Daun kelor (Foto: Iskandar63/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia — Sebuah ide pemanfaatan susu untuk memperkuat gizi generasi bangsa muncul ke permukaan baru-baru ini. Tapi ide itu dinilai tak realistis, karena pasokan susu takkan sebanding dengan kebutuhan sehingga dikhawatirkan ujung-ujungnya malah impor. Ada juga yang mengusulkan, lebih baik makan ikan.
Tapi Faiz Mansur dan komunitas Odesa Indonesia mengusulkan sesuatu yang berbeda. Mereka mengusulkan perbaikan gizi dengan penyebarluasan penanaman kelor alias Moringa oleifera. Sudah puluhan tahun Badan Pangan Dunia (FAO) mendorong masyarakat untuk menanam dan mengonsumsi kelor.
“Di Afrika dan Amerika Latin gerakan mengatasi kekurangan gizi dan gizi buruk sudah berjalan lama, dan itu terbukti efektif, murah dan realistis diterapkan oleh siapapun, termasuk orang miskin. Tanpa perlu belanja karena cukup ditanam di pekarangan dan ladang dan setiap hari dikonsumsi rumah tangga ekonomi miskin,” kata Faiz, dalam keterangannya kepada CNN Student.
Faiz menilai, pengusul pemanfaatan susu kurang memahami kondisi masyarakat Indonesia. Di mana sektor peternakan masih lemah. Ternak penghasil susu di Indonesia masih kurang memadai jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ujung-ujungnya, nanti hanya akan impor dan itu hanya akan menyedot banyak anggaran.
Sejalan dengan riset-riset yang berkembang dan munculnya peran dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), kelor semakin mendapatkan tempat di berbagai negara, termasuk negara maju seperti Israel yang kini berhasil menghijaukan padang pasir dengan kelor. Di Kuba, 3 tahun sebelum Fidel Castro meninggal, orang nomor satu Kuba itu juga aktif berkebun kelor untuk mengatasi gizi buruk. Kedua negara itu bahkan sekarang serius mengambangkan tanaman kelor untuk pemasok bahan baku produksi makanan dan obat.
Kelor terbilang mumpuni dalam memasok gizi keluarga petani. Kelor bisa ditanam di pekarangan, pinggir ladang, pinggir jalan, dan kawasan tanah lereng yang rawan longsor. Kelor adalah sumber kaya vitamin, mineral, dan asam amino. Ini mengandung sejumlah besar vitamin A, C, dan E, kalsium, kalium, dan protein.
Odesa Indonesia sendiri saat ini getol menyebarluaskan budi daya kelor di kawasan Bandung Utara. “Keluarga golongan pra-sejahtera dan sejahtera I yang sulit ekonomi bertebaran di kampung-kampung, anak-anaknya kurang gizi,” kata Faiz. (ded/ded)
Sumber:https://student.cnnindonesia.com/inspirasi/20171030142757-454-252159/revolusi-susu-kelor-dan-strategi-peningkatan-gizi/