Blog Page 30

8 Cara Makan Enak dan Sehat di Masa Pandemi Covid-19

0
Makan sehat bukan berarti tak enak. Berikut cara makan enak dan sehat 
untuk meningkatkan imunitas tubuh. (Kaboompics)

CNN Indonesia | Senin, 11/01/2021 07:42 WIB

Jakarta, CNN Indonesia —

Awal tahun merupakan momentum yang tepat untuk memulai kebiasaan baru, termasuk makan enak dan sehat. Anda bisa menerapkan sejumlah cara makan enak dan sehat di masa pandemi Covid-19 pada tahun 2021 ini.

Makan enak dan sehat dapat meningkatkan imunitas, kesehatan fisik dan mental, juga kualitas hidup. Berikut cara makan enak dan sehat di masa pandemi Covid-19 2021.

1. Dengarkan kata hati

Coba dengarkan kata hati Anda sebelum makan, saat makan dan setelah makan. Jika makanan tersebut membuat Anda senang, konsumsi makanan itu secukupnya. Perhatikan juga efek yang ditimbulkan setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Jika makanan itu ternyata membuat ngantuk, sakit perut, lelah, sebaiknya hindari konsumsi makanan tersebut di lain waktu.

2. Pilih makanan yang meningkatkan imunitas

Di masa pandemi Covid-19 ini, penting untuk memilih makanan yang bernutrisi tinggi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Makanan yang meningkatkan imunitas ini dapat menjaga tubuh dari berbagai serangan virus dan penyakit.

Buah-buahan, sayuran, ikan berlemak sehat, kerang dapat menjadi pilihan untuk variasi makanan sehat dan pelengkap vitamin serta nutrisi.

3. Makanan beku

Ahli nutrisi dan kontributor CNN Lisa Drayer menyarankan untuk banyak memasok makanan beku yang bernutrisi tinggi. Bukan sosis, nugget, atau bakso, tapi makanan beku seperti buah beku, sayuran beku, tuna kaleng, atau sarden kalengan.

Memasok makanan beku ini dapat mengurangi intensitas untuk keluar rumah atau ke pasar yang sangat berisiko saat ini.

4. Coba resep baru

Pandemi virus corona memberi kesempatan untuk banyak berada di rumah. Coba lah untuk berkreasi dengan resep-resep baru. Anda bisa mencoba resep di media sosial ataupun situs internet.

5. Konsumsi lebih banyak makanan dari tumbuhan

Makanlah banyak makanan yang berasal dari tumbuhan. Pasalnya, 80 persen penyakit kronis dapat dicegah dengan makan lebih banyak makanan dari tumbuhan seperti buah, sayur, kacang-kacangan, jamur, gandum dan sebagainya.

6. Pilih snack kaya protein dan serat

Makan enak dan sehat bukan berarti tanpa camilan. Pilihlah snack yang kaya akan serat dan protein. Camilan ini membantu tubuh tetap kenyang di sela-sela jam makan.

7. Minum lebih banyak air

Minum lebih banyak air setiap harinya. Konsumsi 2,5 liter air setiap hari untuk mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat membuat anak hilang fokus, stres, dan mengganggu metabolisme serta organ tubuh.

8. Ajak anggota keluarga

Ajak anak, suami, istri, adik, kakak atau seluruh anggota keluarga Anda untuk mulai makan sehat pada 2021. Kegiatan ini akan akan lebih mudah dan menyenangkan jika seluruh anggota keluarga terlibat.

Selamat mencoba cara makan enak dan sehat di masa pandemi Covid-19 2021.

sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210107150234-262-590744/8-cara-makan-enak-dan-sehat-di-masa-pandemi-covid-19

Cara Mengendalikan Asupan Garam, Tekan Risiko Hipertensi

0
Ilustrasi. Asupan garam yang tinggi berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. 
(CNN Indonesia/Andry Novelino)

CNN Indonesia | Senin, 11/01/2021 09:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia —

Asupan garam yang tinggi berkontribusi pada tekanan darah tinggi yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Ikuti cara mengontrol asupan garam agar tubuh lebih sehat.

