Blog Page 81

Dilarang Buang Puntung Rokok Sembarangan di Pantai Thailand

0

Jakarta, CNN Indonesia — Bersantai di tepi pantai sambil menyesap bir dan mengisap rokok memang nikmat, bagi sebagian turis. Namun, demi kesehatan yang lebih baik dan kelestarian lingkungan yang lebih terjaga, pemerintah Thailand menerapkan aturan baru, yakni melarang turis mengisap rokok di pantai.

Dilansir dari Lonely Planet, terdapat 20 pantai yang terkena penerapan aturan baru ini. Di antara pantai tersebut, juga ada beberapa pantai yang populer dikunjungi turis.

Bagi turis yang tak bisa tak merokok dalam hidupnya, pemerintah akan menyediakan ruangan dan area khusus merokok.

Aturan ini resmi berlaku mulai tanggal 1 November 2017. Yang ketahuan masih merokok di luar kawasan yang disediakan, akan dikenakan denda sebesar Rp40 jutaan.

Saat ini peraturannya masih merupakan uji coba. Jika berhasil, bukan tidak mungkin pemerintah Thailand akan menerapkan peraturan yang sama di seluruh pantai di Negara Gajah Putih.

Puntung rokok memang menjadi masalah sampah yang mulai mengganggu di Thailand—negara yang menjadikan pantai sebagai potensi utama wisatanya.

Tahun lalu, puluhan ribu putung rokok ditemukan bersama sampah lain, di sepanjang 2,5 kilometer garis pantai Thailand.

Fakta tersebut semakin membuktikan bahwa Thailand merupakan negara ke-enam di dunia yang lautannya penuh sampah.

Bulan kemarin, Thailand baru saja menyatakan diri untuk ikut dalam usaha penanggulangan sampah di lautan. Negara eksotis ini merupakan negara Asia pertama yang menyatakan hal tersebut.

Berikut ini ialah beberapa pantai dengan larangan merokok di Thailand:

1. Bo Phut, Koh Samui
2. Sai Ri, Chumphon
3. Cha-am, Phetchaburi
4. Mae Phim, Rayong
5. Laem Sing, Chanthaburi
6. Bang Saen, Pattaya and Tham Pang on Koh Si 7. Chang, Chon Buri
8. Tha Wa Sukri, Pattani
9. Hua Hin and Khao Takiap, Prachuap Khiri Khan
10. Patong, Phuket
11. Chalatas, Songkhla
12. Koh Khai Nok
13. Koh Khai Nai on Koh Yao in Phangnga
14. Phra Ae and Khlong Dao, Koh Lanta

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171017160748-269-249040/dilarang-buang-puntung-rokok-sembarangan-di-pantai-thailand/

Cuci Tangan, Cara Mudah Cegah Diare Pada Anak

0

Jakarta, CNN Indonesia — Diperingati setiap 15 Oktober, Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) menjadi momentum yang tepat untuk mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan untuk mencegah penyakit melalui cuci tangan menggunakan sabun.

Dalam situs resmi Global Handwashing Day peringatan yang dilaksanakan secara menduia setiap tahun tersebut mengusung tema Our Hands, Our Future untuk tahun 2017.

Tema tersebut diharapkan mampu mengingatkan tentang pentingnya mencuci tangan tidak hanya untuk melindungi kesehatan diri, tapi juga memungkinkan masyarakat untuk membangun masa depan bagi diri sendiri, komunitas, dan dunia.
Di Indonesia kampanye pelaksanaan HCTPS mulai dilaksanakan secara rutin sejak 2008 hingga 2015. Namun perayaan besar tidak dilaksanakan dalam memperingati HCTPS pada 2016. Meskipun begitu, konsep untuk rajin mencuci tangan telah disosialisasikan sejak 2002.

“Tahun 2015 dilaksanakan di Senayan bersama 2000 anak sekolah untuk cuci tangan. Pelaksanaan 2016 hanya menempelkan sabun di wadah dengan tulisan besar ‘cuci tangan pakai sabun'” jelas Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina dalam konferensi pers Global Handwashing Day Hari Cuci Tangan Pakai Sabun yang berlangsung di Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jumat (13/10).

Lebih lanjut Eni menjelaskan mencuci tangan menggunakan sabun merupakan langkah penting untuk mencegah penyakit seperti diare dan radang paru-paru menyerang balita dan anak-anak.

Dalam konferensi pers tersebut juga dijelaskan bahwa terdapat 1,7 juta anak di seluruh dunia yang meninggal akibat diare dan radang paru-paru setiap tahunnya.

Menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada 2015, angka kematian balita di Indonesia mencapai 26 banding 1000. Jumlah balita yang ada di Indonesia mencapai 20 juta dan sekitar 520 ribu balita meninggal dalam setahun.

Eni menyimpulkan kematian akibat diare mencapai 130 ribu balita dan 78 ribu akibat pneumonia.

“Dengan ‘menggaulkan’ diri dengan mencuci tanggan menggunakan sabun dapat menurunkan angka diare dan mencegah tingkat kematian pada anak dan balita. Selain itu meningkatkan kesehatan masyarakat dan kehadiran anak di sekolah juga bagus,” tutur Eni.

