Blog Page 76

7 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memijat Bayi

0

Pijat bayi memberi banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak. Namun, ada beberapa hal yang patut jadi perhatian buat orangtua. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia — Tumbuh kembang anak dapat tercapai dengan maksimal, salah satunya lewat stimulasi termasuk dengan pijat. Pijat pada bayi melibatkan berbagai aspek dasar perkembangan anak bawah dua tahun (baduta) seperti stimulasi sentuh, gerak, urut, pendengaran juga penglihatan.

Menurut Ina Rosalina Dadan, Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Kementerian Kesehatan RI, kegiatan pijat juga menguatkan bounding atau ikatan antara orang tua dan bayi. Selain itu, pijat juga akan memberikan sejumlah manfaat seperti menambah nafsu makan, anak jadi ceria, tidur lebih lelap, dan membantu relaksasi.

Saat ditemui usai pijat massal di lingkungan Kemenkes, Ina memberikan beberapa hal yang patut menjadi perhatian orang tua terkait pijat bayi.

1. Fokus hanya pada anak

Hal pertama yang ditekankan Ina ialah orang tua mesti fokus pada anak. Mungkin orang tua sudah mempersiapkan tempat yang nyaman, alas pijat yang empuk serta kuku tangan yang pendek, tapi hal yang utama tetap niat orang tua.

“Tentu tujuannya harus, saya mau ketemu anak saya. Saya memang mau menyentuh anak saya, jadi HP semua apapun yang mengganggu itu enggak ada dulu,” jelas Ina saat ditemui di Auditorium Siwabessy, Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (7/11).

2. Ada komunikasi dengan anak

Sembari memijat, orang tua dapat mengajak anak bicara, bercerita atau menyanyi. Menurut Ina, meski anak belum bisa mendengarkan dengan baik, tapi hal ini mampu menguatkan ikatan dengan anak. Anak akan merasa dekat dengan orang tuanya.

3. Waktu terbaik

Waktu pijat juga perlu diperhatikan. Jangan sampai membangunkan anak hanya karena akan dipijat, memaksa anak untuk dipijat atau memaksakan posisi stimulasi pijatan tertentu.

“Waktu terbaik adalah di mana bayinya sudah tidur nyenyak, bangun segar. Jangan habis makan, habis minum, jangan lagi rewel, atau sakit,” tambah Ina.

4. Usia ideal

Pijat pada bayi dapat dimulai sejak bayi lahir. Namun, kata Ina, ibu-ibu kadang merasa takut dan memilih untuk memijat bayinya setelah tali pusar terputus secara alami atau puput.

Pijat dilakukan hingga bayi berusia kirang dari dua tahun. Bayi berusia dua tahun ke atas bisa dibilang sudah cukup besar dan agak sulit dipijat.

5. Bagian tubuh yang tidak boleh dipijat

Orang tua perlu memperhatikan bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dipijat karena efeknya berbahaya untuk anak. Pemijatan biasa dilakukan dengan minyak sehingga tidak boleh terlalu dekat dengan mata atau selaput lendir. Orang tua juga tidak boleh memijit pada bagian ubun-ubun. Ina mengingatkan, ubun-ubun bayi di bawah dua tahun belum terbentuk sempurna.

“Ulu hati juga tidak boleh, anak masih terlalu kecil, lalu bagian tulang belakang,” tambahnya.

6. Pijat dengan minyak

Pijat disarankan menggunakan minyak yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit bayi. Minyak seperti minyak kelapa atau baby oil yang biasa ditemui di pasaran, kata Ina, aman digunakan bagi bayi.

Jangan menggunakan minyak telon. Pijatan melingkupi area wajah bayi, sehingga penggunaan minyak telon tidak tepat dan tidak sesuai dengan manfaat yang ingin didapat.

7. Dilakukan tiap hari

Jika pijat di tukang pijat atau baby spa memerlukan biaya, maka pijat di rumah sendiri tentu akan lebih murah. Selain itu, frekuensi pijat juga bisa lebih sering. Ina menyarankan, orang tua memijat bayinya setiap hari selama paling tidak 10-15 menit.