Garam mengandung natrium yang berbahaya untuk kesehatan. Asupan natrium yang tinggi berkontribusi besar terhadap peningkatan tekanan darah.

Mengutip laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), banyak orang mengonsumsi terlalu banyak garam dengan rata-rata 9-12 gram per hari. Angka ini dua kali dari jumlah asupan natrium yang disarankan.

Asupan garam kurang dari 5 gram per hari untuk orang dewasa membantu menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular.

Meningkatnya produksi makanan olahan berpengaruh terhadap pola makan seseorang. Makanan dengan pengolahan tinggi yang lebih mudah tersedia membuat banyak orang tergiur. Sayangnya, makanan olahan mengandung garam yang lebih tinggi.

Beberapa negara anggota WHO telah setuju untuk mengurangi asupan garam pada populasi global hingga 30 persen pada 2025 mendatang.

Mengurangi asupan garam telah diidentifisikasi sebagai salah satu langkah paling tepat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Diperkirakan, 2,5 juta kematian dapat dicegah setiap tahunnya jika asupan garam di tingkat global dapat dikurangi.

WHO sendiri merekomendasikan asupan garam 5 gram per hari atau kurang dari 1 sdt untuk orang dewasa. WHO juga menyarankan agar masyarakat mengonsumsi garam yang mengandung yodium. Yodium dikenal penting untuk perkembangan otak pada anak dan mengoptimalkan fungsi mental secara umum.

Mengutip laman National Kidney Foundation dan Everyday Health, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan asupan garam.

1. Gunakan daging segar, bukan daging olahan. Kandungan natrium pada daging segar cenderung lebih sedikit daripada daging yang telah melalui proses pengolahan. Makanan yang dapat disimpan di dalam lemari pendingin berhari-hari umumnya mengandung natrium yang tinggi.

2. Gunakan sayuran beku dengan label ‘beku segar’ yang tidak mengandung bahan tambahan.

3. Biasakan untuk membaca label makanan. Kandungan natrium selalu tercantum pada label.

4. Pilih bumbu racikan yang tidak mencantumkan natrium dalam labelnya.

5. Waspadai produk yang rasanya tidak terlalu asin namun tetap memiliki kandungan natrium yang tinggi, seperti keju cottage.

6. Alih-alih menambahkan garam, masukkan rempah-rempah ke dalam masakan Anda. Sebagai pengganti garam, coba lah masukkan ketumbar, lada hitam, pala, jinten, ketumbar, bawang putih, bawang merah, oregano, atau adas.

Dengan mengikuti cara mengendalikan asupan garam di atas, Anda bisa terhindar dari risiko hipertensi dan berbagai penyakit yang diakibatkannya.

sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210111083730-255-591985/cara-mengendalikan-asupan-garam-tekan-risiko-hipertensi

Penggunaan Vaksin Covid-19 Berdasarkan Usia di RI

0
Vaksin Covid-19 tersedia untuk usia 18-59 tahun. (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

CNN Indonesia | Senin, 11/01/2021 06:21 WIB

Jakarta, CNN Indonesia —

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan Indonesia akan menyediakan vaksin Covid-19 berasal dari tujuh produsen untuk keperluan vaksinasi nasional. Jumlah vaksin dari seluruh produsen itu mencapai 329,5 juta dosis.

Kemenkes mengatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan masih melakukan evaluasi untuk menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA). Meski demikian, pemerintah telah berencana melakukan vaksinasi kepada sejumlah pihak pada 13 Januari mendatang.

Tujuh produsen vaksin tersebut, yakni Bio Farma, Sinovac, Oxford-AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Novavax.

Satgas Penanggulangan Covid-19 mengatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Badan POM, berdasarkan hasil uji klinis di Indonesia dan di luar negeri.

