh kita tidak dapat bekerja secara maksimal. Akibatnya tubuh menjadi lesu, cepat lelah dan penurunan konsentrasi. Normalnya jam tidur yang cukup untuk tubuh kita adalah 7-9 jam per hari. Jika terlalu sering kurang tidur, hati-hatilah, itu pertanda bahwa kalian mengalami insomnia.
Tapi apakah insomnia adalah suatu penyakit? Insomnia bukanlah suatu penyakit melainkan suatu gejala kelainan yang ada dalam tidur yang berupa kesulitan dan gangguan tidur. Insomnia juga terjadi karena masalah psikologis misalnya seperti kecemasan, depresi dan stres yang berkepanjangan.
Selain faktor psikologis insomnia sering terjadi karena gaya hidup yang buruk. Misalnya pola tidur yang tidak teratur, sering mengonsumsi alkohol dan minuman yang berkafein. Insomnia sering dialami oleh anak yang berusia muda (remaja) hingga dewasa.
Dilansir dari halodoc.com, di negara berkembang seperti Indonesia ditemukan kasus insomnia yaitu 3,9 persen pada laki-laki dan 4,6 persen pada perempuan.
Hasil studi pimpinan Dr. Diane Boivin, profesor psikiatri dari McGill University, yang diterbitkan pada September 2016 di Proceedings of The National Academy of Sciences, menyatakan bahwa circadian rhythm (jam biologis) perempuan sedikit lebih cepat dibanding laki-laki.
Perbedaan kecepatan circadian rhythm (jam biologis) tersebut menjelaskan kenapa siklus tidur-bangun perempuan lebih cepat dua jam dibanding laki-laki, dan mengapa perempuan lebih rentan terhadap early morning awakenings.
Ada beberapa faktor mengapa perempuan lebih sering terkena insomnia.
1. Faktor hormonal
Pada saat PMS terjadi ketidakseimbangan hormon estrogen dan hormon progesteron yang dapat membuat gelisah, perut kram, bad mood sehingga menyebabkan gangguan tidur.
2. Perempuan cenderung multitasker
Perempuan cenderung melakukan segala hal sekaligus seperti lembur kerja, mengurus anak, mengerjakan tugas dan lain-lain yang membuat perempuan sering melakukan banyak hal sebelum tidur hingga larut malam.
3. Hot flashes
Hot Flashes adalah gejala yang umum dirasakan oleh wanita di masa perimenopause atau setelah memasuki masa menopause. Gejalanya berupa panas di dalam tubuh, keringat berlebihan, jantung berdebar sehingga menyebabkan perasaan menjadi tidak nyaman pada saat tidur.
Nah, tahukah kamu insomnia yang berkepanjangan dapat membawa penyakit yang berbahaya pada tubuh kita?
Banyak orang yang menganggap remeh akan bahaya dari insomnia. Dampak dari insomnia antara lain: risiko hipertensi, serangan jantung, peningkatan berat badan (obesitas) bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
Apa korelasi antara tidur dan kanker? Jika kita terlalu sering melakukan kegiatan hingga larut malam maka memungkinkan tubuh kita akan mengalami penurunan kekebalan tubuh. Saat kekebalan dalam tubuh menurun, akan sangat berpeluang besar tubuh terserang penyakit.
Produksi hormon Melatonin menjadi menurun sehingga meningkatkan produksi hormon estrogen yang bisa meningkatkan risiko kanker. Dan yang paling sering adalah tumbuhnya sel kanker payudara.
Dilansir dari DetikHealth.com, praktisi kesehatan tidur dr Andreas Prasadja, RPSGT dari RS Mitra Kemayoran, mengatakan: “Penelitian pada wanita yang pola hidupnya terjaga, sehat, langsing, olahraganya rutin, tapi tidurnya kurang dari 7 jam itu risiko kanker payudaranya 47 persen.” (ded/ded)
Sumber:https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20180103095620-436-266242/hubungan-pola-tidur-yang-buruk-dan-kanker-payudara