“Kalau cuma seminggu sekali enggak ada gunanya. Nanti lihat bedanya, bayi yang sering dipijat ibunya sama yang tidak,” ujarnya. (rah)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171107192605-255-254160/7-hal-yang-harus-diperhatikan-saat-memijat-bayi/

Bank Sampah Lentera

Bagi Bapak Ibu atau pun Mahasiswa yg berminat mengubah sampah menjadi uang kami menunggu Bapak dan Ibu menjadi nasabah kami di BANK SAMPAH LENTERA Universitas Sari Mutiara Indonesia.

Pelatihan Fasilitator STBM

Pelatihan fasilitator STBM (Sanitasi Berbasis Masyarakat) angkatan 2 di Universitas Sari Mutiara Indonesia bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Kami mengundang mahasiswa atau alumni Bapak dan Ibu untuk mengambil bagian pada pelatihan angkatan ke 3 bulan Februari 2018. Terimakasih

Makanan Tinggi Serat Cegah Kematian Kanker Usus

0

Seorang pekerja mengumpulkan biji-bijian lentil dari sebuah wadah di toko bahan pangan di Mumbai, India. (Foto:Dok)

Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan, orang yang mengonsumsi makanan berserat tinggi atau meningkatkan asupan serat mereka setelah diagnosis kanker usus besar, kecil kemungkinannya akan meninggal karena tumor ini daripada individu yang tidak mengkonsumsi banyak serat.

“Mengonsumsi serat lebih banyak setelah diagnosis kanker kolorektal dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah akibat kanker kolorektal,” kata penulis penelitian senior Dr. Andrew Chan dari Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital di Boston.

“Ini nampaknya terlepas dari jumlah serat yang dimakan sebelum didiagnosis,” kata Chan melalui email.

Chan dan rekannya meneliti data dari 1.575 orang dewasa yang didiagnosis menderita kanker usus besar yang menyelesaikan survei diet dengan merinci berapa banyak serat yang mereka konsumsi. Mereka mengikuti setengah dari peserta survei selama setidaknya selama 8 tahun. Selama periode tersebut, 773 orang meninggal, termasuk 174 yang meninggal karena tumor usus besar dan dubur.

Diet serat tinggi dikaitkan dengan tingkat mortalitas yang lebih rendah. Dibandingkan dengan konsumsi serat terendah dalam penelitian ini, masing-masing tambahan lima gram asupan serat dikaitkan dengan 22 persen kemungkinan kematian yang lebih rendah akibat kanker kolorektal selama penelitian ini dan 14 persen risiko kematian lebih rendah dari semua penyebab kematian, menurut para peneliti seperti dilaporkan di JAMA Oncology.

Mengubah diet setelah diagnosis untuk menambah serat juga dikaitkan dengan manfaat kelangsungan hidup. Setiap tambahan lima gram serat yang ditambahkan ke makanan mereka setelah diagnosis kanker kolorektal dikaitkan dengan kemungkinan kematian 18 persen lebih rendah akibat kanker kolorektal selama penelitian ini, serta 14 persen kematian lebih rendah dari semua penyebab kematian.

Bagaimanapun, jenis serat yang dikonsumsi itu penting.

“Tampaknya serat sereal dan makanan kaya biji-bijian dapat dikaitkan dengan risiko terendah kematian akibat kanker kolorektal,” kata Chan.

Penelitian tersebut menemukan, setiap tambahan 5 gram serat sereal dikaitkan dengan 33 persen kemungkinan kematian yang lebih rendah akibat kanker kolorektal dan 22 persen kemungkinan kematian lebih rendah dari semua penyebab.

Serat nabati tidak terkait dengan penurunan kematian akibat kanker usus yang bermakna, namun masing-masing ekstra 5 gram sehari dikaitkan dengan kemungkinan penurunan risiko kematian sebanyak 17 persen dari semua penyebabnya.

Sementara itu, serat buah tampaknya tidak menurunkan kematian karena kanker atau penyebab lainnya.