Tahapan awal, vaksinasi akan diperuntukkan bagi garda terdepan dengan risiko tinggi, yaitu tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik. Lalu secara bertahap akan diperluas seiring dengan ketersediaan vaksin dan izinnya, yaitu penerima bantuan iuran BPJS, dan kelompok masyarakat lainnya.

Saat ini, Satgas berkata uji klinis vaksin Covid-19 dibatasi pada umur 18-59 tahun yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar Covid-19. Kelompok ini juga yang menjadi target awal vaksinasi. Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih direncanakan pada beberapa kandidat vaksin.

Sementara, Satgas Covid-19 menyebut sudah ada kandidat vaksin yang dapat diberikan untuk mereka yang berusia 60 hingga 89 tahun.

“Selain itu, dikarenakan mayoritas kandidat vaksin di dunia saat ini baru diuji cobakan pada orang dewasa usia 18-59 tahun yang sehat, dan akan membutuhkan waktu uji klinis tambahan untuk bisa mengidentifikasi kesesuaian vaksin Covid-19 untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun dan dengan penyakit penyerta,” kata Satgas.

Berikut informasi vaksinasi berdasarkan usia di Indonesia:

Sinovac – Bio Farma

Bio Farma dilaporkan akan memproduksi vaksin corona buatan Sinovac yang bernama CoronaVac di Indonesia. Berdasarkan data, Sinovac melakukan uji klinis terhadap dua kolompok usia, yakni dewasa (18-59 tahun) dan lansia (60 tahun ke atas). Vaksin Sinovac merupakan jenis vaksin yang dilemahkan/inaktivasi.

Dalam uji klinis, vaksin diberikan dalam dua dosis dengan selang waktu 14-28 hari. Laporan terbaru menyebut efikasi vaksin Sinovac yang diuji di Brazil sebesar 78 persen dan Turki sebesar 91 persen. Vaksin Covid-19 buatan Sinovac diperuntukan untuk pencegahan.

Universitas Oxford – AstraZeneca

Vaksin buatan Oxford-AstraZeneca adalah jenis vaksin adenovirus. Sejauh ini, vaksin itu baru diuji pada sukarelawan dewasa sehat berusia 18-55 tahun di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.

Selama pengujian, relawan menerima dua dosis suntikan antara 4-12 minggu. Data sementara uji klinis menyebut vaksin tersebut memiliki kemanjuran keseluruhan 70 persen. Negara yang telah menerbitkan EUA untuk vaksin itu antara lain Inggris, India, Argentina, Republik Dominika, El Salvador, Meksiko, dan Maroko.

Sinopharm

Sinopharm diketahui telah mengembangkan vaksin Covid-19 yang berasal dari virus yang dilemahkan bernama BBIBP-CorV. Berdasarkan hasil uji klinis Fase 3 sementara, vaksin asal China itu menunjukkan kemanjuran 79 persen.

Vaksin itu diketahui disuntukkan kepada orang sehat berusia 18-80 tahun. Setiap relawan menerima dua dosis vaksin. Selain China, negara yang telah memberi EUA kepada vaksin itu adalah Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir.

Pfizer-BioNTech

Pfizer-BioNTech diketahui telah membuat vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang bernama Comirnaty (sebelumnya BNT162b2). Vaksin itu disuntikan dalam dua dosis dengan selang waktu 21 hari.

Berdasarkan data, ada tiga kelompok relawan yang menerima suntikan vaksin itu, yakni 12-15, 16-55, dan di atas 55 tahun. Data fase 3 yang dipublikasikan menunjukkan Comirnaty 95 persen efektif.

Negara yang telah menerbitkan EUA untuk vaksin itu antara lain Inggris, Bahrain, Kanada, Meksiko, AS, Singapura, Chili, Oman, Arab Saudi, Kuwait, UE, dan WHO.