Perilaku mencuci tangan menggunakan sabun mulai diterapkan pada anak dari tingkat pendidikan SD,SMP,dan SMA. Dengan mencuci tangan menggunakan sabun 80 persen kuman yang berada dikulit akan mati. Diperbolehkan juga untuk menggunakan hand sanitizer, tapi penggunaan sabun lebih dianjurkan.

“Prinsipnya kuman akan mati jika bertemu zat basah dan menghancurkan kulit kuman. Sabun cair atau batang sebenarnya sama saja, tapi cair lebih terjaga. Untuk sabun batangan harus ada perlakuan khusus jangan sampai terendam,” lanjutnya.

Eni juga melihat sudah terdapat peningkatan dalam kesadaran mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir dan bersih. Perilaku cuci tangan yang benar juga mengalami peningkatan dari 23,20 persen pada 2007 menjadi 47 persen pada 2013.

“Sudah banyak peningkatan untuk mencuci tangan pakai sabun, seperti yang ada di Timur Indonesia mereka mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun batangnya diikat agar kering,” tuturnya.

Dengan menanamkan kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun setiap sebelum dan sesudah makan, beraktivitas, serta buang air besar maupun kecil diharapkan menjadi kunci untuk menurunkan tingkat kematian akibat diare pada anak.

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171013175944-255-248262/cuci-tangan-cara-mudah-cegah-diare-pada-anak/

Area Fatal Benturan Keras yang Bisa Sebabkan Kematian

0

Jakarta, CNN Indonesia — Benturan keras yang dialami kiper Persela Lamongan Choirul Huda menyebabkan dia meninggal. Hanya saja sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti kiper senior tersebut meninggal dunia.

“Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain, sehingga terjadi apa yang kita sebut henti napas dan henti jantung,” kata Yudistiro Andri Nugroho, Dokter Spesialis Anastesi sekaligus Kepala unit Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr Soegiri Lamongan.

Analisis awal ada benturan di dada dan rahang bawah Choirul Huda. Ada juga kemungkinan trauma dada, trauma kepala dan trauma leher yang dialaminya.

Tak cuma kasus Choirul Huda, secara umum benturan keras yang dialami semua orang juga akan menyebabkan cedera ringan ataupun parah.

“Setiap benturan di tiap bagian tubuh akan menyebabkan cedera dan bisa menyebabkan kematian jika benturannya sangat keras. Misalnya benturan karena kecelakaan dan terkena aspal,” kata Ekawati Dani, Dokter Spesialis Saraf dari MRCCC Siloam Semanggi kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/10).

“Kepala yang terbentur benda keras akan menyebabkan cedera di otak. Hal ini bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak.”

Selain di kepala, bagian vital dan fatal yang bisa menyebabkan kematian adalah benturan di tubuh khususnya di dada atau abdomen dan juga di leher.

“Benturan keras yang mengakibatkan cedera leher bisa berakibat fatal bahkan sampai meninggal kalau benturannya mengenai bagian cervical 1 atau pusat pernapasan. Sedangkan kalau benturan keras mengenai dada bisa membuat limfa pecah dan berakhir meninggal,” katanya.

Hanya saja, Eka mengungkapkan, di antara semua bagian itu, cedera karena benturan di kepala merupakan cedera yang paling fatal dan berpotensi besar menyebabkan kematian.

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171016090500-255-248602/area-fatal-benturan-keras-yang-bisa-sebabkan-kematian/

6 Manfaat Minum Air Kelapa di Pagi Hari

0

Jakarta, CNN Indonesia — Seringkali seseorang meyakini jika sedang hangover pada malam hari, atau ada masalah sakit kepala, dianjurkan untuk minum air kelapa. Meski tidak tahu pasti manfaatnya apa.

Oleh karenanya, suatu kali National Nutrient Database for Standard Reference AS pernah mengeluarkan data yang menyebutkan segelas air kelapa mengandung 600 miligram potasium. Manfaat berlebih dari poasium di air kelapa inilah yang membuat orang-orang mencarinya di pagi hari, khususnya bagi yang menghabiskan malam dengan minuman alkohol atau begadang.

“Jika kamu hangover malam sebelumnya, air kelapa dapat menjadi konsumsi pilihan saat memulai hari,” ungkap Arthur Gallego, global director of corporate communications Vita Coco, seperti dilansir dari Extra Crispy, beberapa waktu lalu.

Selain itu, komposisi air kelapa yang terdiri dari 95 persennya air, menurut USDA baik untuk memenuhi kebutuhan air tubuh. Konsumsi air kelapa tidak hanya dianjurkan bagi yang hangover, tapi juga memberi manfaat lain, tak ubahnya minuman berenergi.

Publik juga disebutkan tak perlu khawatir dengan perut kosong saat mengkonsumsi air kelapa. Karena menurut Gallego makanan yang membuat perut bermasalah di pagi hari ketika makanan yang mengandung asam.

Di balik kesegaran air kelapa, terdapat segudang nutrisi yang bisa diperoleh. Air kelapa mengandung potasium, sodium, vitamin C, kalisium, asam fosfat, zat besi, magnesium dan fosfor. Dilansir dari berbagai sumber, berikut setidaknya, enam manfaat air kelapa.