Penelitian ini bukan eksperimen terkontrol yang dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana asupan serat dapat mempengaruhi kemungkinan kematian akibat kanker usus besar, catat para peneliti.

Dr. Samantha Hendren, seorang peneliti dari Universitas Michigan di Ann Arbor, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mencatat faktor risiko kanker kolorektal yang paling penting adalah riwayat keluarga, riwayat hidup polip / kanker, penyakit tertentu seperti kolitis ulserativa, dan tidak menjalani pemeriksaan berkala.

“Gaya hidup juga bisa mempengaruhi risiko,” kata Hendren melalui email. “Namun, diet hanya salah satu komponen risiko gaya hidup. Tidak merokok, berat badan normal, dan mengkonsumsi aspirin semuanya terkait dengan risiko kanker kolorektal yang lebih rendah. ”

Meskipun diet hanya satu bagian dari teka-teki, mungkin saja serat itu memiliki efek menguntungkan pada metabolisme yang dapat melindungi dari kanker, Hendren menambahkan. Namun tidak jelas mengapa pasien yang sudah memiliki tumor kolorektal akan hidup lebih lama dengan mengkonsumsi lebih banyak serat pada saat itu.

Meski begitu, mengonsumsi makanan berserat tinggi dapat menurunkan risiko terkena kanker kolorektal atau kanker dari tumor, catat Nour Makarem, seorang peneliti di Columbia University di New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Oleh karena itu, mengonsumsi makanan sehat yang tinggi kandungan gandum (misalnya beras merah, havermut, sereal gandum atau roti gandum) dan sumber serat lainnya seperti buah dan sayuran dapat melindungi dari kanker kolorektal dan juga meningkatkan hasil dan mengurangi risiko kematian di antara korban kanker kolorektal,” kata Makarem melalui email.[aa/fw]

Sumber:https://www.voaindonesia.com/a/makanan-tinggi-serat-cegah-kematian-kanker-usus/4104377.html

RI Bantu Afghanistan Bangun Klinik Kesehatan

0

Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Kabul, Senin (6/11). (Dok. Kemenlu)

Jakarta, CNN Indonesia — Indonesia memberikan dana hibah bagi Afghanistan untuk membangun klinik kesehatan. Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menandatangani nota kesepahaman pemberian dana hibah untuk keperluan itu dalam lawatan kerja ke Kabul, Senin (6/11).

“Kami menandatangani MoU pemberian hibah untuk pembangunan klinik kesehatan yang berada di kompleks Indonesia Islamic Center di sana. Dengan hibah ini, maka pembangunan klinik bisa dilakukan segera,” kata Retno usai bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, lewat tayangan video yang diterima CNNIndonesia.com.

Selain dana hibah, pada lawatan Retno tersebut sejumlah nota kesepahaman atau MoU demi meningkatkan hubungan kerja sama antara kedua negara diteken. Berbagai MoU itu merupakan komitmen Indonesia mempercepat pembangunan di negara Asia Selatan tersebut.

Sebelumnya Indonesia juga telah meresmikan Masjid As-Salam yang mampu menampung 2.500 jemaah di kompleks tersebut pada September lalu. Indonesia melalui Mou antara badan usaha milik negara (BUMN) kedua pemerintah juga membidik pembangunan bandar udara di Kabul serta sejumlah infrastruktur lain seperti perumahan dan jalan raya.“Ini kunjungan bersejarah yang pertama dilakukan seorang menlu RI sejak 1961 lalu. Maka dari itu, kunjungan tadi saya gunakan untuk meningkatkan komitmen hubungan kedua negara dalam berbagai sektor seperti ekonomi, sosial-budaya, pembangunan, maupun kontribusi RI mengenai peace building dan rekonsiliasi Afghanistan,” papar Retno.

Kegiatan pembangunan perdamaian (peace building) dan rekonsiliasi, menurut Retno, merupakan tindak lanjut dari permintaan Presiden Ashraf Ghani saat berkunjung ke Indonesia pada April lalu.