Moderna

Vaksin buatan Moderna yang bernama mRNA-1273 ditujukan untuk orang yang berusia 18 tahun ke atas. Setiap relawan menerima dua dosis suntikan dengan selang waktu 28 hari. Vaksin itu diklaim memiliki kemanjuran 94,1 persen.

Negara yang telah menerbitkan EUA terhadap vaksin Moderna antara lain AS, Kanada, UE, dan Israel. Moderna diketahui telah meluncurkan uji coba vaksin untuk remaja berusia 12 tahun hingga kurang dari 18 tahun.

Novavax

Novavax dilaporkan baru melakukan uji coba fase 3 terhadap vaksin Covid-19 yang bernama NVX-CoV2373 di Amerika Serikat. Vaksin itu merupakan vaksin nanopartikel protein perfusi.

Saat ini, penerima vaksin masih dibatasi pada usia 18 hingga 59 tahun. Hasil uji coba fase 1 menyebut penerima vaksin mengembangkan respons antibodi dengan berbagai dosis.

sumber:https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210109001257-199-591425/penggunaan-vaksin-covid-19-berdasarkan-usia-di-ri

Studi: Produk Susu Baik untuk Kesehatan Jantung

0
Ilustrasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa susu baik untuk jantung 
untuk konsumsi dalam jumlah sedang. (Daria-Yakovleva/Pixabay)

CNN Indonesia | Jumat, 08/01/2021 08:37 WIB
Jakarta, CNN Indonesia –Selama beberapa waktu, sempat muncul perdebatan terkait baik dan buruk produk susu untuk kesehatan jantung. Namun berdasarkan penelitian, mengonsumsi produk susu baik untuk jantung.

Penelitian itu menolak klaim bahwa mengonsumsi susu atau makan yoghurt dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena lemak, kolesterol, asam lemak jenuh, dan kemungkinan laktosa.

Studi yang diterbitkan European Heart Journal ini meneliti dampak produk susu pada kesehatan jantung. Penelitian ini terdiri dari 136.384 responden yang dipantau selama sembilan tahun.

Agen Pengendalian dan Pencegahan Covid-19

0

USM-Indonesia Agen Perubahan Pengendalian dan Pencegahan Covid-19 di Sumatera Utara

USM-Indonesia telah melaksanakan beberapa kegiatan pengendalian dan pencegahan Covid-19 sesuai arahan Rektor Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes sebagai bentuk keperdulian dan komitmen dalam membantu pemerintah yang  saat ini sedang disibukkan menekan penyebaran dan penanganan akibat Covid-19. Kegiatan yang dilaksanakan secara estafet sejak Oktober 2020 berupa:

  1. Pelatihan InaRisk personal pada seluruh dosen, tenaga pendidikan dan mahasiswa
  2. Sosialisasi Pencegahan penyebaran Covid-19 kepada masyarakat
  3. Pembagian masker kepada masyarakat, dan
  4. Penyemprotan desinfektan di rumah ibadah selama 2 hari berturut-turut pada tanggal 22 – 23 Desember 2020. Penyemprotan desifektan dilaksanakan secara gratis terhadap puluhan rumah ibadah (masjid dan gereja).

Sebelumnya USM-Indonesa juga telah membentuk Tim Satgas Peduli Covid-19 yang sejakMaret 2020 telah melaksanakan berbagai kegiatan secara rutin seperti sosialisasi Pencegahan Penyebaran Covid-19 di pasar-pasar tradisional di Kota Medan, Membagikan masker secara cuma-cuma kepada pedagang dan pengunjung pasar, penerapan protokol kesehatan secara ketat di kampus, tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan kerumunan di kampus dan melaksanakan kegiatan perkuliahan secara daring. Mahasiswa, dosen dan siapa saja yang masuk kelokasi kampus wajib menggunakan masker, mencuci tangan, ukur suhu tubuh dan tetap jaga jarak.