1. Atasi Sakit Kepala

Jika pada malam harinya kepala terasa sakit, maka air kelapa jadi minuman yang pas untuk memulai hari. Saat kepala terasa sakit atau migrain, orang cenderung mencari obat di apotek atau warung, padahal ada obat tradisional yang lebih aman. Sakit kepala bisa dipicu oleh dehidrasi, sehingga minum air kelapa bisa menyuplai elektrolit bagi tubuh dan mengatasi dehidrasi.

Selain itu, air kelapa juga mengandung magnesium yang mampu meredakan migrain. Tak perlu khawatir minum air kelapa dalam keadaan perut kosong karena kandungan asamnya yang rendah, sehingga aman untuk lambung.

2. Menjaga Kekebalan Tubuh

Air kelapa kaya akan nutrisi seperti riboflavin, niasin, thiamin dan piridoksin juga folat. Ia juga memiliki sifat antibakteri dan antivirus sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Air kelapa juga mampu melawan infeksi virus seperti virus influenza.

3. Awet Muda

Air kelapa juga punya manfaat untuk kecantikan. Ia mengandung sitokinin, salah satu hormon pertumbuhan, yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, perkembangan, dan penuaan sel. Sitokinin punya efek antipenuaan. Ia juga dapat menyeimbangkan kadar pH tubuh dan dapat mengurangi risiko penyakit yang berhubungan dengan usia.

4. Bantu Turunkan Berat Badan

Meski digolongkan minuman sehat, konsumsi air kelapa paling baik cukup satu gelas per hari. Namun, satu gelas ini cukup bisa memberikan rasa kenyang sehingga makan akan cenderung lebih sedikit. Tiap 30 miligram air kelapa hanya mengandung 5,45 kalori dan 1,3 gram gula.

5. Menyehatkan Pencernaan

Air kelapa dikenal bisa mengatasi segala penyakit yang berhubungan dengan pencernaan. Jika terkena diare, pasti semua langsung menyarankan untuk minum air kelapa. Osmolaritas, atau proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran sel semipermeabel, air kelapa lebih besar dibanding ORS (Oral Rehydration Therapy) yang direkomendasikan WHO untuk pengobatan diare.

Selain diare, air kelapa juga digunakan untuk mengobati konstipasi, cacingan, infeksi kandung kemih, dan gangguan ginjal.

6. Mengatur Tekanan Darah, Gula Darah, dan Kolesterol

Bila dikonsumsi secara teratur, air kelapa mampu meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Ia dapat meningkatkan HDL atau kolesterol baik, mengurangi pembentukan plak pada gigi, mengatur penyerapan gula dan meningkatkan sensitivitas insulin.

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171016124702-255-248681/6-manfaat-minum-air-kelapa-di-pagi-hari/

Asal Usul Ubi Jalar di Papua

0

Jayapura, CNN Indonesia — “Ipere satu tumpuk murah mo, kalo tra bli mama pu ipere, tra usah tawar sudah,” kata mama-mama Papua penjual ubi jalar di pasar Wouma, Wamena dengan nada tinggi sambil mengunyah pinang-sirih. Itulah ciri khas mama-mama Papua dalam berjualan ubi jalar atau ipere, teknik dagang yang dipakai harga pas dan sulit ditawar. Ubi jalar merupakan makanan pokok bagi Suku Dani di Lembah Baliem seperti halnya nasi identik dengan makanannya orang Jawa serta sagu bagi suku Sentani.

Lembah Baliem terletak di pegunungan tengah Papua pada ketinggian 1650 meter di atas permukaan laut. Penduduk Lembah Baliem sangat kreatif dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Pada masa prasejarah telah mengembangkan pertanian mandiri, dengan membersihkan kawasan sekitar hutan untuk ditanami. Pada awalnya tanaman yang dibudidayakan merupakan tanaman endemik setempat yaitu berbagai jenis kacang-kacangan, pandanus, pisang (musa paradisiacal), keladi (colocasia esculenta), buah merah (pandanus), tebu (saccharum officinarum) dan ubi rambat (Dioscorea alata).

Ubi jalar (Ipomea batatas) termasuk tanaman hasil introduksi yang relatif baru di Lembah Baliem karena jenis tanaman ini baru dibudidayakan sekitar beberapa ratus tahun yang lalu. Pembudiyaannya kemudian menjadi faktor pemicu ‘ledakan penduduk’ di wilayah dataran tinggi Papua. Pegunungan tengah Papua sangat menarik dalam perkembangan pertaniannya, pada masa prasejarah penduduknya telah membudidayakan tanaman endemik setempat dengan menggunakan alat batu, kemudian teknik budidaya berkembang dengan adanya introduksi ubi jalar sejak 500 tahun yang lalu. Bercocok tanam ubi jalar selain menggunakan peralatan kapak batu juga dalam perkembangannya menggunakan peralatan sekop dan peralatan besi dalam hal penyiapkan lahan untuk ditanami.

Penduduk Lembah Baliem dalam menanam pisang dan keladi diawali dengan membuka lahan yang dilakukan oleh laki-laki. Tahap pertama adalah membersihkan semak belukar, sedangkan pohon-pohon yang besar dibiarkan tumbuh. Kemudian semak belukar dikumpulkan, dikeringkan dan dibakar. Setelah itu, pohon-pohon yang akarnya mungkin mengganggu kesuburan tanaman lain akan ditebang. Tahap selanjutnya adalah membuat pagar agar tanaman kebun tidak diganggu binatang liar.