Selain ekonomi, Indonesia juga ingin meningkatkan kerja sama pendidikan. Seperti pada pada tahun ini, pemerintah RI memberikan 100 beasiswa bagi mahasiswa Afghanistan untuk belajar di Indonesia.

Pemberdayaan perempuan juga turut menjadi salah satu fokus peningkatan kerja sama antar kedua negara. Indonesia membuka pelatihan bagi polisi wanita Afghanistan. Terkait peningkatan kerja sama tersebut, Rula Ghani, Ibu Negara Afghanistan akan berkunjung ke Indonesia pada Desember mendatang.

Adapun hubungan perdagangan kedua negara meningkat 300 persen pada tahun ini. Lebih dari 100 pengusaha Afghanistan ikut berkontribusi dalam pameran perdagangan di Indonesia yang baru lalu. (nat)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/internasional/20171106184734-113-253874/ri-bantu-afghanistan-bangun-klinik-kesehatan/

WHO Ungkap Upaya Cegah Penularan TBC Masih Rendah

0

Penyakit tuberculosis disebut menjadi penyakit menular paru-paru paling berbahaya di sepanjang 2016. WHO menilai upaya cegah penyebaran TBC masih rendah. (Foto: Thinkstock/Wavebreakmedia Ltd)

Jakarta, CNN Indonesia — Penyakit Tuberculosis (TB) atau biasa disebut TBC menjadi penyakit menular paru-paru paling berbahaya di 2016. Penyakit tersebut juga menjadi penyebab kematian paling tinggi untuk penderita HIV.

Pada 2016 diperkirakan terdapat 10,4 juta kasus TBC di seluruh dunia, dan 10 persen diantara penderitanya juga mengidap HIV.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa usaha untuk melawan TBC telah menyelamatkan hampir 53 juta jiwa sejak tahun 2000, dan menurunkan tingkat kematian akibat penyakit tersebut hingga 37 persen.

Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa aksi pencegahan penularan TBC ternyata belum mencapai target global dan regional yang diinginkan. Tantangan lain yang dihadapi ialah upaya yang belum maksimal dalam menutup kesenjangan perawatan dan pencegahan TBC.

“Kekurangan dalam pendanaan TBC ialah salah satu alasan utama mengapa kemajuan tidak cukup cepat untuk mencapai akhir target TBC,” jelas koordinator Monitoring and Evaluation Unit, Global TB Programme WHO, dokter Katherine Floyd, seperti dikutip dari UN News Center,beberapa waktu lalu.

“Kita memiliki tantangan ganda. Pendanaan yang lebih domestik sangat diperlukan di negara berpenghasilan menengah, dan diperlukan dukungan donor internasional untuk mendukung negara berpenghasilan rendah,” lanjutnya.

Dalam studi Global TB Report 2017 dijelaskan bahwa dengan meniadakan kesenjangan perawatan, dan pendanaan di negara dengan kasus TB tinggi merupakan salah satu cara untuk mengakhiri wabah tersebut.

Direktur Jenderal WHO, Adhanom Ghebreysus mengungkapkan bahwa terdapat ketidaksinambungan antar retorik politik dengan aksi untuk mengakhiri wabah TB pada 2030. Ia mengungkapkan bahwa pendekatan multisektor, dinamis, dan global sangat diperlukan.

Meskipun pengobatan dan pencegahan bergerak pesat di dua sektor pasien prioritas, yakni penderita HIV dan anak di bawah usia 5 tahun, masih banyak orang yang belum mendapatkan akses pengobatan dan pencegahan TB.

Terdapat hampir setengah juta kasus TB terkait HIV dan 15 persen di antaranya tidak menggunakan terapi antiretroviral WHO. Sementara itu obat resistan multi fungsi Rifampicin juga menjadi krisis kesehatan karena ditemukan 600.000 kasus, di mana terdapat perlawanan terhadap obat tersebut.