Tim Satgas Peduli Covid-19 USM-Indonesia juga menerima layanan permintaan penyemprotan desinfektan baik di rumah, sekolah-sekolah maupun gedung pertemuan dengan biaya yang relatif murah. Untuk informasi lebih lanjut terkait penyemprotan desinfektan dapat menghubungi Bapak Otniel Ketaren (0812 6406 0076) dan Bapak Johansen Hutajulu (0852 9778 1838).

 

Selamat Hari Ibu

0

Kopi Disebut Bisa Jadi Cara Awal Deteksi Covid-19

0
Selain untuk meningkatkan semangat, menghilangkan kantuk saja tapi kopi juga bisa 
untuk deteksi awal infeksi covid-19. ( Istockphoto/last19)

CNN Indonesia | Senin, 21/12/2020 10:46 WIB

Jakarta, CNN Indonesia —

Sebelum memulai hari banyak orang yang memilih untuk menyeduh secangkir kopi. Selain untuk meningkatkan semangat, menghilangkan kantuk saja tapi kopi juga bisa untuk deteksi awal infeksi covid-19.

Profesor biologi perkembangan, molekuler, dan kimia di Fakultas Kedokteran Universitas Tufts James Schwob mengatakan bahwa salah satu cara termudah untuk melihat apakah Anda kehilangan indra penciuman adalah dengan menghirup aroma kopi bubuk Anda.

Ini bisa dipakai sebagai skrining awal anosmia atau kehilangan indera penciuman. Anosmia merupakan salah satu gejala covid-19.

“Salah satu hal yang dapat dilakukan dengan sangat mudah, secara obyektif oleh seseorang di rumah adalah dengan mengambil kopi bubuk dan melihat seberapa jauh Anda dapat memegangnya dan masih menciumnya,” katanya dikutip dari Delish.

“Atau lakukan hal yang sama dengan alkohol gosok atau sampo Anda. Jika hidung Anda tidak tersumbat dan Anda kesulitan mengenali atau aroma lain yang Anda kenal, Anda mungkin ingin menghubungi dokter untuk melakukan tes.”

Banyak ahli menyarankan Anda menghirup dan meneguk kopi sebagai cara untuk memantau sistem Anda. Penn State menyarankan siswa mencium hal-hal seperti kopi, rempah-rempah, bunga, dan lainnya sebagai cara untuk melakukan pemeriksaan cepat. Beberapa video bahkan menjadi viral di TikTok, dengan orang-orang mencoba minuman kopi hanya untuk mengetahui indra perasa mereka hilang.

Situs Daily Coffee News menulis bahwa “tinjauan literatur ilmiah dan saran anekdot mereka sendiri dari para sarjana tentang rasa dan bau menunjukkan lusinan contoh kopi yang digunakan sebagai barometer untuk tes mengendus COVID-19, di bagian karena baunya yang khas dan juga karena ketersediaan globalnya yang luas di rumah. ” Situs tersebut mengutip artikel di jurnal medis BMJ yang menyarankan pasien dapat diminta untuk mencoba mencium aroma kopi, dan kampanye Penn State yang disebut ” Stop. Smell. Be well.” yang menyarankan siswa menggunakan sesuatu seperti kopi untuk mengecek baunya setiap pagi.

“Kehilangan penciuman sangat spesifik untuk COVID-19, tetapi tidak semua orang dengan infeksi SARS-CoV-2 melaporkan kehilangan penciuman. Secara kritis, bisa mencium sesuatu tidak berarti Anda bebas COVID, “tulis sepasang profesor Penn State minggu lalu di The Conversation, menjelaskan kampanye universitas.”

sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201221103607-262-584610/kopi-disebut-bisa-jadi-cara-awal-deteksi-covid-19

Bahaya Menggunakan Masker Berkali-kali

0
Ilustrasi masker Covid-19. (CNN Indonesia/Bisma Septalismaa)

CNN Indonesia | Senin, 21/12/2020 05:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia —

Para peneliti mengungkapkan studi terbarunya yang menyebutkan bahaya menggunakan satu masker untuk berulang kali dalam mencegah penularan virus SARS-CoV-2 atau Covid-19.