Di Lembah Baliem suatu wilayah di dataran tinggi Papua, dengan begitu terampil orang mempraktikkan teknik budidaya intensif tanaman ubi jalar, mereka menggunakan pupuk hijau dan kotoran hewan, pengolahan tanah menggunakan kapak batu, membuat saluran air, dan pembuatan lahan terasering di lereng gunung. Peralatan berkebun yang biasa digunakan adalah kapak batu  untuk menebang pohon, sebuah tongkat kayu besi berujung runcing (sege) untuk membuat lubang.

Sebelum adanya ubi jalar, makanan pokok penduduk Lembah Baliem adalah keladi. Dengan masuknya ubi jalar dengan gizinya dan kegigihannya tumbuh serta besarnya hasil panen yang didapatkan mengakibatkan terjadi pergeseran dalam pola makan. Ubi jalar menggeser posisi keladi sebagai makanan pokok. Tetapi walaupun begitu keladi menjadi makanan spesial dan memiliki tingkat status yang lebih tinggi dibanding ubi jalar. Keladi menjadi menu utama dalam upacara-upacara penting dan sakral pada masyarakat Lembah Baliem.

Bukti domestikasi ubi jalar pertama kali ditemukan di Peru sekitar 2500 SM. Melalui penanaman selektif, akhirnya didapatkan varietas yang berkualitas. Ubi jalar merupakan tanaman asli Amerika Selatan, karena di Amerika Selatan kaya akan varietas ubi jalar, kurang lebih 200 varietas terdapat di daerah pegunungan hingga 8.000 meter di atas permukaan laut, di pantai dan di hutan kontinen Hulu Sungai Amazon di Peru, Bolivia, Ekuador dan Kolombia.

Ubi jalar merupakan salah satu umbi asli Amerika Selatan, dibawa ke Pasifik oleh penjelajah Spanyol. Spanyol membawa ubi jalar dari Amerika Selatan ke Filipina dan Indonesia sekitar 400 tahun  yang lalu, sementara itu ubi jalar mulai dibudidayakan di Lembah Waghi dataran tinggi Papua New Guinea pada 250 tahun yang lalu, dan di Lembah Baliem pada 300 tahun yang lalu.

Kehadiran Spanyol di Papua diketahui dari catatan sejarah. Hernado Cortez raja muda Spanyol di Meksiko pada tahun 1527 mengirim sebuah armada dengan enam kapal berikut 400 tentara dipimpin Kapten Rui Lopez de Villalobos dengan tujuan Cebu, dalam perjalanannya dihadang badai kemudian singgah selama sebulan di Pulau Biak.

Salah satu eksplorasi Spanyol di pantai utara Papua berlangsung dari 15 Juni 1545 hingga akhir Agustus 1545 dengan menggunakan kapal San Juan yang dipimpin oleh Kapten Ynigo Ortiz de Retes. Dalam eksplorasi ini Ynigo Ortiz de Retes memberi nama pulau besar (Papua daratan dengan nama Nueva Guinea), Kepulauan Raja Ampat diberi nama Kepulauan Magdalena (ilhas de Magdalena). Pelaut Spanyol lainnya yaitu Luis Vaz Torres pada Juni 1606 berlayar mengelilingi New Guinea melewati selat yang memisahkan Pulau New Guinea dengan Australia (sekarang selat ini disebut Selat Torres). Ubi jalar tahan lama disimpan dalam palka kapal, inilah yang menjadi alasan pelaut Spanyol membawa serta ubi jalar dalam setiap pelayarannya.

Secara linguistik kehadiran ubi jalar dapat diketahui dari istilah petatas yang digunakan oleh beberapa suku bangsa di Papua untuk menyebut ubi jalar. Ubi jalar sendiri dalam bahasa suku Indian Amerika adalah batata, istilah ini sesuai aslinya kemudian diadopsi dalam bahasa Spanyol batata. Tanaman ubi jalar di Lembah Baliem, tentu saja tidak dibawa langsung oleh orang Spanyol ke Lembah Baliem atau akibat hubungan langsung orang Lembah Baliem dengan orang Spanyol. Diperkirakan orang Spanyol memperkenalkan tanaman ubi jalar ke penduduk pantai utara Papua.

Dengan berjalannya waktu, melalui serangkaian tukar menukar komoditas antara penduduk pantai dengan pegunungan, pada akhirnya tanaman ubi jalar diintroduksi di Lembah Baliem. Jalur perdagangan ini diperkirakan dengan menyusuri Sungai Idenburg, Sungai Rouffaer hingga Sungai Mamberamo. Ynigo Ortiz de Retes sendiri pernah berlabuh di muara Sungai Mamberamo pada 20 Juni 1545 dan memberi nama Sungai Mamberamo dengan Sungai Santo Agustin. Sedangkan nama “Mamberamo” berasal dari bahasa Dani – mambe berarti “besar” dan ramo berarti “air”.

