Seputar Kanker pada Anak

0
166

Ilustrasi penderita kanker di China. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNN Indonesia — Penyakit kanker adalah salah satu penyakit kronis yang kian menggerogoti masa depan anak Indonesia. Fakta dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa setiap tahunnya sebanyak 4100 anak atau 2-3 persen anak di Indonesia menderita kanker. Di mana gejalanya seringkali sulit dideteksi.

Keadaan ini diperburuk dengan kurangnya informasi mengenai kanker pada anak dan rendahnya pengetahuan orangtua bahwa anak-anak juga dapat terserang kanker sejak lahir. Kanker bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Namun, jenis-jenis kanker yang paling sering terjadi pada anak-anak berbeda dari orang dewasa. Dalam beberapa kasus tertentu, anak-anak bisa saja memiliki kanker yang ada pada orang dewasa.

Berikut ini jenis kanker yang bisa menyerang anak-anak:

Leukimia
Kanker ini menyerang sumsum tulang dan darah. Kanker jenis ini menyumbang sekitar 30 persen dari semua kanker pada anak-anak. Jenis leukimia yang paling umum diidap anak adalah leukimia akut limfositik dan leukemia myelogenous akut. Leukumia dapat menyebabkan nyeri tulang dan sendi, kelelahan, kelemahan, kulit pucat, pendarahan atau memar, demam, penurunan berat badan, dan gejala lainnya.

Kanker otak
Tumor dan kanker otak merupakan jenis kanker paling umum pada anak-anak. Biasanya kanker yang menyerang sistem saraf pusat ini dialami sekira 26 persen anak penderita kanker. Biasanya dimulai dengan tumor yang berkembang pada bagian bawah otak. Tumor ini menyebabkan sakit kepala, mual, muntah, penglihatan kabur, kejang, kesulitan berjalan, dan gejala lainnya.

Neuroblastoma
Kanker ini menyerang sel-sel saraf anak. Sekira 6 persen kanker dialami oleh penderita kanker anak. Neuroblastoma bisa dimulai pada bagian perut dan ditandai dengan pembengkakan, yang menyebabkan nyeri tulang dan demam.

Tumor wilms
Biasa disebut nefroblastoma. Tumor ganas atau kanker ini menyerang ginjal dan bisa ditemui pada anak berusia 3-4 tahun. Gejala awal ditandai dengan demam, nyeri, mual, serta kurang nafsu makan. Tumor Wilms terjadi pada 5 persen anak kanker.

Limfoma
Kanker ini menyerang sistem kekebalan tubuh. Limfoma ini dimulai dari perkembangan sel kanker di kelenjar getah bening, seperti amandel atau timus. Limfoma dapat memengaruhi sumsum tulang dan organ lainnya. Gejala tergantung di mana kanker itu berkembang. Umumnya, anak mengalami penurunan berat badan, demam, erkeringan, kelelahan, timbul benjolan pada area kulit leher, ketiak, atau pangkak paha.

Rhabdomyosarcoma
Kanker ganas ini biasanya berkembang pada otot rangka. Kanker jenis ini bisa menyerang kepala dan leher, pangkal paha, perut, panggul, atau di tangan. Biasanya, anak merasakan nyeri pada benjolan yang terkait. Sekira 3 persen anak pengidap kanker mengalami ini.

Retinoblastoma
Kanker mata ini dialami sekira 2 persen dari kanker pada anak. Biasanya, terjadi pada anak yang berusia 2 tahun dan jarang ditemukan pada anak di atas usia 6 tahun. Retinoblastoma ditandai dengan mata merah, pupil terlihat putih atau merah muda.

Kanker tulang
Kanker tulang paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Kanker bisa berkembang pada usia berapa saja. Setidaknya, 3 persen anak kanker mengalami jenis kanker ini. Kanker tulang ditandai dengan pembengkakan di area tulang, disertai dengan rasa nyeri.

Kanker paru-paru
Kanker paru-paru tetap menjadi salah satu kanker paling umum di seluruh dunia, mengklaim lebih banyak kehidupan setiap tahun dibandingkan kombinasi prostat, payudara, dan kanker usus besar. Hal ini dihitung bahwa nilai kanker paru-paru untuk hampir satu dari lima kematian akibat kanker di seluruh Dunia.

Pada tahun 2012, ada 1,8 juta kasus kanker paru-paru yang baru didiagnosis. Kanker paru-paru adalah penyakit langka di awal abad ke-20, namun kejadiannya semakin meningkat dengan meningkatnya kebiasaan merokok, dan ini telah menjadi jenis kanker yang paling khas di dunia. Kanker paru-paru menyebabkan 12,8 persen kasus kanker dan 17,8 persen kematian akibat kanker di seluruh dunia.

Kanker paru-paru adalah penyakit yang sepenuhnya dapat dicegah. Unsur-unsur yang berperan dalam pengembangan kanker meliputi produk tembakau, produk industri (uranium, radiasi, asbes) polusi air, dan kekurangan nutrisi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa faktor kritisnya adalah respirasi jangka panjang zat karsinogenik.

Studi kontrol kasus epidemiologis pada akhir 1950-an membuktikan bahwa merokok berkorelasi kuat dengan kanker paru-paru. Kesimpulan pertama bahwa merokok adalah alasan kanker paru-paru diterbitkan pada tahun 1962. Merokok adalah alasan untuk mengembangkan kanker paru-paru sebesar 94 persen. Risiko kanker paru-paru adalah 24-36 kali lebih tinggi pada perokok daripada non-perokok. Resikonya adalah 3,5 persen untuk merokok pasif. Usia untuk mulai merokok, jumlah asap rokok, dan jenis tembakau dan asap memiliki pengaruh terhadap risiko terkena kanker paru-paru. (ded/ded)

Sumber:https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20180103103425-436-266294/seputar-kanker-pada-anak

LEAVE A REPLY