“Jumlah kematian dan penderita berbicara dengan sendirinya, kita tidak cukup cepat. Aksi yang cepat untuk kesehatan universal dan perlindngan sosial, serta terobosan dalam penelitian juga inovasi sangat penting untuk akses perawatan pasien dengan standar tinggi untuk semua. Terutama orang-orang miskin dan tidak beruntung di mana pun,” jelas direktur WHO Global TB Programme, dokter Mario Raviglione. (tab)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171103213602-255-253384/who-ungkap-upaya-cegah-penularan-tbc-masih-rendah/

(USM) Indonesia Mewisuda 1.340 lulusan

USM INDONESIA: Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes mewisuda lulusan USM Indonesia di MICC, Selasa (31/10).

CENDERA MATA: Ketua Yayasan Sari Mutiara yang juga Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba SH MM menyerahkan cenderamata kepada lulusan USM Indonesia terbaik.

TERBAIK: Koordinator Kopertis Sumut, Ketua Yayasan Sari Mutiara, Sekretaris Aptisi Sumut, Rektor dan Senat USM Indonesia bersama sejumlah lulusan USM Indonesia terbaik.

DISKUSI: Ketua Yayasan Sari Mutiara Parlindungan Purba SH MM (kanan) berdiskusi dengan Sekretaris Aptisi Sumut Dr H Muhammad Isa Indrawan MM.

PENGHARGAAN: Koordinator Kopertis Sumut, Ketua Yayasan Sari Mutiara, Sekretaris Aptisi Sumut dan Rektor USM Indonesia bersama sejumlah lulusan terbaik.

SAMBUTAN: Ketua Yayasan Sari Mutiara yang juga Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba SH MM menyampaikan sambutan pada wisuda USM Indonesia, Selasa (31/10).

KOMPAK : Dari kiri Dr Ivan Elisabeth Purba MKes, Parlindungan Purba SH MM dan Prof Dian Armanto MPd MA MSc PhD saat wisuda USM Indonesia.

BAHAGIA: Wisudawati dan wisudawan USM Indonesia mengikuti proses acara wisuda, pekan lalu.

MENYAKSIKAN: Orangtua wisudawan dan wisudawati USM Indonesia pada acara wisuda di MICC.

USM Indonesia Wisuda 1.340 Lulusan Diploma, Sarjana, Profesi dan Magister

Tetaplah Belajar, Ulet,
Unggul, Jujur dan Kreatif

Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia mewisuda 1.340 lulusan program diploma, sarjana, profesi dan magister di Medan International Convention Centre (MICC) pada 31 Oktober dan 1 November 2017.

WISUDA diwarnai penandatanganan kerja sama yang ditandatangani Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes dengan Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Sumut Achmad Denny SE MSi. Pada wisuda juga disampaikan orasi ilmiah oleh Dewan Kehormatan Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia Dr Habib Adjie MM.

Hadir dalam acara ini antara lain Koordinator Kopertis Sumut Prof Dian Armanto MPd MA MSc PhD, Sekretaris Pelaksana Kopertis Sumut Dr Mahriyuni MHum, Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan yang juga Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba SH MM, Ketua dan Sekretaris Aptisi Sumut Dr Bahdin Nur Tanjung MM dan Dr Muhammad Isa Indrawan MM.

Turut hadir Ketua Ikatan Bidan Indonesia Sumut Dinaria Girsang SPsi MPsi, Ketua Asosiasi Profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sumut Mahsur Al-Hazkiyani, Ketua Asosiasi Profesi Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia (Patelki) Sumut Drs Syahniman MSi, orangtua wisudawan/wisudawati dan undangan lain.

Koordinator Kopertis Sumut dan Sekretaris Pelaksana Kopertis Sumut Prof Dian Armanto MPd MA MSc PhD dan Dr Mahriyuni MHum serta Ketua dan Sekretaris Aptisi Sumut Dr Bahdin Nur Tanjung MM dan Dr Muhammad Isa Indrawan MM mengapresiasi beragam program dan prestasi yang diraih USM Indonesia.

Apresiasi juga diberikan empat tokoh pendidikan Sumut ini terhadap USM Indonesia atas tata kelola perguruan tinggi yang baik, peningkatan kualitas dosen dan mahasiswa melalui kegiatan minat dan bakat seni, olahraga dan kehidupan kampus yang tertib dan tanpa narkoba.

