Seorang pasien sedang menjalankan perawatan kemoterapi di Antoine-Lacassagne Cancer Center di Nice, Perancis, 26 Juli 2012. (Foto:Dok)
Sebuah penelitian menunjukkan, banyak wanita yang mengikuti pengobatan kanker payudara dini dengan terapi hormon selama lima tahun untuk mencegah tumor agar tidak kambuh, masih mungkin mengalami keganasan baru dua dekade setelah mereka didiagnosis.
Peneliti memeriksa data dari 88 uji klinis yang melibatkan 62.923 perempuan dengan reseptor estrogen (reseptor positif). Setelah mengobati tumor ER-positif dengan kemoterapi, radiasi atau operasi, pasien biasanya mendapatkan terapi lanjutan selama lima tahun dengan pil berbasis hormon setiap hari – baik tamoxifen atau penghambat pertumbuhan, aromatase. Tujuan terapi ajuvan adalah untuk menghancurkan sel kanker yang masih ada yang tidak terbunuh pada perawatan awal.
Semua perempuan bebas dari kanker saat mereka menyelesaikan lima tahun terapi berbasis hormon adjuvan.
Namun studi tersebut menemukan selama 15 tahun ke depan, kanker payudara kembali kambuh pada 41 persen perempuan yang memiliki risiko tertinggi dalam penelitian. Pasien dalam kelompok ini adalah mereka yang awalnya memiliki tumor terbesar yang telah menyebar paling banyak ke bagian tubuh lain, selainpayudara.
Bahkan pasien perempuan dengan risiko terendah yang awalnya memiliki tumor kecil, yang tidak menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lainnya masih memiliki 10 persen kemungkinan untuk kambuh kembali, para peneliti melaporkan secara online pada 13 November di New England Journal of Medicine.
“Kami tahu bahwa terapi adjuvan (hormon berbasis) selama 5 tahun secara substansial mengurangi risiko kekambuhan dan kematian,” kata penulis kajian senior, Dr. Daniel Hayes, dari University of Michigan Comprehensive Cancer Center di Ann Arbor.
“Kami sekarang memiliki bukti bagus bahwa meneruskan terapi adjuvan (berbasis hormon) setelah batas lima tahun, bisa menekan dan mengurangi kekambuhan dan kematian,” kata Hayes melalui email.
Dokter telah lama mengetahui bahwa pengobatan dengan tamoxifen selama lima tahun, mengurangi kekambuhan sekitar setengahnya selama perawatan, dan hampir sepertiga selama lima tahun ke depan. Penghambat pertumbuhan aromatase, yang hanya bekerja pada perempuan pasca menopause, bahkan lebih efektif daripada tamoxifen dalam mengurangi kekambuhan dan kematian akibat kanker payudara.
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan tambahan terapi hormon selama lima tahun, bahkan lebih efektif. Tetapi efek sampingnya membuat beberapa perempuan enggan melanjutkan. Efek samping yang mengancam jiwa jarang terjadi, namun wanita yang mengonsumsi hormon ini dapat memiliki gejala menopause seperti serangan panas (hot flashes) dan kekeringan vagina.
Data menunjukkan bahwa perempuan dengan kanker payudara ER-positif setidaknya harus mempertimbangkan terus melanjutkan terapi adjuvan setelah lima tahun, menurut kesimpulan para peneliti.
“Sel kanker payudara bisa menjalar dari tumor primer ke kelenjar getah bening dan bisa beredar di seluruh tubuh yang tidak terdeteksi dengan pemeriksaan (metode) saat ini. Dan seiring waktu, sel kanker yang beredar ini bisa menempel pada organ lain di tubuh dan biasanya, pada saat itu, baru bisa didetelksi bila kanker kambuh,” kata Albert Farias, seorang peneliti kanker di Keck School of Medicine di University of Southern California di Los Angeles yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
“Salah satu cara kerja pengobatan adjuvan kanker payudara adalah membunuh dan / atau menghentikan sel kanker yang tidak terdeteksi untuk tumbuh dan membelah,” kata Farias melalui email.
Meskipun penelitian tersebut menunjukkan beberapa perempuan mungkin memiliki lebih banyak risiko kekambuhan berdasarkan karakteristik tumor aslinya, masih susah diprediksi dan perempuan perlu tetap waspada, kata Dr. Sharon Giordano dari University of Texas MD Anderson Cancer Center di Houston.
“Kanker payudara bisa tidak aktif selama bertahun-tahun, sehingga perempuan bisa tampak tidak sakit. Namun masih bisa kambuh bertahun-tahun kemudian, jika tumor menjadi aktif kembali,” kata Giordano melalui email. “Kami tidak tahu mengapa beberapa jenis kanker menjadi aktif lagi setelah tidak akfti selama bertahun-tahun.”
Perempuan memerlukan pemeriksaan rutin dan pemeriksaan payudara, serta mamogram tahunan, kata Dr. Alana Biggers, seorang peneliti di University of Illinois-Chicago yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
“Jika seorang perempuan berisiko tinggi terkena kanker payudara, seperti perempuan dengan mutasi gen, dia mungkin memerlukan mammogram dan MRI payudara,” Biggers menambahkan melalui email. “Selain itu, seharusnya wanita menjaga berat badan yang sehat, olahraga, berhenti merokok, dan membatasi konsumsi alkohol untuk mengurangi risiko kembalinya mereka. ” [aa/fw]
Sumber:https://www.voaindonesia.com/a/terapi-hormon-lanjutan-kurangi-risiko-kambuh-kanker-payudara/4126157.html