Kehadiran ubi jalar di Lembah Baliem menjadi bukti bahwa walaupun secara geografis Lembah Baliem pada masa lalu dikatakan terisolasi dan terkurung di tengah-tengah gunung-gunung tinggi, tetapi penduduknya tidak berdiam diri di tempat. Mereka melakukan serangkaian tukar menukar dengan alat tukar mege atau kerang (cowry shell).

Bagi penduduk di Lembah Baliem, ubi jalar berperan penting sebagai makanan pokok utama sejak tanaman ini diintroduksi ke wilayah ini, walaupun pada saat-saat tertentu, keladi dapat pula berperan penting sebagai bahan pokok tambahan. Dibandingkan dengan keladi, yang merupakan makanan pokok masyarakat pegunungan sebelum masuknya ubi jalar, ubi jalar memiliki beberapa keunggulan. Ubi jalar memiliki daya adaptasi yang luas terhadap kondisi lahan dan lingkungan. Ubi jalar mampu tumbuh dengan baik di daerah tinggi yang tidak bisa ditumbuhi oleh tanaman lain. Selain itu ubi jalar dapat tumbuh di daerah bertemperatur dingin. Jika dibandingkan dengan hasil panen keladi pada luas lahan yang sama, maka hasil panen ubi jalar kuantitasnya lebih banyak.

Pentingnya ubi jalar telah mendorong orang Dani yang menghuni Lembah Baliem untuk mengembangkan berbagai teknik budidaya, ubi jalar umumnya ditanam secara monokultur, seperti wen hipere (kebun ubi jalar yang terletak di lembah dengan parit-parit yang lebar dan dalam) dan wen yawu (kebun ubi jalar yang terletak di lereng gunung dengan parit-parit kecil dan letak bedeng saling bersilangan untuk mengurangi erosi) serta melakukan penanaman berbagai jenis ubi jalar. Ubi jalar dipanen secara bertahap, setiap panen diambil umbi yang besar saja sekitar 2-3 buah, dan gundukan ditutup kembali. Saat panen yang tepat adalah bila tanah sudah retak, yang berarti umbi di dalam gundukan sudah cukup besar.  Terdapat 224 varietas ubi jalar di Lembah Baliem.

Dalam hal pembagian tugas budidaya ubi jalar di Lembah Baliem lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan. Laki-laki hanya bertugas membuka kebun, membuat pagar, mengolah tanah, dan membuat saluran air. Pekerjaan lainnya dilakukan oleh perempuan, meliputi penyiapan setek, penanaman, penyiangan, panen, dan pengolahan hasil. Kaum perempuan di daerah ini memiliki kearifan lokal berupa pengetahuan yang luas berkaitan dengan ubi jalar yaitu mampu membedakan jenis ubi sesuai kegunaannya, sebagai penentu jenis ubi atau kultivar yang akan ditanam dengan mempertimbangkan jumlah anggota keluarga serta ternak babi yang dipelihara.

Introduksi ubi jalar di daratan tinggi New Guinea, berakibat terjadi perubahan yang besar di berbagai hal, baik itu pola pertanian, peningkatan jumlah penduduk, maupun budaya. Introduksi ubi jalar di lembah Kuk, dataran Papua New Guinea, telah mengubah pola tanam yang sebelumnya didominasi oleh keladi. Ubi jalar mudah dibudidayakan di dataran tinggi dibandingkan dengan keladi. Peningkatan produksi ubi jalar juga diikuti oleh peningkatan jumlah babi yang dipelihara. Budidaya keladi tidak dapat mendukung pengembangan babi secara lebih luas. Rupanya babi tidak menyukai keladi mentah, tetapi lebih suka mengkonsumsi cacing yang tersedia di Lembah Kuk. Namun sejak introduksi ubi jalar, jumlah ternak babi meningkat secara signifikan. Babi menyukai ubi jalar mentah.

Meskipun ubi jalar berprotein rendah (1,8%), tetapi penduduk dataran tinggi New Guinea mendapatkan protein dengan mengkonsumsi daging babi. Sebagai makanan babi, ubi jalar lebih unggul, sehingga bagi masyarakat pig centered tentu saja ubi jalar merupakan tanaman yang sangat berharga. Ubi jalar digunakan sebagai makanan pokok manusia, memiliki karakteristik daging umbi lembek, tidak berserat, manis dan berwarna kuning, jingga dan ungu. Ubi jalar yang dijadikan sebagai pakan babi berkarakteristik umbi besar, kulit pecah-pecah, berserat, rasa tawar, bertekstur keras atau lembek sekali.

Lembah Baliem yang berada di dataran tinggi dengan temperatur udara dingin rupanya berdampak pada hasil panen tanaman pisang maupun keladi yang kurang maksimal. Pertumbuhan tanaman keladi sangat tergantung pada ketersediaan air, sedangkan tanaman pisang membutuhkan intensitas sinar matahari. Lain halnya ubi jalar yang tidak terpengaruh oleh ketinggian tempat, temperatur udara  maupun jumlah intensitas sinar matahari, ubi jalar sangat mudah dibudidayakan dengan hasil panen yang maksimal. Selain itu budidaya ubi jalar cukup mudah, baik dalam mendapatkan bibit berupa stek dan dapat ditanam pada lahan di lereng-lereng gunung.