Ketua Yayasan Sari Mutiara yang juga Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba SH MM meminta lulusan USM Indonesia menerapkan ilmunya di masyarakat karena mempunyai tanggung jawab profesi. Bukan hanya kepada Tuhan dan kemanusiaan, kata Parlindungan, tapi kepada diri sendiri.

Saat ini, ia menambahkan Yayasan Sari Mutiara Medan menyelenggarakan tiga institusi pendidikan tinggi yaitu Akper Sari Mutiara, Akbid Sari Mutiara dan USM Indonesia serta mengelola dua rumah sakit di Medan dan Lubuk Pakam.

Rektor USM Indonesia Dr Ivan Elisabeth Purba MKes mengutarakan peserta wisuda terdiri 132 orang Magister Kesehatan Masyarakat, 143 orang Profesi Ners, 693 orang sarjana dan 372 orang diploma tiga.

Ivan menjelaskan sejarah USM Indonesia yang didirikan pada 10 Januari 2013 hingga kini mengelola terdiri empat fakultas dan satu Direktorat Pascasarjana. Terdapat 20 prodi baik di diploma tiga, sarjana, profesi dan pascasarjana.

”Universitas ini pengembangan dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mutiara Indonesia, Cikal bakalnya adalah Sekolah Perawat Kesehatan pada tahun 1982 yang didirikan Ibu Bidan S Sitanggang bersama Bapak Drs W Purba,” rinci Ivan.

Sebagai perguruan tinggi yang baik dan sehat, tegas rektor, USM Indonesia komit menjadi kontributor bagi pengembangan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing. Saat ini ada 11 dosen USM Indonesia sedang pendidikan doktor yang diharapkan selesai tahun 2017. Menyusul tujuh dosen lagi pada awal tahun depan juga melanjutkan pendidikan S3 di dalam dan luar negeri sehingga menambah jumlah dosen berpendidikan doktor.

“Visi USM Indonesia digali dari nilai-nilai ideal yang selama ini menjadi cita-cita semangat dan harapan pendiri yayasan. Kami rangkum menjadi core values USM Indonesia yakni spritualisme, intelektualisme, profesionalisme, nasionalisme dan globalisme,” jelasnya.

Ia menambahkan, USM Indonesia terus membenahi tata kelola yang modern, praktis, efisien, efektif dan akuntabel dalam bidang akademik, kemahasiswaan, penelitian, pengabdian masyarakat, penjaminan mutu dan berbagai bidang lain. Demikian pula peningkatan fasilitas, kualitas dosen, pengembangan laboratorium Osce, farmasi dan ruang kelas. Perpustakaan juga telah bekerja sama dengan Perpustakaan Pusat dan Provsu sehingga tercipta situasi pembelajaran yang lebih baik.

Berkaitan kerja sama dengan IPI Sumut, rektor berharap dapat berjalan dengan baik, khususnya di Bidang Tridharma Perguruan Tinggi yakni pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. IPI Sumut dan USM Indonesia khususnya Prodi Ilmu Perpustakaan akan melaksanakan workshop tentang perpustakaan termasuk perpustkaan sekolah.

Ivan menambahkan, seluruh mahasiswa dipersiapkan dengan kemampuan untuk Menyelesaikan masalah, berpikir kritis, kreatif, softskill, berbahasa Inggris, kepemimpinan dan komunikasi, pengembangan bakat Dan minat melalui pembinaan olahraga dan seni budaya dari berbagai daerah. ”Selain itu ada Satgas Narkoba, Sari Mutiara Rescue dan mahasiswa banyak yang meraih prestasi di even regional dan nasional dalam kompetisi berbahasa Inggris,” paparnya.

Atas dukungan Kopertis Sumut, lanjut rektor, USM Indonesia tiap tahun memperoleh beasiswa pemerintah dalam skema bidik misi dan PPA. Dosen USM Indonesia tiap tahun memenangkan Hibah Kompetisi Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan Kemenristekdikti. Tahun Akademik 2016/2017, 16 dosen USM Indonesia memenangkan hibah penelitian.