Penelitian tim riset di University of Massachusetts Lowell dan California Baptist University, mengungkapkan bahaya menggunakan masker berulang karena efek filtrasi (penyaringan) partikel kecil menjadi lebih rendah.

Tim menggunakan metode komputasi numerik untuk melihat seberapa jauh ketahanan masker, dan efektivitasnya menahan partikel kecil di udara.

Menurut penelitian tersebut, masker bedah tiga lapis yang baru, bisa menyaring sekitar 65 persen partikel kecil yang tersebar di udara. Sementara jika masker telah digunakan berulang kali, hanya bisa menyaring sekitar 25 persen partikel di udara.

“Mengenakan masker secara signifikan mengurangi penetrasi partikel ke dalam paru-paru hingga filtrasi 65 persen,” kata salah satu peneliti, Jinxiang Xi, dikutip Minggu (20/11).

sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201220151829-255-584434/bahaya-menggunakan-masker-berkali-kali

Jarang Bergerak Bikin Kesehatan Memburuk dalam 2 Minggu

0
Ilustrasi. Mengurangi aktivitas fisik seperti pengurangan jumlah langkah harian 
membawa konsekuensi negatif untuk kesehatan hanya dalam dua minggu. 
(Pixabay/LouAnna)

CNN Indonesia | Senin, 21/12/2020 06:22 WIB

Jakarta, CNN Indonesia —

Pandemi Covid-19 membuat banyak orang jadi minim bergerak. Tak cuma karena kebijakan lockdown, tapi banyak juga orang yang merasa takut akan ancaman virus corona jika beraktivitas di luar.

Padahal, menggerakkan tubuh sangat penting bagi kesehatan secara keseluruhan. Melansir CNN, mengurangi aktivitas fisik seperti pengurangan jumlah langkah harian membawa berbagai konsekuensi kesehatan negatif.

Resistensi insulin, berkurangnya massa otot, peningkatan lemak tubuh, dan kualitas tidur yang buruk hanya-lah beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik. Ketidakaktifan fisik juga merupakan penyebab utama kesehatan mental yang buruk.

Penelitian yang dilakukan McMaster University menemukan, langkah harian yang berkurang dari 1.500–mirip dengan aktivitas banyak orang selama di rumah saja–dapat mengurangi sensitivitas insulin hingga sepertiga hanya dalam dua pekan. Periode tidak aktif yang sama juga menyebabkan inidividu di atas usia 65 tahun kehilangan massa otot kaki sebesar 4 persen.

Kondisi lebih parah akan dirasakan kelompok lanjut usia (lansia). Ketika lansia kembali ke rutinitas normal harian, mereka bahkan tak bisa mendapatkan kembali massa otot yang hilang.

Ahli fisiologi otot, James McKendry mengatakan, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menjaga dan membangun otot tetap kuat selama masa pandemi ini.

“Cara paling efektif adalah dengan melakukan latihan beban tubuh,” ujar McKendry.

Di rumah, Anda bisa melakukan olahraga seperti push-up, squat, dan lunge. Anda juga bisa melakukan yoga atau pilates ke dalam rutinitas harian untuk memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental yang signifikan.

McKendry juga menyarankan agar orang tua mengonsumsi lebih banyak protein daripada yang disarankan dalam pedoman saat ini. “Makanan kaya protein sangat penting karena membuat Anda merasa kenyang lebih lama dan menyediakan bahan penyusun otot,” tulis McKendry.

Orang tua disarankan untuk mengonsumsi 25-40 miligram protein setiap kali makan. Dapatkan protein dari berbagai sumber, baik hewani dan nabati.

sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20201203070435-255-577360/jarang-bergerak-bikin-kesehatan-memburuk-dalam-2-minggu

- Advertisement -