Mengenal Sirosis Hati, Bahaya, dan Pengobatannya

0
346

Jakarta, CNN Indonesia — Kesadaran untuk menjaga kesahatan sangatlah penting bagi setiap orang yang hidup zaman sekarang. Rangga, seorang mahasiswa kedokteran di Jakarta, sadar bahwa kondisi lingkungan yang banyak polusi serta gaya hidup anak muda zaman sekarang yang lebih memilih praktis dibandingkan memikirkan kandungan nutrisi makanan yang dikonsumsi dan kurang berolahraga, telah menyebabkan penyakit. Hal ini memperkuat Rangga untuk menjaga kesehatan, serta bercerminkan dari apa yang dialami ayahnya.

Tahun 2015, ayah Rangga didiagnosis terkena penyakit sirosis yang merusak hati akibat kerusakan hati jangka panjang. Kerusakan hati jangka panjang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat dan pola makan serta olahraga yang tidak seimbang. Asupan nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap penyakit ini.

Konsumsi alkohol yang berlebihan dan juga merokok menjadi penyebab munculnya kerusakan pada hati. Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh sirosis hati tidak bisa diperbaiki dan bahkan dapat menyebar luas sehingga fungsi hati tidak dapat berfungsi dengan baik. Selain dari pola hidup yang sehat, penyebab lain munculnya sirosis hati karena sebelumnya sudah pernah memiliki rekam medis terkena hepatitis. Penyakit ini berlangsung selama bertahun–tahun dan umumnya penanganan yang dilakukan hanya untuk memperlambat perkembangan penyakitnya.

Sebagai mahasiswa kedokteran, Rangga mengerti betul tentang penyakit yang dialami ayahnya. Akhir tahun 2015, tepatnya bulan September adalah bulan di mana pertama kalinya ayah dari Rangga didiagnosis terkena penyakit itu.

Berawal dari Rangga mendengar suara ayahnya yang memanggil dari kamar. Dia segera menuju kamar ayahnya dan menemukan lantai kamar sudah dipenuhi darah yang dimuntahkan oleh ayahnya.

Rangga membawa ayahnya ke rumah sakit dan ayahnya pun segera ditangani. Dokter mendiagnosis bahwa ayahnya terkena sirosis hati. Namun dokter menjelaskan, penyakit ini muncul karena kerusakan yang terjadi dalam jangka panjang. Ayah Rangga sebenarnya memang sudah mengidap hepatitis, namun dengan pola makan dan olahraga serta masih mengonsumsi alkohol dan merokok menyebabkan hepatitisnya berubah menjadi sirosis hati.

Rangga tahu bahwa penyakit ayahnya tidak dapat disembuhkan. Dokter pun mengatakan bahwa fungsi hati ayahnya tinggal 10 persen karena kerusakan fungsi hatinya sudah cukup parah. Selain itu dokter mengatakan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan namun hanya bisa diperlambat kerusakannya supaya tidak menjadi lebih parah. Hal ini membuat Rangga menjadi sangat serius dalam menjaga kesehatan untuk dirinya juga keluarganya. Mengatur pola makan, istirahat yang cukup serta rutin berolahraga.

Pada Oktober 2017, ayah Rangga mengakhiri pertandingannya. Awalnya ayah Rangga merasakan pegal–pegal di badan seperti terkena flu tulang. Setelah dibawa ke rumah sakit, ayah Rangga didiagnosis terserang virus. Namun dengan kondisi fungsi hati yang lemah membuat virus dengan mudah menyerang tubuhnya dan membuat ayah Rangga mengalami penurunan kesadaran.

Dua tahun perjuangan ayah Rangga untuk bertahan dengan penyakit sirosis hati. Walaupun sudah mengubah pola hidup namun hal itu tidak dapat membuat ayahnya sembuh tapi hanya memperlambat proses kerusakan hati yang terus berkembang.

Penyakit sirosis hati sudah banyak memakan korban. Namun kurangnya informasi tentang penyakit ini membuat pengetahuan dan kesadaran tentang bahaya kerusakan hati ini tidak terlalu di perhatikan oleh orang–orang. Berikut ini informasi mengenai sirosis hati.

Gejala Sirosis
Sirosis pada tahap awal hanya memunculkan sedikit gejala, tapi ketika fungsi hati sudah berkurang secara signifikan akan muncul gejala-gejala seperti:
– Hilangnya selera makan.
– Keletihan, kekurangan energi, dan mudah mengantuk.
– Pembengkakan yang terjadi pada pergelangan kaki dan perut atau edema.
– Penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba.
– Demam dan menggigil.
– Sesak napas.
– Kulit dan putih mata berwarna kuning / sakit kuning.
– Mual dan muntah.
– Muntah darah.
– Perubahan warna pada urine dan tinja (kadang disertai darah).
– Kulit mengalami gatal-gatal.

Diagnosis Sirosis
Berikut cara-cara yang bisa digunakan untuk mendiagnosis sirosis, yaitu:
– Pemeriksaan fisik. Dokter akan mengamati perubahan fisik yang terjadi pada pasien.
– Melakukan tes darah. Sampel darah diambil untuk mengetahui tingkat fungsi hati dan kerusakan jika ada.
– Bila perlu melakukan CT scan, MRI, ultrasound, dan beberapa prosedur pencitraan lain mungkin diperlukan untuk melihat kondisi hati.
– Tindakan Biopsi. Pengambilan sampel jaringan dari hati.

Pengobatan Sirosis
Sirosis tidak bisa disembuhkan. Pengobatan dilakukan untuk menghambat perkembangan penyebab dasar yang mengakibatkan munculnya sirosis sejak awal. Pengobatan sirosis hati dilakukan untuk memperlambat kerusakan jaringan hati, serta menangani gejala dan juga komplikasi yang muncul akibat sirosis. Contohnya, mengonsumsi obat antivirus untuk mengatasi hepatitis C akan membantu mencegah sirosis bertambah parah. Kemudian pasien akan diminta untuk mengurangi atau menghentikan konsumsi minuman keras, serta menurunkan berat badan jika mengalami obesitas. (ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20180103105539-436-266322/mengenal-sirosis-hati-bahaya-dan-pengobatannya

LEAVE A REPLY