”Program Hibah Pusat Karir Dan Tracer Study Kemenristekdikti berturut-Turut sejak tahun 2014 diraih oleh Lembaga Pusat Karir dan Tracer Study USM Indonesia. Dan menjadi percontohan pusat karir dan tracer study di Sumut. Proses sertifikasi dosen sesuai rencana dan tahapan pengembangan, telah berjalan dengan baik dan bertambah tiap tahun,” katanya.

Ivan menambahkan, sistem administrasi akademik terutama pelaporan data mahasiswa dan dosen dalam bentuk feeder telah dilaksanakan USM Indonesia. Termasuk seluruh wisudawan terdaftar di Pangkalan Data Perguruan Tinggi sejak mendaftar sebagai mahasiswa baru, proses perkuliahan, nilai dan prestasi mahasiswa. Sehingga peserta wisuda dapat diakses oleh siapapun dan dari manapun.

”Pada saat ini perubahan dunia sangat cepat dan terintegrasi. Telah terjadi pergeseran dari tergantung kepada sumber daya alam kepada sumber daya manusia. Oleh karena itu tetaplah belajar, ulet, unggul, jujur dan kreatif, bangun jaringan dan mempunyai emosional intelegen,” ucap rektor. (*)

Para wisudawan/ti yang baru diwisuda diharapkan agar menerapkan ilmunya di tengah masyarakat.

“Karena kalian mempunyai tanggung jawab profesi. Bukan hanya kepada Tuhan, kemanusiaan saja, tapi kepada diri sendiri,” ucap Ketua Yayasan Sari Mutiara Parlindungan Purba, SH MM pada wisuda Program Diploma, Sarjana, Profesi, dan Magister Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia yang digelar di Medan Internasional Convention Center (MICC), Jalan Gagak Hitam, Selasa (31/10).

Dalam pelaksanaan perkuliahan di USM-Indonesia selama ini, tentunya banyak hal yang harus diperbaiki dan dicapai. “Kami berharap supaya wisudawan/ti yang baru diwisuda ini terus meningkatkan pengetahuannya,” ujarnya.

Dikatakannya, saat ini kita sudah masuk ke ranah instruktif yaitu adanya efisiensi di segala bidang. Karena itu para wisudawan/ti selalu rajin menambah wawasan dengan membaca koran, majalah, dan memanfaatkan handphone untuk melihat perkembangan-perkembangan dunia.

Sebelumnya Rektor USM-Indonesia Dr. Dra. Ivan Elisabeth Purba, MKes menjelaskan, acara wisuda kali ini diselenggarakan selama dua hari dengan jumlah peserta wisuda sebanyak 1340 orang, terdiri dari 132 orang Magister Kesehatan Masyarakat, 143 orang Profesi NERS, 693 orang Sarjana, dan 372 orang Diploma III.

“Selasa ini diwisuda 728 orang yang terdiri dari berbagai program studi. Selamat kepada seluruh wisudawan/ti USM-Indonesia. Jadilah kebanggaan orangtua, keluarga, bangsa, dan negara,” tuturnya.

Dia menyampaikan kepada wisudawan/ti, saat ini perubahan sangat cepat dan terintegrasi, telah terjadi pergeseran dari Sumberdaya Alam kepada Sumberdaya Manusia. Oleh karena itu tetaplah belajar, ulet, unggul, jujur dan kreatif, bangun jaringan, serta mempunyai emosional inteligen.

“Sebagai perguruan tinggi yang baik dan sehat, USM-Indonesia tetap berkomitmen menjadi kontributor bagi pengembang SDM yang berkualitas dan berdaya saing sesuai dengan visi yang diterapkan,” terangnya.

Di samping itu secara bertahap terus mempersiapkan diri dalam mencapai visi dan misinya dengan melakukan pembenahan dalam berbagai bidang antara lain tata kelola yang modern, praktis, efisien, efektif, dan akuntabel dalam bidang akademik, kemahasiswaan, penelitian, pengabdian masyarakat penjaminan mutu.

