Ilustrasi. Tim peneliti Universitas Stanford mengembangkan AI yang bisa memprediksi sisa umur pasien. (dok. ANTARA FOTO/Syaiful Arif)
Jakarta, CNN Indonesia — Sisa umur manusia hingga kini masih menjadi misteri, lantaran belum ada yang bisa memprediksi kapan seseorang akan meninggal dunia. Siap sangka jika belakangan perkembangan teknologi bisa melakukan hal yang dirasa tidak mungkin itu.
Tim peneliti dari Universitas Stanford belakangan mengembangkan sistem yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang bisa memprediksi waktu wafat seseorang.
Sistem ini berupaya meminimalkan pengaruh emosi dan optimisme yang dimiliki dokter saat memperkirakan sisa umur pasien.
Sejauh ini, tim telah menganalisis lebih dari dua juta catatan riwayat kesehatan pasien menggunakan AI. Hal itu dilakukan untuk menemukan pola yang diabaikan dokter dalam mengukur sisa usia pasiennya.
Meski terkesan tidak mungkin, namun tim peneliti mengklaim telah mencatatkan akurasi perkiraaan mencapai 90 persen dibandingkan analisa dokter. Tim peneliti mengungkap penyebab dokter cenderung meleset dalam memperkirakan kapan seseorang wafat.
“Organisasi penyedia layanan kesehatan memiliki prioritas untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien rawat inap jelang akhir hayatnya. Hasil penelitian menjelaskan dokter cenderung berestimasi terlalu tinggi dalam mengukur waktu meninggalnya seorang pasien.”
“Faktor ini menyebabkan ketidakcocokan antara harapan lamanya hidup pasien dengan perawatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit menjelang wafat,” jelas tim peneliti seperti dilaporkan BGR.
Hasil riset yang disusun dalam laporan berjudul ‘Improving Palliative Care with Deep Learning’ini bertujuan untuk membantu pasien dan keluarga dalam membuat rencana dan menghadapi hal yang sulit dihindarkan ketika terjadi di masa depan. (evn)
Sumber:https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180124090219-185-271151/kecerdasan-buatan-bisa-prediksi-sisa-umur-manusia