Batuk darah, demam hilang-timbul dan nafsu makan berkurang adalah tanda-tanda yang dapat dikenali sebagai gejala Tuberkulosis (TBC). (Foto: Thinkstock/Wavebreakmedia Ltd)
Jakarta, CNN Indonesia — Baru-baru ini WHO menetapkan Indonesia sebagai negara dengan penderita tuberkulosis (TBC) terbanyak kedua di dunia, di bawah India. Pada 2016, kasus TBC baru di Indonesia mencapai lebih dari 1 juta penderita.
Jumlah penderita tuberkulosis ini dapat terus bertambah mengingat penularan TBC cukup mudah melalui udara. TBC dapat menyebar saat penderita mengeluarkan percikan dahak yang mengandung kuman Mycobacterium Tubercolosis terhirup oleh orang lain. Lalu, bagaimana cara mengenali, mencegah dan mengobati TBC?
Tuberkulosis merupakan kuman yang dapat menyerang seluruh organ tubuh kecuali kuku dan rambut. Namun, 85 persen kuman TBC menyerang paru-paru.
“Bisa menyerang otak, ke jantung, ginjal, dan semua organ. Tapi 85 persen ke paru-paru,” kata Erlina Burhan, dokter spesialis paru dalam acara bincang kesehatan tentang TBC #PeduliKitaPeduliTBC di Klinik JRC, Jakarta, Selasa (16/1).
Lebih jauh, Erlina mengatakan ada beberapa cara untuk mengenali TBC Paru-paru. Di antaranya, sebagai berikut:
1. Batuk berdahak lebih dari 2 minggu
Bakteri TBC yang menyerang paru-paru akan membuat penderitanya batuk berdahak lebih dari dua pekan. Batuk ini membuat penderita tak nyaman menjalankan aktivitas. TBC yang menyerang anggota tubuh lain akan berpengaruh langsung terhadap organ tersebut seperti menimbulkan rasa nyeri dan sakit.
2. Sesak napas
TBC yang menyerang paru-paru, lama-lama akan membuat organ pernapasan itu rusak sehingga membuat penderita kesulitan bernapas. Penderita bakal mengalami sesak napas.
3. Batuk darah
Saat organ paru semakin parah, kuman TBC akan menyerang pembuluh darah di sekitar paru-paru. Ketika pembuluh darah pecah, penderita akan mengeluarkan darah saat batuk.
4. Demam sedang yang hilang-timbul
Gejala umum lainnya adalah demam yang tak terlalu tinggi namun kerap hilang dan timbul kembali. “Deman yang hilang timbul, demam-deman yang tidak jelas apa penyebabnya,” kata Erlina.
5. Nafsu makan berkurang
Penderita TBC akan mengalami penurunan nafsu makan yang berdampak pada berkurangnya berat badan.
Lalu, bagaimana mencegahnya? Menurut Erlina, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terkena penyakit TBC Paru.
1. Hindari kontak dengan penderita TBC
Sebisa mungkin hindari kontak dengan penderita batuk khususnya TBC. Meski demikian, jangan sampai mendiskriminasi para penderita.
2. Gunakan Masker
Selalu sediakan masker saat berada di tempat umum terutama dalam ruangan tertutup seperti bus, pesawat, kereta api, dan mal. Masker dapat mencegah penyebaran kuman TBC.
3. Ventilasi atau saluran udara yang baik
Ventilasi dan saluran udara yang baik dapat menghambat penyebaran kuman TBC. Bakteri tersebut dapat berkembang biak di lingkungan yang lemban. Bakteri TBC juga bisa mati jika terkena cahaya matahari langsung.
4. Menjaga daya tahan tubuh
Sistem imun yang rendah membuat penularan TBC akan semakin mudah. Hindari gaya hidup yang dapat membuat daya tahan tubuh menurun seperti merokok dan begadang. Tingkatkan daya tahan tubuh denagn istirahat yang cukup dan makan-makanan yang bergizi.
5. Pemeriksaan
Jika terpapar dengan pasien TBC segera lakukan pemeriksaan untuk mencegah penularan.
Pengobatan TBC
Tuberkulosis merupakan penyakit yang bisa disembuhkan total jika diobati dengan benar. Semakin cepat TBC terdeteksi pengobatan akan semakin baik. Pemeriksaan TBC saat ini sudah tersedia di beberapa puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia. Pengobatan TBC akan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
“Harus diperiksa ke puskesmas, ke rumah sakit dan sudah gratis, obatnya pun gratis. Nanti akan diobati sampai selesai,” tutur Erlina, yang bekerja di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan.
Ketika sudah didiagnosis TBC, pasien mesti mengikuti semua prosedur dengan teratur dalam waktu yang lama. Pengobatan TBC membutuhkan waktu hingga enam bulan. (rah)
Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180116154409-255-269373/waspada-tbc-kenali-gejala-dan-upaya-mencegahnya