Peningkatan fasilitas pendidikan dan kualitas dosen juga menjadi suatu keharusan dalam rangka menyiapkan lulusan yang berkualitas. “Saat ini USM-Indonesia sedang melakukan pengembangan pembangunan laboraturium OSCE, farmasi, ruang kelas, dan pengembangan perpustakaan untuk mendukung terciptanya situasi pembelajaran yang lebih baik,” paparnya.

Dosen dan tenaga kependidikan yang kompeten dan profesional dengan jenjang pendidikan S2 dan S3 menjadi suatu persyaratan di USM-Indonesia. “Sekarang ini terdapat 11 orang dosen yang sedang dalam pendidikan Doktor yang diharapkan akan selesai tahun ini,” tandasnya.

Sedangkan dalam bidang kemahasiswaan antara lain dipersiapkan dengan kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, softkill, bernahasa inggris, kepemimpinan dan komunikasi, serta pengenalan bakat dan minat melalui kegiatan pembinaan olah raga dan seni budaya dari berbagai daerah.

Peserta Wisuda USM Indonesia
– 132 Orang Magister Kesehatan Masyarakat
– 143 Orang Profesi Ners
– 693 Orang Sarjana
– 372 Orang Diploma Tiga

“Visi USM Indonesia digali dari nilai-nilai ideal yang selama ini menjadi cita-cita semangat dan harapan pendiri yayasan. Kami rangkum menjadi core values USM Indonesia yakni spritualisme, intelektualisme, profesionalisme, nasionalisme dan globalisme.”

Sumber:

 

 

Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan Kesehatan Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia Mengenai SADARI, Dampak Aborsi Dan Junk Food

Orang Indonesia Wajib Minum 12 Gelas Per Hari

0

Selain menjaga pola makan dan memulai gaya hidup sehat, mengonsumi banyak air mineral menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan daya tahan tubuh. (tookapic/Pixabay)

Jakarta, CNN Indonesia — Menjaga daya tahan tubuh untuk tetap prima selama beraktivitas harus dibarengi dengan pola makan dan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan karbohidrat dan protein saja tidak cukup. Suplemen yang kaya akan vitamin dan mineral pun menjadi salah satu kunci agar tubuh tetap sehat. 

Selain menjaga pola makan dan memulai gaya hidup sehat, mengonsumi banyak air mineral menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan daya tahan tubuh. 

Survei yang dilaksanakan oleh Airborne, sebuah produk suplemen asal Amerika Serikat menunjukkan bahwa 84 persen orang memilih untuk tidur lebih banyak agar menjaga daya tahan tubuh, 70 persen mengonsumsi jus dan buah-buahan.

Sekitar 75 persen lainnya memilih mengonsumsi vitamin dan suplemen, sedangkan 88 persen meminum air mineral lebih banyak.

Meskipun begitu, ahli nutrisi Dokter Matthew Lantz Blaylock menemukan masalah kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi air mineral. 

“Kebanyakan orang Indonesia secara umum mengalami dehidrasi dan perlu minum jauh lebih banyak. Saya anjurkan peling sedikit seseorang perlu minum tiga liter per hari” kata Matthew, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa alih-alih mengonsumsi delapan gelas per hari layaknya yang selalu disampaikan, ia menganjurkan mengonsumi 12 gelas per hari karena iklim tropis yang dimiliki Indonesia.

“Secara tidak sadar orang sering berkeringat dan karena ini daerah panas jadi orang perlu minum lebih banyak dari yang dianjurkan. Itu salah satu hal yang cukup penting untuk membantu kesehatan dan menjaga daya tahan tubuh,” lanjutnya.

Dehidrasi memiliki efek besar dalam mengganggu sistem daya tahan tubuh dan mampu menyebabkan flu, lemas, dan kurang fokus akan aktivitas yang dilakukan. Mengonsumsi air juga merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan karena 70 persen komposisi tubuh manusia terdiri dari air. (tab)

Sumber:https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171101213435-255-252854/orang-indonesia-wajib-minum-12-gelas-per-hari/

- Advertisement -