Pertanian secara keseluruhan dapat mendukung ke­padatan penduduk yang jauh lebih tinggi daripada per­buruan dan pengumpulan makanan dan jelas merupakan perekonomian yang dapat memanfaatkan, bahkan men­dorong bertambahnya tenaga kerja anak-anak dan remaja. Budidaya ubi jalar di Lembah Baliem membutuhkan banyak tenaga kerja, baik itu waktu penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan maupun pemanenan.

Budidaya ubi jalar di Lembah Baliem secara tidak langsung telah meningkatkan kesehatan dan mengurangi tingkat kematian masyarakat setempat, ketersediaan ubi jalar yang cukup sebagai pakan dapat mengurangi jumlah rumah tangga yang memelihara babi dengan cara dilepas. Pemeliharaan babi dengan dilepas, selain merusak kebun juga dapat menularkan penyakit hock cholera dan cacing pita.

Dalam upacara adat suku Dani, seperti perkawinan, kematian, pelantikan kepala suku, penyambutan tamu, pesta panen, dan festival budaya, ubi jalar merupakan bahan pangan utama yang dimasak bersama beberapa ekor babi  (wam) dengan cara ”bakar batu” (wam ebe ekho). Memasak dengan bakar batu diawali dengan membuat lubang  dalam tanah. Lubang ini dialasi daun-daunan, kemudian diisi dengan batu yang sebelumnya telah dipanaskan dalam api. Di atas batu panas ditaruh daun ubi jalar, di atas daun ubi jalar ditaruh ubi jalar dan daging babi. Seluruh bahan makanan tadi ditutup dengan daun ubi jalar, di atas daun ubi jalar ditaruh batu panas. Keberadaan ubi jalar dan babi sudah menyatu dengan kehidupan orang Dani sehingga susah terpisahkan dan sudah menjadi identitas bagi mereka.

Hari Suroto
Arkelog di Papua (Deddy Sinaga/Deddy Sinaga)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171016110033-445-248639/asal-usul-ubi-jalar-di-papua/

Tren Makan Plasenta Usai Melahirkan, Kenali Risikonya

0

Jakarta, CNN Indonesia — Konsumsi plasenta atau ari-ari menanjak popularitasnya setelah sejumlah selebriti seperti Kim dan Kourtney Kardashian, serta Coleen Rooney melakukannya dengan alasan ‘untuk kesehatan’.

Mereka meyakini plasenta mengandung nutrisi tinggi dan mengonsumsinya meningkatkan produksi susu serta memperbaiki mood bagi ibu baru melahirkan.

Namun, aksi yang kemudian menjadi tren dan disebut plasentofagi ini tidak sepenuhnya direstui oleh sejumlah dokter. Bahkan menurut studi yang dilakukan American Journal of Obstetrics and Gynaecology, plasenta sebaiknya tidak dianggap sebagai makanan super. Sebaliknya, justru bisa jadi berisiko terkena infeksi jika itu terus dilakukan.
Temuan ini disampaikan mengingat mulai ramainya perempuan, khususnya ibu-ibu muda yang baru melahirkan, mengkonsumsi plasenta mereka usai melahirkan.

Peneliti dan juga seorang ginekolog, Alex Farr, dari Medical University of Vienna mengatakan plasenta tak akan membantu laktasi atau depresi usai melahirkan.

“Bicara medis, plasenta merupakan produk sisa, yang merupakan bagian dari bayi baru lahir, asumsi nutrisi seperti besi, selenium dan zinc pada plasenta tak sepenuhnya benar,” ungkap Farr seperti dilansir dari Standard, baru-baru ini.

Tren mengonsumsi plasenta, biasanya dalam bentuk kapsul justru membawa risiko dan infeksi bakteri.

Departemen Kesehatan AS pernah memberikan peringatan pada warganya akan bahaya plasentofagi ini, khususnya akan bahaya keracunan karena bakteri. Disampaikan juga, bakteri ini ada di dalam plasenta dan bisa jadi nantinya jika dikonsumsi akan berpindah pada bayi melalui proses menyusui.

Meski banyak yang meyakini makan plasenta baik untuk tubuh, sejumlah dokter memberi peringatan pada publik bahwa ini ada efek sampingnya. Oleh karenanya mereka menganjurkan agar publik lebih sadar dan mencari tahu terlebih dahulu sehingga memahaminya dengan baik, sebelum mengikuti langkah itu hanya karena menjadi tren yang ramai diperbincangkan.

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171016190500-255-248839/tren-makan-plasenta-usai-melahirkan-kenali-risikonya/

Menopause Bisa Picu Alzheimer

0

Jakarta, CNN Indonesia — Menopause merupakan hal yang wajar dialami wanita usia 50 tahun ke atas. Pada masa ini, wanita tidak lagi mengalami menstruasi. Berbagai gejala biasanya dialami mereka yang memasuki masa menopause seperti hot flushes atau keringat berlebihan, cemas berlebih, sulit tidur hingga perasaan yang tak menentu.

Selain itu, pada masa menopause, kadar hormon estrogen menurun sehingga mengakibatkan perubahan metabolik pada otak. Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena penyakit alzheimer.

Sebuah studi kesehatan terbaru yang diterbitkan di jurnal PLoS One mengungkapkan berkurangnya hormon estrogen mengakibatkan elemen saraf perlindungan pada otak wanita berkurang.

“Menopause tak hanya soal terkikisnya kesuburan. Ini juga berarti hilangnya elemen kunci pada saraf perlindungan pada otak wanita dan risiko lebih tinggi pada penuaan otak dan penyakit alzheimer,” kata Lisa Mosconi, pemimpin studi sekaligus profesor di Cornell University, Amerika Serikat, seperti dilansir dari Boldsky, (11/10).

Penurunan kadar hormon estrogen juga memicu ‘reaksi kelaparan’ pada sel otak. Ini adalah sebuah proses metabolisme yang penting dalam jangka pendek, tapi berbahaya dalam jangka panjang.

Temuan studi tersebut juga mengungkapkan berkurangnya volume sel otak dan serat saraf pada otak wanita yang terkena alzheimer.

“Studi ini menemukan kemungkinan peluang kecil, saat wanita berusia 40-an dan 50-an untuk mendeteksi gejala metabolik dari risiko alzheimer yang lebih tinggi dan menerapkan strategi untuk mengurangi hal ini,” tutur Mosconi.

Peneliti ini berkata, wanita yang memasuki usia 40-an perlu melakukan pemeriksaan medis pada kelenjar endokrin atau sistem saraf demi mencegah penyakit alzheimer. Wanita perlu antioksidan untuk melindungi aktivitas otak dan mitokondria, dikombinasi dengan pengaturan kadar hormon estrogen.

Gaya hidup juga turut mempengaruhi. Olahraga teratur, makanan yang kaya akan antioksidan seperti apel, pisang, brokoli, kacang almond, dan tomat diyakini mampu meningkatkan produksi hormon estrogen.

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171012132803-255-247928/menopause-bisa-picu-alzheimer/

DBD Paling Banyak Serang Pelajar

0

Nyamuk Aedes aegypti (Foto: AFP PHOTO/LUIS ROBAYO)

Surabaya, CNN Indonesia — Waspadalah kamu di sekolah. Terutama membiarkan kakimu terpapar nyamuk di kolong meja belajar. Soalnya, hal ini telah menyebabkan pelajar menjadi korban terbanyak penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Begitu kata peneliti dari Persatuan Peneliti Penyakit Tropik dan Infeksi (Petri) Dr Leonard Nainggolan, di Surabaya, Kamis (12/10), seperti dilansir Antara.

“Penyakit DBD memang paling banyak menyerang anak-anak saat berada di sekolah karena kaki mereka tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk Aedes aegypti,” kata Leonard saat media briefing “Nyamuk Bandel, Perkembangannya & Wabah yang Ditimbulkan” di Surabaya.

Leonard mengatakan hal itu karena nyamuk dewasa sangat menyukai area gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Di Indonesia, nyamuk Aedes aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan dan tempat terdapat banyak penampungan air bersih.

Dari data Kementerian Kesehatan, kata dia, penyakit DBD hingga saat ini terus berkontribusi besar dalam meningkatkan jumlah kasus kematian di Indonesia.

Pada tahun 2016 tercatat sebanyak 201.885 orang di 34 provinsi terjangkit DBD dan 1.585 orang meninggal akibat DBD. “Artinya, kasus kematian akibat DBD per hari itu tiga-lima orang dalam satu harinya,” kata dia.

Gejala DBD, lanjut dia, bisa diketahui melalui tanda-tanda seperti demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan juga manifestasi pendarahan seperti mimisan.

Untuk itu, perlu adanya upaya-upaya pengendalian DBD. Salah satunya yakni mengupayakan pembudayaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus secara berkelanjutan sepanjang tahun. Selain itu mewujudkan gerakan satu rumah satu jumantik.

“Pelatihan tata laksana kasus untuk dokter dan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit juga perlu dilakukan,” ujarnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Surabaya, dr. Mira Novia mengutarakan paling banyak kasus penularan di Kota Surabaya ada di Kecamatan Tambaksari. Hal ini karena penduduknya paling padat dan terbanyak.

“Tapi, kita sudah banyak sekali melakukan sesuatu dan itu didukung Bu Wali Kota Tri Rismaharini. Para camat dan lurah juga setiap jumat pagi selalu kerja bakti,” katanya.

Menurut dia, tren kasus DBD di Kota Surabaya menunjukkan penurunan hingga September 2017. Hal ini bisa dilihat pada tahun 2016 tercatat 938. Dan tahun ini tercatat ada 302 kasus. “Artinya, dari angka itu menurun drastis kasus DBD di Surabaya,” tuturnya. (ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171012175452-445-248016/dbd-paling-banyak-serang-pelajar/

Penderita Stroke Meningkat, Waspadai Gaya Hidup Tak Sehat

0

Jakarta, CNN Indonesia — Mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi, merokok, hingga diabetes berpotensi meningkatkan kesempatan mengidap stroke.

Tak hanya itu, penggunaan narkoba atau obat terlarang ditengarai juga menjadi penyebab penyakit stroke pada anak-anak muda. Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan.

Menurut hasil analisis yang diterbitkan Neurology beberapa waktu lalu terdapat lebih dari 900.000 orang yang dirujuk ke rumah sakit karena stroke dalam satu dekade terakhir di Amerika Serikat.

Periset menyebutkan yang paling mengejutkan ialah tingginya angka penderita stroke yang juga menderita diabetes. Tak hanya itu, stroke juga mengalami peningkatan pasien dari mereka yang berketurunan Hispanik dan Afrika-Amerika. Masing-masing naik angkanya 50 persen dan 44 persen.

“Angka tersebut sangat mencemaskan. Diet yang buruk, akses pada perawatan kesehatan yang sulit, kurang berolahraga, dan berbagai faktor lain berkontribusi pada resiko peningkatannya,” jelas profesor neurologi klinis Miller School of Medicine dokter Seemant Chaturvedi, seperti dikutip dari NPR, baru-baru ini.

“Diperkirakan sekitar 80 persen stroke pertama disebabkan oleh faktor yang bisa berubah seperti, tekanan darah tinggi, dan berbagai usaha telah dibuat untuk mencegah dan mengobati faktor beresiko tersebut. Namun, kami masih melihat peningkatan jumlah penderita stroke dengan satu atau lebih dari faktor tersebut,” tutur ahli saraf dokter Fadar Oliver Otite, dari University of Miami Miller School of Medicine.

Kendati demikian, tidak semua faktor resiko meningkat secara merata atau bisa dikaitkan dengan penyebab yang sama. Diabetes mampu menjadi penyebab peningkatan faktor beresiko. Sementara, faktor resiko lainnya bisa meningkat karena penyebab lain, seperti dokter yang kurang memberi perhatian pada pasien.

Chaturvedi memberikan contoh jika pasien stroke dengan dislipidemia, kondisi di mana terdapat ketidakseimbangan antar lemak dan zat lain dalam darah, hampir meningkat dekade terakhir disebabkan oleh dokter sedang menguji kondisi tersebut.

Selain itu, Amerika Serikat juga sedang bergulat dengan jumlah penggunaan narkoba dan obat-obatan terlarang yang menjadi penyebab meningkatnya stroke di kalangan masyarakat di usia muda.

Prevalensi penyalahgunaan obat di antara pasien stroke meningkat dua kali lipat dari 1,4 persen tahun 2004 hingga 2,8 persen di tahun 2014.

Beranjak dari data itu, Chaturvedi menginginkan adanya kesadaran dari generasi muda bahwa perilaku tersebut membuat mereka beresiko terserang stroke, sehingga anggapan stroke hanya diidap lansia tidak sepenuhnya benar. Stroke kini juga menjadi masalah yang terus meningkat di antara anak muda.

Hasil studi tersebut juga menunjukkan bahwa prevelensi diabetes pada pasien stroke dari semua umur dan etnis meningkat 22 persen. Dari 31 persen jumlah pasien tahun 2004 hingga 38 persen pada 2014.

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171013104049-255-248133/penderita-stroke-meningkat-waspadai-gaya-hidup-tak-sehat/

Memanen Antioksidan dari Lintah Laut Belitung

0

Lintah laut (Discodoris sp.) asal perairan Kepulauan Belitung. (Dok. dikti.go.id)

Jakarta, CNN Indonesia — Polusi udara yang tinggi memicu terbentuknya radikal bebas, yang tak baik bagi kesehatan. Tapi kebanyakan antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, terbuat dari bahan sintetik sehingga dikhawatirkan punya efek samping bagi kesehatan.

Untunglah ada tiga mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB): Rizki Andriyanti, Nurjanah, dan Asadatun Abdullah.

Mereka menemukan antioksidan alami dari lintah laut (Discodoris sp.) asal perairan Kepulauan Belitung.

Nurjanah menjelaskan, radikal bebas terbentuk secara terus-menerus dalam tubuh manusia, baik melalui pengaruh eksogen maupun endogen. Radikal bebas adalah senyawa kimia yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, atau DNA. Reaktivitas radikal bebas ini dapat diredam oleh senyawa antioksidan.

“Antioksidan sintetik yang berkembang saat ini dikhawatirkan memberi efek samping yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Potensi antioksidan alami harus dikembangkan untuk memperoleh antioksidan yang lebih aman dikonsumsi. Salah satu sumber daya perairan yang berpotensi sebagai penghasil antioksidan alami adalah lintah laut (Discodoris sp.),” ujarnya.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa lintah laut merupakan anggota kelompok filum mollusca yang tidak memiliki cangkang. Masyarakat Bajo di Pulau Buton biasa mengkonsumsi lintah laut sebagai peningkat stamina tubuh (aprodisiak). Hasil riset sebelumnya juga membuktikan bahwa lintah laut dari perairan Pulau Buton mengandung antioksidan dan antikolesterol yang tinggi.

Uji fitokimia menunjukkan bahwa komponen bioaktif yang terkandung dalam ekstrak kasar lintah laut dari ketiga pelarut polar (etanol, metanol, dan aquabides) meliputi golongan alkaloid, flavonoid, karbohidrat, dan gula pereduksi. Komponen bioaktif golongan fenol hidrokuinon dan peptida hanya terdapat pada ekstrak aquabides lintah laut. (ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20171012105506-445-247884/memanen-antioksidan-dari-lintah-laut-belitung/

- Advertisement -